Play the music video!
Mike Mohede - Sahabat Jadi Cinta* * * *
"Sahabat itu tertawa di sampingmu, bukan di belakangmu."
* * * *
Tin! Tin!
Clarissa mematut dirinya di cermin sekali lagi. Hari ini rambut hitam sebahunya digerai indah dengan hiasan jepitan bergambar pita. Setelah memastikan seragamnya sudah rapi, ia segera menghampiri bundanya yang berada di dapur.
"Bun, Clarissa berangkat dulu. Aby udah jemput di depan," pamit Clarissa sambil menyalami tangan wanita paruh baya yang wajahnya kelihatan tetap cantik walau sudah berkepala empat.
Fania tersenyum menatap anak gadisnya. "Oh, ya udah. Bilang ke Aby, jangan ngebut-ngebut," pesan Fania.
Clarissa hanya menganggukkan kepala, lalu berjalan keluar rumah. Terlihat lelaki berhelm sepantarannya sudah duduk manis di atas motor sport berwarna hitam. Tanpa Clarissa sadari, laki-laki itu sudah memasang wajah bosan dibalik helm full face yang ia kenakan. "Lama amat, sih!"
Clarissa memutar kedua bola matanya malas. "Lebay, lo." Aby mengembuskan napas, mengalah saja. "Siap, Tuan Putri."
"Ayo, jalan!" desak Clarissa.
Aby menatap wajah sahabatnya dengan kerlingan jahil. "Tunggu dulu, gue kan belum pamit sama bunda buat antar anak curut kesayangannya ini berangkat sekolah," ledek Aby dengan sengaja menekankan kata 'anak curut' kepada Clarissa.
Plak!
Clarissa memukul helm Aby dari belakang. Laki-laki berambut ikal pendek itu mengaduh kesakitan. "Punya mulut sembarangan banget. Udah mirip bidadari gini dikata anak curut." Clarissa mengerucutkan bibirnya.
"Whatever!" balas Aby, menyerah. Daripada diladeni terus-terusan bisa selesai besok pagi.
"Berangkat, Mang!" seru Clarissa yang sudah duduk di atas boncengan sambil menaruh kedua tangannya di bahu cowok itu.
"Emang gue mamang lo!" balas Aby tak terima. Aby melajukan motornya secara tiba-tiba yang membuat Clarissa hampir terjungkal ke belakang.
"UBI GORENG TEPUNG!"
"HADIR!"
* * * *
"Ke kantin enggak, Ris?" tanya Maura, teman sebangku sekaligus salah satu sahabatnya.
"Salsa enggak ikut?" Clarissa balik bertanya sambil mencari keberadaan Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAVER [Completed]
Teen FictionKetika cinta dibiarkan terbagi, di saat itulah hati diharuskan memilih. Jika mereka bagaikan hujan dan matahari, aku selalu butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi. Hujan selalu meneduhkanku, membiarkan semua masalahku ikut terhanyut oleh rintik...