5. Toko Buku

55 17 36
                                    

Halo Lup bacanya pelan-pelan aja, part ini panjang 1900++

Don't too be long
Happy reading 💜


***

Saat aku berbohong aku hanya ingin menjaga perasaanmu.

Riko menelan ludah kasar. Ia memutar otak berusaha keluar dari zona yang mampu menyekat tubuhnya. Ia menarik tangan Mela, mengukir senyum manis di sudut bibir.

"Jadi dong La, ngerjain tugas bareng di tempat biasa kan?" celetuk Riko asal mampu mengerutkan alis tipis Mela. Ia tersenyum lebar, mengalungkan lengan pada lekukan leher Mela.

"Gue pergi duluan ya," sambung Riko cepat tanpa menunggu balasan dari mereka.

Mela menyeret tubuh mengikuti derap langkah Riko yang terbilang cepat. Usahanya yang memberontak tak mampu menjauhi lengan Riko pada lekukan lehernya.

"Sialan, lo ngapain rangkul-rangkul gue?" ketusnya berhasil membuat Riko melepaskan rangkulan. Ia menatap tajam Riko yang berdiri berkacak pinggang dengan tatapan menantang. Riko tersenyum smirk.

"Gini La, gue itu cuma mau ngelindungi elo dari Ramel--"

"Emangnya dia punya penyakit rabies yang menular gitu?" tanya Mela cepat memotong ucapan Riko yang terbilang lamban saat berbicara. Riko membuang napas kasar, terkekeh hambar mendengar umptan Mela.

"Ehh Nui selingkuhin gue sama mantannya yang jelek itu?!" tuduhnya berhasil membuat Riko membulatkan mata.

Elo kalik selingkuhannya,
Riko membatin menyembunyikan senyum tipisnya.

"Mereka memang udah putus tapi mereka temenan, katanya biar keliatan dewasa," balas Riko asal sesekali mengusap pelan tengkuk.

"Terus?"

"Ramel itu orangnya gakal, lo mau wajah cantik lo itu di cakar sama dia?" bohong Riko membuat Mela bergidik ngeri. Tangannya cepat mengambil kaca mungil yang ia sembunyikan dalam saku rok.

"Gue gak mau mukak cantik gue jelek," ucapnya histeris, melihat pantulan wajahnya dalam kaca mungil itu. Mela membuang napas kasar, menatap Riko dengan alis bertaut.

"Lo gak bohong kan?" tanyanya mendekatkan wajah di hadapan Riko.

Riko menggeleng cepat. Sudut bibir Mela tertarik memperlihatkan senyum kecut.

"Yaudah bilang sama Nui jangan deket-deket sama si Ramel, yang gak ada bandingnya sama gue. Dia itu kecil," ketus Mela mengedikkan jari kelingkingnya.

Rambutnya yang sengaja ia kibaskan berhasil membuat wajah Riko perih. Mela tersenyum tipis melihat Riko dengan raut kesalnya.

"Sialan," umpat Riko kesal melihat Mela yang kini menghentakkan kaki meninggalkan dirinya.

***

"Mel dengerin Nui dulu Mel." Nui berucap, berjalan cepat mengikuti hantapan langkah Ramel yang terbilang cepat.

Tangannya terjulur bebas menggenggam pergelangan tangan Ramel. Nui diam menatap sendu kearah Ramel yang seakan siap mengeluarkan  umpatan.

"Nui gue gak peduli, lo mau jalan sama cewek yang tadi kek, mau pacaran sama dia kek, gue gak peduli," cetus Ramel kesal berusaha menepis cengkraman Nui yang semakin menyekat pergelangan tangannya.

"Nui sakit," keluhnya.

Nui melepaskan genggaman. Tatapannya datar, tak menyiratkan apa yang ia rasakan.

Melteen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang