Semua pasang mata yang berada di mall semuanya menatap ke segerombolan anak cowok yang sedang tertawa terpingkal-pingkal sambil terus berjalan tanpa mempedulikan orang-orang yang berlalu lalang di dekatnya. Siapa lagi kalo bukan grup Pandawa yang member-membernya hanya memiliki 10% sisa kewarasan. Tapi disini Justin tidak ikut dengan keempat sahabatnya jalan-jalan, entah kemana dia bilang ada urusan.
"Anjir udah ah ketawanya, Banyak yang liatin goblok." Bisma memegangi perutnya dan mencoba menahan tawanya lagi yang mau pecah karena melihat Rian yang masih memasang ekspresi malu campur sakit.
Flassback on
"Eh guys gue mau ke toilet dulu ya. Masih 20 menit lagi kan film-nya dimulai?" Rian izin untuk pergi ke toilet sebentar karena panggilan alam memanggil dan mendapatkan anggukan teman-temanya.
Setelah sudah sampai di depan toilet yang jelas khusus cowok dengan susah payah. Rian langsung berlari masuk sambil memegang bagian bokongnya untuk menahan gejolak keluarnya emas haram. Sebenernya tadi ia masih kuat-kuat saja menahan emas haram dalam ususnya. Namun ditengah perjalanan ada insiden kecil yang membuatnya harus menanggung malu sampe di ke dua ginjalnya.
"Sumpah ya, toilet mana sih anjir." Rian celingak-celinguk ke kanan-kiri mencari letaknya toilet sambil berjalan tanpa tau di hadapanya ada seorang anak kecil yang sedang berlari sambil minum dengan asyiknya.
Bruk
Rian kaget saat ia tak sengaja menyenggol anak kecil itu sampai minumanya tumpah dan membasahi sekitar bagian depan celana Rian. Gak usah dibayangin gimana khawatirnya Rian, karena minuman itu tumpah di bagian 'anu'-nya yang sekarang menjadi tegang. Minumannya dingin.
Oh shit.
Sumpah, ini Rian yang tadinya kebelet buat buang peliharaan emasnya jadi lupa, karena bingung harus ngurusin yang dibawah sana supaya normal lagi.
"Om ma-maaf." Beo anak kecil berambut hitam panjang dan berwajah manis itu sambil menunduk takut.
Rian membalakan matanya setelah menyadari ternyata anak kecil ini berjenis kelamin perempuan. Oh astaga, bagaimana jika anak ini melihat keadanya. Mau di taro dimana mukanya anjing.
Dan...
Tadi dia bilang apa? Om? Heh, muka kayak Taehyung BTS gitu dibilang om. 'Oppa' dong panggilnya biar lebih keliatan tua kalo di denger sama negara +62 :)
Rian mencoba membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan entah anak makhluk siapa ini "Eh-eh gak papa kok, om gak kenapa-napa,"
Goblok kan, si Rian jadi ikut-ikutan manggil jika dirinya om. Tolol.
Anak perempuan di hadapannya ini mendongak dan memandangi wajah Rian yang menampilkan ekspresi nahan nyut-nyut'an gitu di bagian belakang dan depanya.
Anak kecil itu tak bicara apa-apa saat menatap wajah Rian tapi tatapanya langsung turun kebawah. Kebagian yang basah.
Dengan polosnya anak kecil itu menunjuk dengan ekspresi bingung. "Om, itu apaan kok panjang. Gak malu diliatin cama orang? Di keluarin aja kak, jelek keliatanya apalagi celana om basah gala-gala minuman aku, nanti dikila om pasti habis ngompol," ujarnya polos.
Rian hanya meringis saja mendengar perkataan yang keluar dari mulut mungil itu dengan cadel sampai-sampai ia menahan tangan anak kecil itu saat mau menyentuhnya.
"Eh-eh. Mau apa dek. Jangan yah." Rian memegang tangan anak kecilnya yang hampir sudah tak suci lagi.
Anak kecil itu mengerutkan alisnya dan menatap Ria bingung "Lhoh kenapa om, aku kan cuman mau bantuin om ngelingin celana om. Masa ga boleh." Terlihat raut sedih anak perempuan polos ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISI
RomanceAndra semakin menggenggam erat tangan Milka. "Please, bertahan Mil. Kamu harus kuat hiks... hiks.." Air matanya jatuh mengenai tangan Milka. Milka hanya tersenyum. Senyum yang memancarkan kepedihan. "Ish Ndra. Kam-kamu jangan nangis dong." Tanganya...