38. Posesif

13 5 0
                                    

Perasaan ini tidak lagi abu, namun kau seakan enggan menghapus pembatas abstrak yang kau buat


Lewat kaca bening itu, terlihat jelas pantulan wajah Ramel. Nui bahkan tidak melewatkan momen itu. Bibir tipis itu perlahan tertarik membentuk lengkung yang terlihat manis. Ramel mendongakkan kepala melihat Nui mengukir senyum.

“Dasar aneh,” gerutu Ramel. Nui mendengar mengalihkan pandangan. Sebelah tangannya ia masukkan kedalam saku celanan dan sebelahnya ia gentungkan pada gantungan bis. Menyebalkan memang, harusnya ia bisa duduk di samping Ramel, atau berdiri bersama Ramel, namun gadis itu malah menyuruhnya untuk berdiri, menyebalkan.

Perlahan Nui mengeluarkan sebuah bandana berwarna merah bata, jemarinya terjulur mengikat benda itu di pergelengan tangan Ramel. sesekali Ramel menolak namun tetap saja pria itu menahan tangannya sampai ia berhasil mengikatkan benda itu di pergelangan tangan Ramel.

“Jangan di lepas, biar sama,” Nui berucap menunjuk keningnya yang mengenakan ikat kepala berwarna merah bata yang Ramel berikan. Gadis iu tersenyum tipis.

“Masih elo simpen?”

“Barang barang mantan gak boleh di buang, giamanapun juga mantan pernah buat elo bahagia,” celetuk Nui kelewat cepat. Ramel diam, membuang napas malas menatap keluar jendela.

“Tapi mantan juga buat elo patah hati,” celetuk Ramel. Nui tersenyum getir.

***

Wisma hanya diam melihat Velo terus mengoceh, gadis itu terlihat marah hingga mengabaikan gelato caramel kesukaan. Wisma berdiri di sampingnya bahkan ia acuhkan. Wisma menjilati gelato maca yang sempat ia beli beberapa menit lalu.

“Wisma kamu dengerin aku gak sih?” Vello menggerutu kesal. Wisma hanya mengangguk membalas ucapannya. “Aku kesel banget jelas jelas yang punya akun Melteen itu Ramel bukan Geby,” kalimat itu bahkan Velo ulang hingga tujuh kali. Wisma hanya mengangguk menanggapi, kembali ia menjilati gelato maca yang mulai meleleh.

“Kamu masih ingetkan, kamu pernah nyanyiin aku lagu  dan itu kita Cuma berdua aja, dan aku gak pernah unggah video itu, aku Cuma kirim ke Ramel dan nyyuruh dia buat unggah di akun youtube itu, tapi kenapa Geby malah ngaku ngaku kalau dia yang punya akun itu?” Wisma berhenti menjilati gelato caramel itu. rasa gelato itu bahkan tersa hambar.

“Tapi kenapa Ramel gak bilang sama Riko?” Velo berdecak. “Udah tapi Riko gak percaya sama Ramel.”

“Ramel buat akun itu cuma mau Nui bisa di kenal sama banyak orang yang kemungkinan kecil dia bisa aja jadi youtuber,” kesal Vello menjadi jadi. Riko yang mendengar ucapan mereka mengecek kembali akun Melteen itu. Ia hanya ingin memastika jika apa yang Vello katakan tidak benar. Jemari Riko menekan satu Vedio yang berjudul

–fakta Riko Si Vokalis-

Jemarinya menekan chenel itu. foto masa kecil hingga ia beranjak dewasa terlihat dalam chenel itu di tambah dengan keterangan disetiap foto.

1. Riko takutun kodok dulu kodok perah melompat tepat di wajahnya, ia menangis bahkan berteriak seperti seorang wanita.

2. Riko pernah memenangkan lomba gitar akustik saat ia duduk di bangku kelas lima, katanya terlalu mustahih untuk kalah, karena menang adalah takdirinya.

3. Riko suka makan kepiting rebus, tapi ia tidak pernah mau menyentuh kepiting katanya kepiting itu bau.

4. Riko bercita cita menjadi atlet renang, namun semenjak ia tenggelam waktu ujian renang, ia bertekat tidak mau lagi menjadi atlet renang, katanya air lebih berbahaya.

Melteen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang