Hai para readers, sorry baru updet😆
Happy reading❤
***
"SAYANG....!!!" Panggil Rani, teriak dari lantai bawah.
Sekarang sudah pukul 6 sore menjelang malam. Milka belum bersiap-siap untuk pergi ke pesta ulang tahun bos mamahnya, dikarenakan ia bingung harus menggunakan pakaian apa. Tidak mungkin bukan jika ia menggunakan celana jeans, kaos, dan sepatu snikers.
"Aduh...gue pake apaan ya... udah lama gue gak dateng ke acara pesta-pesta kek gitu. Ya kali gue pake kaos ama celana jeans pengen malu gaya apa coba gue!" Gumam Milka, berdiri menatap lemari pakainya yang terbuka lebar.
"Apa gue gak usah dateng. Pura-pura tidur gitu. Biar pas mamah ke kamer gue, dia liat gue lagi tidur dan akhirnya mamah berangkat ke pesta sendiri." Lanjutnya, dengan menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya, berfikir.
Tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu itu membuat Milka menengok kearah pintu dengan bingung. Buka atau tidak. Ia menimbang-nimbang jawabanya.
"Sayang.....tolong buka pintunya. Kamu udah siap belum? Ayo sayang ini udah hampir setengah tujuh lo. Kamu udah siapkan?" Tanyanya beruntut dari balik pintu yang belum dibuka.
Huh, tak ada pilihan lain. Milka akhirnya membuka pintunya dengan perasaan bingung nan malu.
Cklekkk.....
Milka menatap mamahnya yang malam ini terlihat sangat cantik. Ia menggunakan dress panjang berwarna hitam, dengan pernak pernik yang menghiasi bagian pinggul. Ditambah lagi ia menggunakan make up yang natural, tidak menor dan rambut yang ditata sedemikan rupa membuatnya malam ini terlihat sangat menawan dan elegan.
Milka masih memperhatikan penampilan mamahnya dari ujung ke ujung tanpa berkedip.
Rani yang merasa anak gadisnya ini sedari tadi memperhatikan penampilanya, sekarang ia menjadi tak percaya diri. Ish, apakah penampilanku sangat aneh? Atau make up-ku terlihat menor?. Batinya.
Rani menjentikan ibu jarinya dengan jari tengahnya tepat dihadapan wajah Milka.
Tikkk......
Milka terlonjak kaget. "E-eh....." gugupnya. Rani memasang senyum canggung. "Kenapa sayang? Penampilan mamah aneh?" Tanyanya masih dengan senyumanya walaupun dipaksakan.
Milka mendadak merasa bersalah karena tadi ia memperhatikan mamahnya, entah seperti apa sehingga mamahnya ini bertanya seperti itu. Padahal penampilanya malam ini sepertinya tidak perlu dikoreksi kembali, kalian tau sendiri lah ya?
Milka Pov
"Eh-eh...gak kok. Malem ini ma-mamah cantik. Aku aja sampe minder sama mamah. Hehehe." Lihat mendadak gue tertawa garing. Entahlah sepertinya akhir-akhir ini gue lebih suka mengeluarkan senyum atau tawa seperti sekarang ini, bahkan gue tak sadar. Sial.
"Hahahaha!!!!!!" Tawa mamah mendadak menggelegar ditelinga gue, padahal menurut gue gak ada yang lagi stand up comedy.
"Kenapa?" Tanya gue yang mencoba memasang wajah sedatar mungkin seperti biasanya.
Mamah mencoba meredamkan tawanya, kemudian menatap gue sambil ngulas senyum. Aduhhh....itu senyum terkadang bikin hati gue luluh. Batin gue, sambil sedikit melebarkan pandangan ketika menatap mamah, because senyumanya itu.
"Hey! Maafin mamah ya sayang... tadi refleks aja gitu, pas kamu bilang minder. Hehehe," jelasnya.
"Iya gak papa." Ucap gue.
TBC
EH GW MAU LANJUTIN CERITANYA TAPI MAU TANYA DULU NIH.
Menurut kalian kalo misalkan, Milka POV atau tokoh lain POV. Menurut kalian enaknya pake aku-aku-an atau gue-lo.
Jujur sih ya... saat gw lagi nulis cerita part ini gw refleks aja tuh pas dibagian 'Milka POV' pakenya aku-aku-an tapi pas sadar gw ganti pake gue-lo. Tapi gue sih lebih sukanya saat di POV pakenya aku-akuan. Contohnya gini :
- "iya gak papa." Ucapku.
Jadi kalo misalkan gw ganti pake aku-aku-an jangan pada bingung ya...bikes aku ganti (hanya di bagian POV)
Ok aku lanjutin nanti chapter ini di chapter selanjutnya😆
Vote jan lupa.❤
Kasih komen💌
No copas-copas club👅
KAMU SEDANG MEMBACA
Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISI
RomanceAndra semakin menggenggam erat tangan Milka. "Please, bertahan Mil. Kamu harus kuat hiks... hiks.." Air matanya jatuh mengenai tangan Milka. Milka hanya tersenyum. Senyum yang memancarkan kepedihan. "Ish Ndra. Kam-kamu jangan nangis dong." Tanganya...