Play the music video!
Trisouls - Terbawa Perasaan
* * * *
"Andai dulu negara Indonesia nggak dijajah, pasti buku sejarah tipis!"
* * * *
"Ulangan sejarah tadi susah banget, ya?" keluh Maura.
"Iya, susah banget," timpal Salsa.
Kali ini mereka ada dirumah Clarissa. Sepulang sekolah tadi rencananya mereka akan belajar bersama, tapi realitanya malah menggosip bersama.
"Tapi ada satu yang lumayan gampang pertanyaannya," ucap Ririn.
"Yang mana?" tanya Clarissa.
"Mengapa agama Hindu dapat diterima oleh masyarakat Indonesia?"
"Terus, lo jawab apa?" Maura ikut penasaran.
"Karena mayoritas masyarakat Indonesia bersifat baik, ramah, dan tidak sombong. Serta selalu makan ketika lapar," jelas Ririn dengan bangganya.
Salsa menatap Ririn tak percaya, "Kayaknya lo harus di ruqyah deh." Gadis itu menggeleng-gelengkan kepala.
"Coba aja dulu Indonesia nggak dijajah." Maura berandai-andai.
"Apa pengaruhnya?" tanya Clarissa sambil membalik halaman novelnya.
"Pasti buku sejarah tipis. Nggak tebal-tebal amat kayak bedaknya Miss Loli," jawab Maura sambil menatap layar ponselnya.
"Iya juga, sih," ujar Salsa.
"Beli bakso, yuk!" Clarissa menepuk-nepuk perutnya.
"Ayo, lo yang traktir ya, Ris?" Salsa menampilkan cengiran khasnya.
"Ya udah, Ririn yang jalan, ya?" pinta Clarissa.
Ririn mengangguk kesenangan karena akan ditraktir oleh Clarissa.
"Nih uangnya, Rin. Beli bakso, gue satu, Maura satu, Salsa satu, sama lo sekalian." Clarissa menyebutkan pesanannya.
"Tiga, ya berarti?" tanya Ririn.
"Lho? Beli baksonya, gue satu, Clarissa satu, Maura satu, sama lo sekalian. Jadi berapa?" Kali ini Salsa yang bertanya.
"Tiga," jawab Ririn.
"Kok tiga, sih? Gue ulang lagi ya! Gue satu, Clarissa satu, Maura satu, sama lo sekalian. Jadi berapa?" Salsa bertanya lagi.
"Tiga," jawab Ririn tetap pada pendiriannya.
"Tiga lagi, sih? Lo aja deh, Ra, yang jelasin. Gue emosi lama-lama." Salsa gemas dengan tingkah Ririn.
"Ririn yang cantik anaknya Pak Lathif, tolong beliin bakso ya. Gue satu, Clarissa satu, Salsa satu, sama lo sekalian. Jadi berapa?" Maura bertanya dengan suara dilembut-lembutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAVER [Completed]
Ficção AdolescenteKetika cinta dibiarkan terbagi, di saat itulah hati diharuskan memilih. Jika mereka bagaikan hujan dan matahari, aku selalu butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi. Hujan selalu meneduhkanku, membiarkan semua masalahku ikut terhanyut oleh rintik...