chapter 15

2.1K 120 6
                                    

"Bang buruan!" Teriak Milka, saat sudah siap.

"Iya-iya sabar kek. Ini gue lagi pake sepatu." Balas Reon tanpa menoleh ke Milka.

Milka mendengus kesal, ia berusaha sabar. "Udah belom?" Tanyanya lagi setelah dirasa sudah 3 menit membiarkan Reon masih berkutat dengan sepatunya.

Ia berdiri. "Udah, yuk!" Reon menarik tangan Milka menuju mobilnya.

***

Milka berjalan menyusuri rak-rak buku diikuti Reon di belakangnya.


"Mil," panggil Reon dari belakang.

Milka masih melihat-lihat buku di rak yang ia lewati. "Hm" sahutnya hanya berdehem.

Reon mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Milka. "Lo mau beli buku apa sih? Lama banget, buruan napa. Gue laper." Milka hanya fokus pada buku yang sekarang ada di tanganya. Kemudian berbalik menatap Reon dengan senyum tanpa dosa.

"Hehehe sory ya bang. Yaudah yuk gue udah dapet bukunya tinggal bayar. Kuy!" Milka berjalan lebih dulu menyisahkan Reon yang berusaha sabar.

Dari tadi sudah muterin rak-rak buku hampir dua puluh menit, tapi ujung-ujungnya Milka hanya mengambil satu buku. Nyiksa!"

Milka sudah berada di depan kasir dan di belakangnya Reon menunggunya. 

"Jadi harganya sembilan puluh delapan ribu kak." Ucap pelayan kasir itu sambil menyerahkan bukunya.

Milka tersenyum kemudian meraih tas kecilnya berniat mengambil dompet. Ia mencari-cari dompetnya namun tidak ada.

Ia berfikir keras, dimana dompetnya berada. Ahh... iya, Milka baru ingat tadi ia lupa memasukan dompetnya ke tas. Dompetnya masih tergeletak diatas meja belajarnya.

Milka berbalik mengahadap Reon, dengan cengiran kuda. Reon yang dari tadi hanya menunggu dengan tangan dimasukan ke saku jaketnya mendadak menatap Milka dengan bingung karena memasang cengiran kuda.

"Apa?" Tanyanya. Karena perasaanya tidak enak.

Milka memegang lengan Reon dengan manja. "Hehehe, gue lupa bawa dompet bang. Jadi... gu-"

"Berapa!" Potong Reon sebelum Milka menjelaskan. Ia sudah mengerti.

Milka tersenyum menang. "Sembilan puluh delapan ribu." Ucapnya antusias.

Reon mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang seratus ribuan ke Milka. Milka langsung mengambilnya dan membayar bukunya.

Reon sebenarnya tidak rela uangnya keluar begitu saja hanya untuk membayarkan buku novel remaja yang di pilih Milka. Buang-buang uang!

"Bang yuk! Sekarang mau makan di mana?" Tanya Milka, sambil mengajak Reon keluar dari toko buku.

Reon menatap lurus kedepan dan mendadak langkahnya terhenti ketika seseorang melambaikan tanganya ke arahnya.

"Lah bang kok berenti, kenapa? Ayok! Katanya mau makan." Milka menatap Reon bingung.

Reon tersenyum, kemudian melangkah maju mendekati sseseprang itu, menyisahkan Milka yang diam dan menatapnya.

"Hai!" Sapa Reon, sambil merangkul bahu cewek itu.

"Hai, kamu kesini bareng adik kamu?" Tanya Selvi, dan diberi anggukan oleh Reon.

Reon kemudian menuntun Selvi untuk mendekati adiknya. "Hai Mil, udah lama ya gak ketemu." Sapa ramah Selvi.

Milka tersenyum dipaksakan. Ah! Tadi aja bang Reon mukanya ditekuk mulu waktu jalan sama gue. Lah ini giliran ketemu pacarnya aja langsung ceria. Batin Milka menatap Selvi lekat.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang