Play the music video!
(Cover) Feby Putri x Adam - Friendzone* * * *
"Jangan cari aku ketika kau bahagia, tapi carilah aku ketika kau sulit. Sebab banyak orang di sisimu ketika kau bahagia, tapi tidak ketika kau kesulitan."
* * * *
Perasaannya sudah tak bisa dijelaskan lagi. Marah, malu, kesal, bingung, semua menjadi satu. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa barang pribadinya sampai di tangan Aby? Tetangga sekaligus sahabat abnormalnya itu.
Clarissa jadi teringat lagi dengan perkataan Aby beberapa jam yang lalu, mengingat itu membuat wajahnya memerah kembali.
"Ris, gue mau ngomong sesuatu."
"Apa?" Clarissa mengernyit bingung, karena Aby semakin mendekatkan wajah.
"Bra warna pink lo terbang ke balkon kamar gue." Mata Clarissa membulat menatap Aby tak percaya, wajahnya memerah, sebelah tangannya menutup mulut yang terbuka setengah.
"Untung gue yang temuin, meskipun harus ngerusak pemandangan senja yang indah."
"Serius, By?" tanya Clarissa gugup. Gadis itu tak bisa membayangkan bagaimana perjalanan barang pribadinya bisa sampai di Aby.
Aby menaik-turunkan alisnya. "Tenang, udah gue taruh di tempat yang aman, kok!" Clarissa menenangkan diri dan berkata dengan yakin, "Pulang sekolah kita langsung ke rumah lo!"
Clarissa menghela napas kasar, otaknya mulai berpikir negatif. Bagaimana jika Aby mengetahui ukuran bra-nya? Bagaimana kalau ia membeberkannya di kelas? Bagaimana ... ah sudahlah.
Tring! Tring!
Bel pulang sekolah berbunyi, seluruh siswa kelas X, XI, dan XII berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Clarissa menjadi panik sendiri, ia sangat malu untuk bertemu dengan Aby saat ini.
Dia harus berekspresi bagaimana, excited kah? Berterima kasih atau pura-pura ngambek? Entahlah, dia sudah tak bisa berpikir jernih lagi. Kini tinggal dirinya sendiri yang tersisa di kelas. Aby bahkan sudah keluar dari tadi. Lama-lama suasana kelas yang sepi membuat bulu kuduknya meremang.
Akhirnya dengan segenap keberanian yang susah payah ia kumpulkan, Clarissa berjalan keluar kelas menuju parkiran. Mungkin Aby sudah menunggu.
Clarissa melangkahkan kaki dengan tertunduk lesu. Benar saja, dari kejauhan Aby sudah memandanginya sambil tertawa kecil. Begitu besarnya kah efek 'bra terbang' bagi Clarissa? Sahabatnya yang satu ini memang terlalu sensitif.
"LO MAU SAINGAN SAMA SIPUT?" teriak Abi kencang dari atas motor.
Clarissa mendecak sebal. "INI UDAH CEPAT, ELAH!" balasnya tak kalah kencang. Aby terus saja meneriakinya agar berjalan lebih cepat lagi, Clarissa sampai berlari-lari kecil dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAVER [Completed]
Teen FictionKetika cinta dibiarkan terbagi, di saat itulah hati diharuskan memilih. Jika mereka bagaikan hujan dan matahari, aku selalu butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi. Hujan selalu meneduhkanku, membiarkan semua masalahku ikut terhanyut oleh rintik...