Chapter 35

1.1K 111 23
                                    

"Gue tunggu."

Setelah mengucapkan itu. Panggilan telfon langsung terputus.

Maya yang kepo langsung bertanya. "Dia ngomong apa?" Tanyanya.

"Dia ngajak gue ketemuan." Jawab Milka dengan raut wajah ragu.

"Lo sama dia deket?" Tanya Maya lagi. Milka menghela nafas berat kemudian langsung berjalan ke lemari bajunya.

"Iya, karna dulu gue sama dia sempet temenan. Tapi setelah dia ngungkapin perasaanya, gue kayak sedikit jaga jarak gitu sama dia dan diapun juga. Tapi belakangan ini dia selalu baik sama gue," ucap Milka sambil kembali duduk di tepi kasur dengan tangan sudah membawa pakaian.

"Gue harap sih gue sama Justin bisa jadi temenan lagi." Lanjutnya.

Maya mengangguk-angguk bak seorang profesor yang seperti sedang meneliti. "Oohhh. Terus nanti dia jemput lo?" Tanya Maya yang kesekian kalinya. Milka mengangguk.

Maya turun dari kasur dan  langsung menggering Milka sampai di depan kamar mandi. "Buruan mandi, keburu Justin dateng. Jangan lama, nanti gue ambigu lagi." Ujar Maya yang mendapat cubitan di perutnya karna ucapan akhirnya.

"Dasar!" Desis Milka kemudian menutup pintu kamar mandi dengan sedikit membanting.

BRAK!

Maya langsung mengelus-elus dadanya sambil menggelengkan kepala, tak lama ia kembali lagi keatas kasur Milka dan memainkan ponselnya sendiri.

***

Justin keluar dari kamar mandi sambil menggosok-gosokan rambutnya yang basah dengan handuk.

Ia mengambil ponselnya yang ada diatas nakas, membuka aplikasi chatting yang berwarna hijau berharap ada notif masuk selain grup kelasnya namun tak ada.

Ia menghela nafas sambil berbaring di kasur. Kemudian terlintas di benaknya ingin bertemu dengan Milka. Tak pikir panjang, ia langsung mencari kontak Milka, dan tersenyum ketika menemukanya.

Awalnya ia bingung harus mengatakan apa pada Milka.

Berkata ia ingin bertemu? Tentu harus ada alasannya bukan.

Kangen? Tidak mungkin juga, bisa-bisa Milka menjauh darinya atau ilfeel.

Justin menggeram kemudian mengacak-acak rambutnya yang masih sedikit basah.

Karena tak ingin lama-lama dan membuatnya pusing hanya karena mencari alasan bertemu, ia langsung menelfon Milka dengan percaya diri.

Sambungan telfon sudah terangkat membuat Justin yang tadi percaya diri menjadi merutuki dirinya akibat gegabah.

"Halo"

Terdengar sapaan Milka dari sebrang telfon.

"Ha-halo." Bahkan hanya menjawab 'halo' saja ia sudah gugup.

Tanganya mulai berkeringat padahal ia baru saja mandi.

"Bisa ketemuan?" Tanya Justin langsung to the point.

Milka's Destiny {On Going} Belum Di REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang