Chapter 27

2.1K 153 64
                                    

"Dek bangun dek. Ini udah jam berapa oy! Lo telat ogeb!" Reon mengguncang-guncangkan tubuh mungil Milka yang masih berbalut selimut tebalnya itu.

Milka menggeliat dan menguap. "Ck. Paan sih bang, emang jam berapa? Gue masih ngantuk tau." Reon geleng-geleng kepala sambil menghela nafas.

"Ini udah jam enam lebih tiga ouluh menit. Mau sampe kapan lo tidur, lo mau telat lagi? Berubah sih dek. Jan kek gini mulu. Udah ah buruan bangun mandi sono!" Reon menarik tangan Milka dan mendorong tubuhnya untuk masuk ke kamar mandi.

"Buruan mandi! Gue tungguin! Gak pake lama!" Ucapnya penuh kengegasan.

Milka sedikit membanting pintu kamar mandi karna kesal. Ia memang ingin berubah tapi, hari ini ia ingin tidur, matanya cukup lelah karna semalam ia membaca novel kesukaanya.

Setelah hampir 10 menit, Milka membuka pintu kamar mandi dan segera memakai seragam sekolahnya.

Milka turun ke lantai bawah dan menghampiri abangnya yang sedang asik nonton tv. Eh. Tunggu.

"Lo gak kuliah bang? Atau lo bolos?"

Reon yang mendengar suara adiknya langsung berdiri dan mengambil kunci motor di atas meja. "Hari ini dosen gue lagi jenguk anaknya yang lagi sakit, jadi pagi ini gue free sampe siang." Milka hanya manggut-manggut tak peduli.

Motor Reon sudah melesat jauh meninggalkan pekarangan rumah dengan Milka.

Beberapa menit kemudian Milka sampai. "Lo masuk gimana dek?" Tanya Reon yang sebenarnya pertanyaan ini sudah lama sekali ingin ia tanyakan.

"Lewat gerbang lah. Mana lagi."

"Kan usah di tutup."

"Gue deket sama satpam sekolah, jadi gampang." Milka membenarkan gendongan tasnya.

Reon hanya ber'oh'ria kemudian memakai helmnya dan pamit pulang.

Setelah Reon pulang, Milka berjalan menuju pos satpam yang berada di ujung pagar.

Milka memulai aksinya. "Pak. Tolong bukain dong. Aku telat nih." Rajuknya.

Pak Agus yang sedang ngopi di dalam pos langsung keluar dan geleng-geleng kepala. "Non Milka, kalo enon kayak gini tros. Bapak gak bisa non, gak enak sama murid lain yang terlambat juga. Lagian kalo guru-guru pada liat bisa dadah-dadah bapak sama pekerjaan bapak." Milka hanya tersenyum menampilkan gigi rapihnya.

"Hehehe iya deh pak. Ini terakhir saya minta bantuan bapak. Yaudah buruan pak bukain, keburu ada guru lewat."

Pak Agus membuka gerbang sekolah yang terkunci, setelah Milka masuk pak Agus segera menguncinya kembali.

Enak ya temenan sama satpam sekolah, bisa diajak kerja sama atau... manfaatin.

Milka berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi karna semua murid pastinya sudah masuk kelas.

Milka mengintip dari jendela kelasnya sebelum masuk. Takut sudah ada guru, kan kalo ketauan dia pasti dihukum, dan Milka sedang malas.

Milka menghela nafas lega ketika mengetahui suasana kelasnya sedang rusuh, yang berarti belum sda guru yang datang. Segera Milka masuk dan duduk di bangkunya.

"Free class?" Tanya Milka pada Maya yang sedang ngupil. Jorok.

Maya menoleh tanpa menghentikan kegiatanya itu. "Iya, guru lagi pada rapat. Gue denger sih katanya pulang cepet." Kemudian memfokuskan kembali pada kegiatanya yang sedang menggali tambang emas itu.

Milka melipas tanganya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya. Tau gitu, gue gak usah masuk. Batinya kesal.

Tiba-tiba suara rusuh di kelas menjadi seruan kagum para cewek. Milka yang menyadari ada keanehan hanya berusaha tak tergiur. Ia masih menenggelamkan wajahnya, tak berminat melihat apa yang sedang terjadi.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang