Chapter 1 : Awal

6.1K 174 19
                                    

Author Pov

KRING....

Jam beker berbunyi tepat di samping tempat tidur Milka.
"Eh..njir bangunin aja ni jam beker kalo lo manusia udah gue gaplok lo." Ngerengkel Milka setelah itu beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.

Skip meja makan :

"Bang tolong anterin gue, udah telat ni!" Suruh Milka datar ke abangnya, Reon.

"Lo bilang udah telat terus kenapa keliatanya lo tenang-tenang aja?" Reon melanjutkan sarapanya.

Milka duduk di depan Reon sambil mengambil satangkup roti tawar sambil di baluri selai cokelat kesukaanya.

"Yaelah gue emang udah telat bang, tapi ya...tenang aja kali gak usah di buat pusing. Paling nanti di suruh lari muterin." Sambil menyantap roti perlahan.

Reon selesai sarapan lebih dulu dan langsung mengambil kunci motornya yang berada di kantong celananya.

"Yha...sikap lo jangan terlalu santai gini dong vie. Lo udah tau lo telat tapi liat, lo sarapan tenang banget. Gue gak suka sama sifat terlalu santai lo vie. Dulu lo gak kayak gini, gue mau lo berubah vie kayak dulu lagi. Gue gak mau ngecewain papah, lo tau sendiri sebelum papah meninggal papah kasih gue pesan buat jagain lo sama mamah. Jadi gue harap lo ngerti, kasian mamah. Mamah udah kerja keras buat masa depan kita setidaknya lo ubah sikap lo demi mamah. Ngerti?" Pinta Reon gemas.

Reon kesal dengan sikap adiknya yang telah berubah seperti sekarang, ia sudah sering menasehatinya namun tidak ada satupun sifat adiknya yang berubah.

"Ngerti." Jawab Milka dengan nada malas setelah itu ia beranjak dan menggendong tas ranselnya sambil menatap Reon dengan datar. "Yaudah sekarang bang Reon mau nganterin aku gak, kalo gak aku naik angkutan umum saja." Tanya Milka lalu berbalik dan berjalan menuju pintu depan tanpa menunggu jawaban Reon. Jika setelah di nasehati oleh Reon, Milka selalu mengganti panggilanya yang tadinya gue-lo menjadi aku-kamu, entahlah kenapa mungkin dia pasrah.

Tiba-tiba Reon memanggilnya. "Tunggu, gue ambil tas dulu di kamer habis itu gue anter lo." Reon berbalik dan mulai melangkah menuju tangga.

Namun suara Milka menghentikanya. "Bang," panggil Milka. Reon berbalik dan menatap Milka. "Apa?" sahut Reon.

Milka tiba-tiba melukis senyuman tanpa alasan. "Em...aku berangkat sendiri aja deh bang nanti aku naik angkot aja." Jelas Milka masih dengan senyuman terlukis di wajahnya.

Reon hanya mematung di depan tangga, tak percaya.

Sementara itu Milka melanjutkan langkahnya keluar dari pekarangan rumahnya. Untuk menemukan angkot, ia harus sedikit berjalan menjauhi arena kompleknya.

Setelah sampai di depan jalan. Milka manemukan angkot dan langsung mengulurkan tanganya ke dapan seraya menggerakan telapak tanganya ke atas ke bawah. "Pak..." Gumam Milka.

Milka sudah masuk ke dalam angkot, dan ia sudah menebak bahwa angkot yang di naikinya akan lama sampai.

kenapa? Karna pasti nantinya akan ngetem dulu lah atau terjebak macet di salah satu jalan yang nantinya akan dilewati.

Namun tebakan Milka tidak ada yang benar, angkot ngetem, tidak. Angkot terjebak macet juga tidak.

***

Milka berlari menuju gerbang sekolahnya dan meminta pak Agus untuk membukakan gerbang sekolah.

"Pak Agus tolong bukain gerbangnya dong!." Pinta Milka. Pak Agus hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Milka. "Telat lagi non?" Tanya pak Agus.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang