Chapter 21

2K 132 35
                                    

Andra Pov

Aku berlari menuju ruang inap Elly. Saat sudah sampai aku langsung masuk, disana sudah ada kak Nabila dan mamah. Papah? Dia pasti lagi lembur atau keluar kota kalo jam segini belum pulang.

Aku langsung menghampiri Elly yang sudah sadar. Ouhhh... aku sangat senang karna melihat Elly sudah baik-baik saja --walaupun tak sepenuhnya-- Namun entah kenapa dalam rasa senang ini seperti terselip rasa bersalah.

Hmm.... rasa apa itu? AHHH!!! Lupakan aku tak ingin memikirkanya dan tak peduli. Yang terpenting sekarang adalah Elly, dia sudah sadar dari tidur panjangnya.

"Andra." Sapa Elly dengan senyuman manisnya.

Aku balas tersenyum. "Elly akhirnya kamu bangun . Aku seneng banget." Aku langsung memeluknya, rindu.

Dia membalas pelukanku sambil mengelus-elus pundakku. "Iya, aku capek habisnya tidur mulu terus juga ak-aku s-susss-ssusah nafas. Andra lepasin!" Dia memukul-mukul pundaku dan akhirnya aku melepaskanya.

Setelah lepas aku bisa melihatnya sedang menghirup udara rakus. Dia menatapku kesal. "Ihhh!!!! Nyebelin banget sih kamu Andra," dia menoleh ke mamah. "Tan liat tuh Andra hampir bikin aku kehabisan nafas." Dia menggembungkan pipinya.

Mamah hanya geleng-geleng melihat tingkahku jika dengan Elly. Toh, sudah biasa juga sama seperti aku ke kak Nabila. Eh ngomong-ngomong tentang kak Nabila kalian tau tidak? Kemarin dia baru di putusin pacarnya dengan alasan 'aku capek sama adik kamu, dia selalu ngerjain aku padahal aku ini lebih tua darinya' itu katanya. Gak jentle kan?

Dan setelah mereka putus tentu kak Nabila langsung marahin aku dan tentu aku gak diem. Jadi akhirnya adu bacot deh.

Balik ke Elly sekarang.

"Andra." Mamah memanggilku. Aku menoleh. "Apa mah?" Tanyaku.

Mamah mendekati aku dan Elly. "Mamah sama kakak kamu mau pulang dulu ya... kamu jagain Icha disini." Ucap mamah.

"Iya mah." Mamah berjalan menuju pintu kamar lebih dulu dan diikuti kak Nabila dibelakangnya.

Namun sebelum keluar kamar, kak Nabila menatapku sinis. "Jagain Icha. Jangan di apa-apain. Dan ya, urusan kita belum selesai. Nanti kalo lo pulang kerumah gue buat lo bonyok!" Ancam kak Nabila.

Aku hanya tersenyum remeh. "Halah wacana doang. Udah sana pulang, hush! Hush!" Usirku sambil mengibas-ibaskan tangan.

Terlihat raut kesal kak Nabila. Hahaha aku senang jika kakakku sedang kesal. Adik apa aku ini? Hahaha.

Setelah mamah dan kak Nabila pulang, sekarang hanya tinggal aku dan Elly diruangan yang
Didominasi dengan warna putih ini.

Elly memegang tanganku. "Andra, aku mau jalan-jalan dong." Pintanya sambil memasang puppy eye.

Aku tersenyum tulus ke arahnya. "Kamukan baru sadar Elly. Kamu istirahat dulu ya, nanti kalo udah sembuh baru aku ajak kamu jalan-jalan." Ujarku sambil mengelus-elus rambutnya lembut.

Dia menggeleng dan memasang wajah ngambek, namun itu terlihat lucu dan menggemaskan. Karna gemas akhirnya aku mencubit kedua pipinya. "Ok-ok. Kita jalan-jalanya di taman rumah sakit aja ya..." ucapku.

Dia ternyum lebar sambil mengangguk antusias. "Yaudah kamu tunggu sini, aku mau ambil kursi roda dulu." Aku meninggalkan Elly untum mengambil kursi roda.

Elly sangat senang ketika aku datang sambil membawa kursi roda. Dia sudah gak sabar.

"Ayok Andra cepet. Aku gak sabar buat hirup udara luar lagi." Ucapnya yang sudah duduk manis di kursi roda.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang