Chapter 46 :

604 41 6
                                    

Seorang gadis yang menguncir kuda rambutnya itu sedang menunduk dalam. Tanganya ia mainkan di belakang tubuhnya untuk mengurangi rasa takutnya.

"Tugasmu berhasil!" Ucap gadis lain yang berdiri di depan gadis berkuncir kuda. Tanganya memegang amplop coklat lalu di serahkanya pada gadis berkuncir di hadapanya itu.

"Ini bayaranmu dan cepat pergi. Oh ya ingat, rahasiakan ini dari siapapun! Jika sampai rahasia ini bocor, kau akan menanggung akibatnya!" Ancamnya.

Gadis berkuncir kuda itu menerima amplop coklat yang di serahkanya untuknya lalu bergegas pergi setelah mengangguk cepat.

***

Sekarang Milka sedang olahraga dan materi olahraga kali ini ialah, bola basket.

Semua murid di suruh oleh pak Bambang untuk memasukan bola ke dalam ring, mau berhasil atau tidak yang penting sudah mencobanya dan telah mendapat nilai.

"Milka! Cepat lempar bolanya, Kenapa malah bengong!" Sentak pak Bambang, karena dari tadi mendapti anak muridnya itu diam saja.

Milka tersentak oleh suara teriakan pak Bambang. Ia mengangguk asal lalu mencoba fokus pada ring di hadapanya.

Tanganya sudah siap melempar bola. Ia melompat sedikit lalu mulai melempar bola basket di tanganya menuju ring.

Wshhh

Bola basket berputar di sekitar bibir ring, membuat teman-teman Milka yang menonton berseru tertahan. Dan...

Masuk.

Beberapa teman sekelasnya bertepuk tangan untuk memberikan apresiasi. Sedangkan yang lain hanya diam menonton. Angkuh.

"Mil, bagus!" Maya menepuk pundak Milka dengan senyum lebarnya. Milka hanya mengangguk samar, lalu duduk di tepi lapangan dengan memeluk lututnya.

Sedangkan Maya, dia mendadak sedang adu mulut bersama Via, yang tadi mengolok-olok dirinya karena sempat terjatuh ketika ingin melempar bola basket ke ring.

Pandangan Milka lurus. Ia masih memikirkan siapa pengirimnya. "HRA" siapa dia? Apa dirinya mengenal orang itu?

"Milka!" Teriak seseorang dari jarak jauh. Milka mencari asal suara, lalu matanya menangkap Andra yang sedang tersenyum lebar kearahnya.

Andra menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Seperti... gugup? Atau,

Salting (salah tingkah)

"Tuh anak kenapa? Kesurupan tuyul?" Gumam Milka, ngawur.

Milka hanya tersenyum membalas sapaan Andra. Setelah itu Milka kembali menatap ke tengah lapangan. Ia tak sadar bahwa Andra memperhatikanya dengan kening berkerut.

Heran

"Kok biasa aja? Gak ada reaksi apa gitu..." gumamnya. Tatapanya masih setia menatap Milka. Karna tak dihiraukan akhirnya Andra beranjak pergi kekantin. Walau bel istirahat belum berkumandang.

Masa bodo. Pikirnya karena kesal.

***

DRTTTT

Andra merogoh saku celananya. Ia memutar bola mata malas ketika melihat siapa yang menelfon.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang