Chapter 19

2.1K 121 11
                                    

"Hoaaaammmmm" Andra menguap.

Ia mengubah posisinya menjadi bersandar di sandaran tempat tidur. Andra melirik jam yang berada diatas pintu kamar mandi.

Matanya melebar. "Eh anjir! Gue telat!" Ia segera berlari ke kamar mandi.

Mandi bebek kemudian keluar dan sesegera mungkin mengganti baju dengan cepat. Andra menuruni tangga dengan cepat kemudian menuju pintu utama.

"Sayang gak sarapan?" Tanya Mamanya yang sedang duduk di ruang tamu. Membaca majalah.

Andra menoleh. "Enggak mah. Mah kok gak bangunin sih? Telat nih." Ucapnya kesal.

"Mamah bangunin kok. Tapi kamu gak bangun-bangun ya... masalah kamu lah." Jawab mamanya tanpa memalingkan pandanganya dari majalah.

Andra mengelus-elus dada. kemudian mendekati mamahnya dan mencium punggung tangan mamahnya. Kemudian pamit.

Beberapa menit kemudian, Andra telah sampai di depan gerbang sekolahnya yang tentu sudah ditutup oleh pak Agus.

Andra mendengus kesal, kemudian menyalakan motornya untuk menuju ke belakang sekolah.

Ia berniat untuk masuk dengan memanjat tembok belakang sekolah, yang cukup tinggi. Tapi untungnya di dekat situ terdapat pohon mangga yang besar.

Andra mulai menaiki pohon mangga dan langsung menggapai kearah atas tembok. Setelah sudah berada di atas tembok ia menghela nafas aman. Kemudian menatap kearah motornya yang berada di bawah.

"Motor gue nanti gimana ya? Ah! Gampanglah tinggal suruh si Ucup bawa ke parkiran alfamart." Gumamnya.

Fyi, Ucup itu teman Andra, lebih tepatnya teman untuk membantu masalah mendesak. Contoh seperti sekarang nanti ia akan menelfon Ucup untuk membawa motornya ke parkiran Alfamart mengingat Ucup itu adalah salah satu pegawai di Alfamart yang letaknya tepat di sebrang SMA Trisakti.

Untuk masalah Andra bisa berteman dengan Ucup. Itu karna Andra dkk sering membeli makanan atau minuman disana dan juga suka mengerjai si Ucup itu. Oleh karna itu Ucup jadi sering bertemu dan mengenal Andra dengan teman-temanya. Kemudian mereka memutuskan untuk berteman dengan Ucup.

Andra melompat kebawah dengan santai. Kemudian berjalan kearah kelasnya.

Benar saja ternyata di kelas sudah ada guru yang sedang mengajar. Tapi Andra gak mau ambil pusing jadi dia tetap masuk dengan tampang dosanya.

"Assalamu'alaikum bu!" Sapa Andra ketika memasuki kelas.

Semua mata siswa-siswi beralih menatap Andra dari papan tulis.

Bu Denok berbalik dan menatap Andra tajam. "Kamu ini Andra! Kenapa telat!" Tanya Bu Denok sewot.

"Jawab salam dulu bu. Gak baik ka-" bu Denok menghela nafas.

"Wa'alaikumsallam.mSekarang jawab!" Tuntut Bu Denok.

"Ohh.... tadi saya kesiangan bu." Jawab Andra jujur.

"Halah alesan pasaran. Jangan boong kamu Andra." Tuding bu Denok.

Andra mengelus-elus dadanya sambil geleng-geleng kepala. "Astagfirullah bu... ingat sesungguhnya Allah ti-" ucapan Andra terpotong oleh jari telunjuk bu Denok yang menyuruhnya diam.

"Udah gak usah ceramah. Sekarang kamu duduk. Kali ini ibu maafkan awas kalo kamu telat lagi ibu gak akan segan-segan potong kaki kamu!" Ancam bu Denok. Semua murid yang berada di kelas bergidik ngeri.

"Serem amat bu ancemanya. Jangan potong kaki saya bu, nanti kalo di potong saya tiap hari telat masuk sekolah." Jika di film-film mungkin sekarang di kedua telinga bu Denok dan kepalanya sudah berasap.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang