Chapter 14

2.1K 127 8
                                    

Bukkk

Bahu Milka tersenggol lumayan kencang, sehingga ia hampir kehilangan keseimbangan.

"Eh--ehhh..!!!"

Milka merasakan dingin di sebagian tubuhnya, mungkin karena minumannya dan juga minuman Maya tumpah dan mengenai tubuhnya.

Sedangkan untuk makanannya, untung saja tidak tumpah. Ia masih memegang nampan itu kuat-kuat walaupun dalam keadaan hsmpir jatuh.

Namun ia juga merasakan hangat di kedua bahunya. Milka membuka matanya.

1 detik

2 detik

3 detik

Milka langsung mengedipkan matanya dan mengalihkan pandangan.

Deg!

Aduhh... jantung gue kenapa sih? Batin Milka.

"Lepasin!" Ronta Milka.

Andra melepaskan kedua tanganya dari kedua pundak Milka.

Milka sudah berdiri seperti sedia kala. Semua pandangan murid-murid menatap mereka berdua.

"Sama-sama." Andra tersenyum manis sambil berkaca pinggang. Memberi kode.

Milka melotot. "Ohhh... lo gak iklas nolong gue tadi?"

"Jelas gak lah! Gue nolong lo tadi tuh cuman kebetulan aja. Gue kira itu bukan lo. Jangan kege-eran dulu makanya!" Balas Andra sengit.

Milka mengehela nafas. "Serah lo!" Kemudian berjalan menuju meja dimana ada Maya.

Semua murid masih menonton. Andra menatap kanan, kiri, depan, belakang sambil berkata. "Apa lo pada liat-liat! Bubar!" Bentak Andra, dan dituruti oleh semua murid.

Milka dan Mayapun langsung menoleh ke suara itu. Tak sengaja tatapan Andra dan Milka bertemu (lagi) mereka saling bertukar pandang, selama beberapa detik kemudian memalingkan wajah. Karena merasa canggung.

Mil lo kenapa sih? Sadar woy! Batin Milka gelisah.

Brakk

Maya menggerbrak meja, membuat Milka tersadar dari lamunanya. "Paan!" Tanyanya ketus.

"Lo kenapa? Lo gak lagi jatuh cinta kan sama Andra?" Maya mencondongkan wajahnya kedepan sedikit dengan tangan dilipat diatas meja.

"Halu lo ogeb!" Milka menoyor dahi Maya agar menjauh.

Maya merucutkan bibirnya sambil mengelus- elus dahinya. "Sori sori. Yaudeh mana duitnya." Maya membuka telapak tanganya dan di julurkanya kehadapan Milka.

"Duit apaan!" Tanya Milka dengan kening berkerut.

Maya menghela nafas pelan. "Nantikan kita makan Mil. Masa habis makan gak minum, lo mau mati gegara seret? Gue mah ogah! Jadi mana duitnya, gue mau beli minum lagi. Minuman yang tadi lo belikan tumpah." Jelas Maya.

Milka memutar bola mata dengan helaan nafas. Kemudian merogoh saku bajunya. "Nih." Milka memberi kan uang dua puluh ribuan ke Maya.

Maya mengambilnya kemudian beranjak dan pergi membeli minuman untuknya dan Milka.

***

Kringggg!!!


Bel terakhir berbunyi menandakan waktunya pulang sekolah.

Seluruh murid-murid yang berada di kelas XII Ipa 2, berhamburan keluar kelas. Berbeda dengan Milka dan Maya. Mereka lebih baik menunggu dari pada harus terkena asma mendadak.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang