36. Kangen Elo yang Dulu

12 5 0
                                    

Terkadang jarak terlalu pandai, menjauh secara bertahap hingga menyadarkan rasa rindu.






Velo berlari cepat menuju kelasnya, Ramel memang menyebalkan, ditelepon berkali kali namun sambungan ponsel tidak aktif, ia yakin gadis itu tengah duduk di kelas, dengan kertas origami yang selalu menemani. Napas Velo terengah engah, Ramel yang melipat kertas origami mengalihkan  pandangan ke ambang pintu kelas. Velo berjalan pelan dengan napas yang masih terengah engah. 

“Habis lari meraton di mana?” tanya Ramel asal melihat Velo yang kini duduk di bangku kosong itu. Ia mendengus Ramel memang kurang hajar. 

“Lo udah liat mading?” celetuk Velo cepat. Ramel mengangguk santai berhasil membuat Velo geram. Gadis itu memukul mukul bangku tak kentara, Ramel memang menyebalkan namun yang menempel poster itu jauh lebih menyebalkan. 

“Siapa sih orang bodoh yang nempel poster itu?” gerutunya kesal. “Gue gak trima kalau orang orang mikir Geby yang udah buat Nui, Riko dan Wisma terkenal, gue gak trima kalau orang bilang Geby yang punya akun melteen itu Mel,” sambuangnya frustasi. Ramel diam terlihat sibuk dengan kertas origami. Velo membuang napas kasar. Tubuhnya menghadap sempurna ke arah Ramel yang sibuk membuat bunga kertas. 

“Mel,” panggil Velo. Ramel hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya. “Mel, masak ia lo cuma diem aja, ini gak benar Mel, elo yang punya akun Melteen itu bukan Geby, elo yang udah unggah video mereka dan elo juga yang udah buat mereka diundang ke Frima musik,” geram Velo kesal. Ramel menghentikan jemarinya melipat kertas origamai memilih memperhatikan lekukan bunga  yang sempat ia lipat beberpa menit tadi. 

“Kadang hidup itu teka teki Vel, gue bahkan gak tahu kenapa Geby bisa ngomong kayak gitu, gue gak peduli Vel, siapa yang dapet pujian, yang jauh lebih penting tujuan gue buat akun Melteen terwujut berhasil membuat mereka di kenal banyak orang, gue gak butuh pujian itu, gak ada gunanya, lagi pula dapet pujian dari banyak orang gak buat hidup gue seneng,” ucap Ramel datar, ia tersenyum getir diakhir ucapannya. Ramel bangkit berdiri, mendorong bangku memberi celah untuk keluar dari tempat itu. Ia melangkah pelan meninggalkan Velo. Gadis itu diam melihat punggung Ramel lenyap di ambang pintu.

“Tapi itu gak adil buat elo Mel,” gumam Velo pelan.

***

Ramel berjalan pelan menyusuri koridor, telinganya terasa panas mendengar pujian yang ditujukan untuk Geby. 

Geby baik banget ya bisa buat mereka terkenal kayak gitu

Geby udah cantik, pinter, baik dan yang paling penting dia yang punya akun Melteen yang gue subsribe itu loh

Geby emang cocok banget kalau di sandingin sama Nui.

Ramel mempercepat langkah, sial kakinya tersasa tertahan tepat di depan mading. Kesal ia menoleh memerhatikan poster itu. Foto Nui, Wisma, dan Riko ditambah foto Geby dengan senyum mengembang di pojok kanan atas. Mata hazel itu kembali membaca kalimat yang tertera dalam poster.

Bintang baru SMA Samudera, telah menjadi youtuber dan selebgarm dengen folowers mencapai 2,5 juta. Berkat Geby Satalia yang menjadikan mereka terkenal  sepeti itu dengan akun Melteen milik Geby. 

Ramel menatap tajam wajah Geby, entah kenapa rasanya gadis itu ingin merebut semua yang ia punya. 

“Gila foto gue ni Mel,” suara berat itu berhasil membuat Ramel mengalihkan pandangan. Ia menatap datar kearah Riko yang kini tersenyum melihat foto itu.

“Gak nyangka Geby bisa sekeren itu,” sambungnya menggeleng heran. Ramel diam berusaha menjadi pendengar yang baik atas pujian Riko. 

“Elo percaya kalau Geby yang punya akun Melteen itu?” tanya Ramel datar. Riko mengangguk pelan masih tersenyum melihat poster itu. 

Melteen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang