Happy reading;)
***
"Mil bangun. Ayok siap-siap udah pagi woy!" Reon berusaha membangunkan Milka yang masih berbaring diatas ranjang.
"Paan si bang??? Gue masih ngantuk nih." Ucap Milka masih dengan mata terpejam.
Reon mengusap wajahnya gusar. Kemudian langsung menyibak selimut Milka. "Bangun?! Buruan. Nanti lo telat lagi."
Milka terpaksa membuka matanya dan langsung duduk menatap abangnya ini. "Huhh!!! Emang sekarang jam berapa sih bang?" Tanya Milka, sambil mengucek-ngucek matanya.
"Jam enam."
Langsung saja ia melotot ke arah abangnya. Dan tak lama ia langsung berlari ke kamar mandi sambil berteriak. "AHHH!!! BANG REON KENA------ AWWWW!!" Pekik Milka saat terjatuh.
"HAHAHAHA!!!" Reon tertawa kencang sambil memegangi perutnya.
Milka memegangi kakinya yang nyeri. Ia lupa bahwa kakinya keseleo, Milka langsung menatap Reon dengan tajam saat ia menertawakanya.
"Bang bantuin kek! Malah ketawa. Sakit tau, kaki gue keseleo nih. Bantuin bangun." Ia mengulurkan tanganya agar Reon membantunya.
Reon berhenti tertawa dan mendekat ke Milka. Ia membantu Milka berdiri kemudian berkata. "Makanya jangan lari-lari. Kena akibatnya kan lo!" Reon menasehati tapi terdengar seperti mengejek.
Milka merucutkan bibirnya, kemudian berjalan pincang ke kamar mandi.
Reon hanya tertawa geli melihat tinglah adiknya yang kembali lagi. Walaupun tak seutuhnya.
Ia beranjak keluar dari kamar Milka, dan menunggunya di bawah.
"Udah?" Tanya Reon ketika melihat Milka turun dari tangga.
Milka mengangguk
"Mau sarapan dulu gak?" Tanyanya.
Milka menggeleng. "Gak usah bang, nanti Milka telat. Lagian kaki Milka lagi sakit, nanti kalo telat disuruh lari kan berabe. Yuk ah." Milka berjalan lebih dulu, dan dibelakangnya diikuti Reon yang menatap punggungnya sambil geleng-geleng.
Di perjalan hening. Tidak ada yang membuka obrolan sama sekali, dan itu membuat Milka jengah.
Milka menghela nafas panjang dan memberanikan diri menoleh ke arah abangnya yang sedang fokus menyetir.
"Bang," panggil Milka.
"Hm" Reon berdehem sebagai jawaban.
Milka menatap abangnya kesal. "Aelah bang kalo dipanggil tuh nengok kek."
Reon akhirnya menoleh ke adiknya sekilas setelah itu kembali fokus menyetir.
"Lo gak bisa liat atau apa? Udah tau gue lagi nyetir, lo malah ajak ngobrol gue. Lagian kalo lo mau ngomong, ngomong aja gue dengerin." Ucap Reon datar.
Walau sebenarnya ia sangat senang ketika mendengar dari mamahnya bahwa Milka telah berubah kembali. Dan meminta maaf ke mamahnya. Tapi ini adalah hal yang paling Reon rindukan. Seperti dulu suka berantem dengan adiknya, menggodanya hingga kesal dan mengerjainya sampai dia balik membalas. Ia merindukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISI
RomanceAndra semakin menggenggam erat tangan Milka. "Please, bertahan Mil. Kamu harus kuat hiks... hiks.." Air matanya jatuh mengenai tangan Milka. Milka hanya tersenyum. Senyum yang memancarkan kepedihan. "Ish Ndra. Kam-kamu jangan nangis dong." Tanganya...