Hai guys...sorry kayaknya aku gk bisa nepati janji aku deh. Untuk membuat chapter ini 2000 kata. Hehehe. Bikes jujur minggu ini aku banyak tugas. Di suruh nampilin drama guys...dan ulangannampilin gitu😞
Tapi untuk chapter ini akan aku lanjutin kok. Jadi mohon bersabar ok....
Oh ya vote dong....jangan cuman jadi readers aja😒😤😖 vote ya....beb. lop yu❤❤
Happy reading
***
"Pesta ulang tahun bos kantor mamah, mamah mau ngajak kamu ikut! Karena semua teman mamah ngajak anak-anak mereka untuk ikut. Jadi.....mam--" ucapan Rani terpotong oleh Milka yang langsung memberikan jawabanya.
"Ya, aku ikut." Jawab Milka cepat masih dengan ekspresi datarnya.
Rani tak percaya bahwa anak gadisnya ini menyetujui ajakanya. Tak lama senyumnya terukir. Namun ia juga penasaran mengapa anak gadisnya ini mendadak setuju dengan ajakanya.
"Em...kamu mau ikut kenapa sayang?" Tanya Rani yang ingin tau alasanya.
Milka yang tadi datar sekarang menjadi kikuk. Ia menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. "Em....Milka..." masih mencari alasanya. Sejujurnya ia sendiri juga bingung namun satu ide tiba-tiba muncul.
"Milka bosen aja dirumah mulu, sekali-kali Milka keluar kan gak masalah. Hehehe." Jawabnya.
Tapi memang benar ia mulai jenuh di rumah terus. Bahkan tadi saat di bangku taman komplek ia sempat, bergumam karena bosan.
Rani terdiam ketika melihat anak gadisnya mendadak tertawa kaku seperti itu. Walaupun kaku ia akhirnya bisa melihat senyum atau tawa anaknya ini.
Milka menyadari bahwa mamahnya mendadak diam, apakah ia salah bicara? Sampai mamahnya ini menatapnya tanpa berkedip.
Akhirnya Milka memberanikan diri untuk menyadarkan mamahnya. Milka mengibas-ngibaskan tanganya di depan wajah Rani.
"Mah, mah..." panggil Milka namun tak di gubris oleh mamahnya, ia masih tetap bengong.
"Mah!" Kali ini agak sedikit di tekan, agar mamahnya sadar.
Rani terlonjak kaget ketika Milka memanggilnya, ia baru tersadar kemudian langsung berdiri dengan wajah seperti ketahuan warga maling.
"Em...mamah ke kamar dulu ya? Nan...nanti acaranya jam 7 malam." Ucapnya sedikit gugup kemudian berbalik dan mulai melangkah keluar dari kamar Milka.
"Mah," panggil Milka yang membuat Rani berhenti melangkah. Ia menoleh kebelakang. "Kenapa?" Tanyanya bingung.
Tiba-tiba Milka tersenyum kecil kemudian memberi tau alasanya mengapa ia memanggil Rani. "Em...Nanti tema pestanya apa?" Tanya Milka.
Tadi Rani hanya menoleh sekarang ia membalikan badanya menghadap ke Milka. "Formal sayang." Balasnya yang mendapat anggukan faham dari Milka. Kemudian ia langsung beranjak ke luar. Di tengah perjalanan menuju kamarnya, Rani tersenyum saat mengingat kembali tadi Milka tersenyum. Rasanya seperti.... matahari baru menampakan sinarnya kembali.
"Lah gue kenapa?" Tanya Milka kebingungan dengan sikapnya sendiri. "Ta..tadi gue senyum kah? Arghhh!!" Milka frustasi sambil mengacak-ngacak rambutnya dan menjadikan gulingnya sebagai korban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISI
RomanceAndra semakin menggenggam erat tangan Milka. "Please, bertahan Mil. Kamu harus kuat hiks... hiks.." Air matanya jatuh mengenai tangan Milka. Milka hanya tersenyum. Senyum yang memancarkan kepedihan. "Ish Ndra. Kam-kamu jangan nangis dong." Tanganya...