Play the music video!
HIVI! - Siapkah kau 'tuk jatuh cinta lagi
* * * *
"Jadilah pantai tempat jiwaku merebah tanpa takut, bukan sungai yang membawaku hanyut."
* * * *
"Clarissa, cepat! Nanti macet," teriak Fania dari bawah.
"Iya, Bun! Clarissa lagi pakai sepatu," jawab Clarissa.
Dengan tergesa-gesa ia mengikat tali sneakers abu-abunya.
Clarissa memandang penampilannya di cermin sekali lagi.
Sneakers abu-abu √
Long-midi hoodie hitam diatas lutut √
Topi adidas abu-abu √
Clarissa tersenyum melihat style-nya hari ini.
"Kita mau kemana sih, bun?" tanya Clarissa saat masih menuruni tangga.
Rumah Clarissa di desain minimalis dengan 2 lantai. Kamar Clarissa berada di lantai atas.
"Temani bunda ke mall ya? Opa Arya mau datang dari Malaysia," jelas Fania.
"Opa Arya?" Clarissa mengernyitkan dahinya, berusaha mengingat sesuatu.
"Oh, Clarissa ingat! Opanya Abi yang lebaran kemarin kesini?" tanyanya memastikan.
"Iya, waktu mereka masih ada." Fania tersenyum pedih. Selalu begitu saat kenangan tentang mereka kembali datang.
Clarissa hanya bisa tersenyum. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk bisa mengikhlaskan mereka. Ia harus bisa tegar, demi bunda.
Clarissa mengusap bahu Fania. "Udah, yuk, Bun! Nanti macet." Gadis itu menarik tangan bundanya.
* * * *
Saat ini Clarissa dan Fania berada di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Jakarta.
"Beli apa ya, Ris? Kamu ada ide?" tanya Fania.
Clarissa yang sedang menikmati es krim matcha favoritnya menoleh. "Hm, baju koko aja, Bun," usul Clarissa.
"Iya, sih. Ya udah, yuk! Kebetulan itu tokonya," tunjuk Fania.
Clarissa dan Fania berjalan bersisian menuju sebuah outlet yang menjual baju muslim dan perlengkapan sholat.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAVER [Completed]
Novela JuvenilKetika cinta dibiarkan terbagi, di saat itulah hati diharuskan memilih. Jika mereka bagaikan hujan dan matahari, aku selalu butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi. Hujan selalu meneduhkanku, membiarkan semua masalahku ikut terhanyut oleh rintik...