Chapter 10

2.5K 139 1
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca:》

Happy reading📖

***

Mobil Rani berhenti di parkiran tempat dimana pesta ulang tahun bosnya di rayakan. Kini Milka dan Rani berjalan masuk kedalam pesta.

"Mah," panggil Milka yang mendadak berhenti berjalan. Rani menoleh kebelakang menyadari anak gadisnya berhenti dan kini mereka sudah tidak beriringan lagi. "Kenapa?" Tanyanya, dengan raut kebigungan.

Milka menunduk. "Em... malu mah. Di pesta inikan gak ada yang aku kenal." Ungkapnya, masih menunduk. Untung saja suasana di luar pesta sudah lumayan sepi jadi tidak ada yang memperhatikanya.

Rani tersenyum yang akhirnya mendekat. Memegang sebelah bahu anak gadisnya. Milka mendongak, menatap Rani masih dengan raut wajah cemas. "Gak papa, nanti kamukan bisa ikut ngobrol sama temen-temen mamah. Atau...." ia menggantungkan kalimatnya.

Milka mengernyit bingung. "Atau apa mah?" Tanyanya masih penasaran. Rani tersenyum yang kemudian langsung disusul oleh jawabanya. "Atau. Kamu nantikan bisa ngobrol-ngobrol sama anak temen mamah, sekalian kalian kenalan kali aja bisa dekat. Ya gak?" Goda Rani, yang membuat Milka berfikir bingung. Lah gue kesini mau dijodohin apa? Ngobrol mah gak masalah, yang jadi masalah kata 'dekat' yang baru aja mamah bilang. Batin Milka.

"RANNN...!" Panggil seseorang setengah berteriak yang jaraknya dengan Milka dan Rani lumayan jauh. Rani refleks menoleh mencari asal suara itu. Ia mendapati seseorang yang ia yakini sebagai teman kantornya. Ia menyunggingkan senyuman ke temanya.

"Ayoo!!!" Ajak temanya masih dari jarak jauh. Dahi Milka bergelombang karena tak mengenal wanita yang sekiranya sepantaran dengan mamahnya.

Rani menoleh kearah Milka.
"Yuk!" Ajaknya yang langsung berjalan lebih dulu mmenghampiri temanya itu. Kan liat, ini baru ketemu satu temenya loh. Udah langsung dicuekin anaknya. Gimana nanti pas di dalem yang langsung ketemu segudang temen kerjanya, pasti bukan dicuekin lagi jadinya, langsung di telantarin!" Batin Milka kesal.

Sekarang ia berjalan mengekor di belakang mamahnya yang sedang asyik mengobrol dengan temanya  seraya berjalan masuk ke dalam.

Milka mendengus kesal. "Baru aja pen berubah, ehh...malah diubah!" Batin Milka. Ia selalu membatin ketika masih berjalan masuk kedalam.

Kini Milka, Rani dan satu temanya itu sudah masuk ke dalam pesta. Mereka sempat berdiri tenang mencari teman lainya.

"Hei! Ran. Itu mereka yuk kesana." Ajak temen Rani, seraya menunjuk semua temannya yang sedang menjadi satu dalam satu meja bulat yang cukup besar.

Rani mengangguk, sebelum ia pergi ke sana ia sempat menoleh ke Milka. "Kamu mau ikut mamah?" Ajaknya. Yang langsung membuat Milka berfikir.

"Emmmm.... gak deh mah. Aku cari meja sendiri aja." Tolaknya dengan mulus.

Rani tersenyum. "Oke. Kalo gitu mamah kesana dulu ya, udah ditungguin. Dah!" Ucapnya, dan langsung menuju meja dimana teman-temanya berkumpul.

***

Milka Pov

Seperti yang tadi aku bilang ke mamah, sekarang aku sedang mencari meja untuk aku duduki. Tapi sayangnya sampai saat ini aku masih belum melihat meja kosong, semua meja telah penuh.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang