Happy reading <3
¸¸♫·¯·♪¸¸♩·¯·♬¸¸
Jam menunjukkan pukul tiga sore. Para remaja rempong ini sudah sibuk dengan barang bawaannya masing-masing.
Rencananya, sore ini mereka akan mengadakan camping di salah satu area perkemahan yang letaknya cukup jauh dari vila milik keluarga Fadlan."Gue mau bawa koper ajalah!" Maura berteriak frustrasi melihat barang-barangnya tidak dapat dimasukkan semua ke dalam tas ransel.
"Baju ganti, udah. Cemilan, udah. Power bank, udah." Reza mengabsen barang keperluannya sendiri.
"Kulkas belum, Za? Lemari baju jangan lupa!" timpal Abi.
"Kita mau camping, woi! Bukan bedah rumah." Clarissa berdecak heran melihat kelakuan teman-temannya.
"Guys, contoh Aldi dong! Simple, nggak ribet." Salsa menunjuk Aldi yang sudah menggendong ranselnya.
"Guys, kalau Alsya ikut nggak apa-apa kan?" Tiba-tiba Fadlan datang dengan Alsya yang mengekor di belakangnya.
"Ikut aja, biar lebih seru!" ucap Clarissa.
"Asik, ada Alsya. Jadi makin semangat." Abi menggoda Alsya.
"Alsya, sayang. Nanti duduk di sebelah aku ya!" Reza mengedipkan sebelah matanya. Ewh ...
Alsya terkekeh kecil sebagai respon.
"TOLONGIN GUE DONG!"
Suara teriakan sumbang merasuk ke dalam telinga mereka masing-masing.
"RIRIN?" Maura speechless melihat Ririn.
Sebuah termos berukuran satu liter berada di genggaman tangan kanannya. Serta sebuah paper bag yang berisi rencengan minuman sachet. Seperti kopi, susu, coklat, dan lain-lain.
"Ririn mau buka usaha di sana. Lumayan hasilnya buat jajan sempol. Hehe ..."
¸¸♫·¯·♪¸¸♩·¯·♬¸¸
Toyota Kijang LGX berwarna biru tua milik papa Fadlan melaju dalam kecepatan sedang. Menampung remaja-remaja yang selalu bertingkah absurd ini.
Jreng!
Abi memetik senar gitar yang ada di pangkuannya.
"MAAFKAN AKU JADI SUKA SAMA KAMU." Maura melantunkan lagu yang sedang trendy saat ini.
"AWALNYA CURHAT LAMA-LAMA KUCEMBURU," lanjut Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAVER [Completed]
Novela JuvenilKetika cinta dibiarkan terbagi, di saat itulah hati diharuskan memilih. Jika mereka bagaikan hujan dan matahari, aku selalu butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi. Hujan selalu meneduhkanku, membiarkan semua masalahku ikut terhanyut oleh rintik...