Happy reading <3
¸¸♫·¯·♪¸¸♩·¯·♬¸¸
"Clarissa!" Reza berteriak sangat kencang saking paniknya.
Clarissa yang sedang memandang langit pun terkejut.
"Apa, sih, Za?"
"Ayo, ikut gue!"
"Ke mana? Gue harus nunggu Abi di sini," ucap Clarissa.
Reza merasa tertampar mendengar ucapan Clarissa. Ia turut bersedih, bahkan sangat berduka.
"Abi nggak akan datang, Ris." Reza melirih.
"Maksud lo?" Clarissa mengernyit heran.
"Dia ..." Reza menggantungkan ucapannya.
"Kenapa?" Clarissa semakin penasaran. Entah mengapa, tiba-tiba perasaannya menjadi tak enak.
"Abi ..." Lagi-lagi Reza tak bisa melanjutkan ucapannya.
Clarissa menunggu Reza berbicara kembali.
"Abi kecelakaan dalam perjalanan menuju ke sini." Salsa tiba-tiba datang dan mengatakan semua yang terjadi.
Jleb.
Clarissa merasakan seluruh sendinya melemah, tak mampu menopang tubuh sendiri. Ia tertunduk lemah.
"Mobil Abi dihantam truk besar dari arah yang berlawanan, benturan keras tak dapat dihindari. Nahasnya, terdengar suara ledakan setelah itu." Reza menceritakan kronologisnya.
Clarissa semakin terpukul mendengarnya, ia hanya memandang kosong. Tak bisa menangis dan berekspresi apapun lagi.
Clarissa beranjak berdiri, berjalan sedikit sempoyongan. Berpegangan pada pembatas rooftop.
"Ris, gue tahu ini berat." Salsa mencoba memberi pengertian.
Clarissa tersenyum tipis, mengapa hidupnya terus merasakan sakit seperti ini?
Orang-orang yang dicintainya selalu pergi meninggalkannya. "Gimana keadaan dia sekarang?" Akhirnya Clarissa membuka mulut.
Reza dan Salsa saling berpandangan.
"Untungnya dia berhasil menyelamatkan diri, meskipun sekarang keadaannya kritis," jelas Reza.
"Setidaknya, dia berhasil menghindar dari kebakaran itu," lanjutnya.
Raut wajah Clarissa semakin tak bisa ditebak, matanya menerawang jauh. Entah, memikirkan apa.
"Lo nggak mau jenguk ke rumah sakit, Ris?" tanya Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAVER [Completed]
Teen FictionKetika cinta dibiarkan terbagi, di saat itulah hati diharuskan memilih. Jika mereka bagaikan hujan dan matahari, aku selalu butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi. Hujan selalu meneduhkanku, membiarkan semua masalahku ikut terhanyut oleh rintik...