14• Hadiah ML

24.4K 1.2K 10
                                    

Tim Lord telah berkumpul di depan Asya,  namun yang di tunggu-tunggu oleh Asya belum menampakkan batang hidungnya juga.

"Jadi berapa nyawa yang kalian dapat?!" Tanya Asya

"Saya 28 nyawa Bos" jawab Tono

"Saya sama seperti Tono Bos" jawab Joko

"Saya mendapat 29 kepala Bos" jawab Jafar menyerahkan karung yang di dalamnya terdapat kepala-kepala yang mereka penggal.

"Saya 30 nyawa Bos" jawab Aguss

"Saya hanya 99 nyawa Bos" jawaban yang di berikan Yanto membuat teman-temannya tak menyangka apa yang Yanto ucapkan 'hanya' apa arti hanya untuk Yanto.

Hingga 99 nyawa melayang di bilang 'hanya'

"Bagus, tunggu Hadiah ML mu setelah kita pulang ke markas, namun sebelumnya apa kalian tak ingin melihat sebuah pertunjukan?" Tanya Asya

"Ayo saya akan memberikan pertunjukan untuk kalian" lanjut Asya dan turun dari singgasana yang dia tumpangi sebentar.

Asya berjalan ke sebuah ruangan yang di penuhi oleh mayat yang tidak ada kepalanya.

Asya berhenti di sana dan melihat sekeliling dan,

Hap!!!

Dia menemukan hal yang tidak di sadari oleh mereka.

Sebuah jebakan berada di pojok ruangan yang di taruh di tengah-tengah sudut dinding.

"Apa kalian akan berdiri saja di sana? Ayo berdiri di samping ku!" Kata Asya, Tim Lord hanya menuruti nya ane berdiri di samping Asya.

Tak lama seseorang datang dengan wajah takut serta terburu-buru, orang tersebut tak menyadari jika ada orang di pojok ruangan.

"Siapa yang melakukan ini pada anak buahku?" Tanya orang tersebut kepada dirinya sendiri.

"Ternyata seorang Tian si penjual orang yang kejam, bahkan rela menjual istrinya sendiri ke pada orang lain demi uang, akan sebodoh ini berbicara sendiri terhadap dirinya. . Sungguh memalukan" ejek Asya, Tian nama orang tersebut kaget ternyata dia tak sendirian di ruangan tersebut.

"Siapa kau?! Kau bukan madam?!" Tanya Tian dengan nada ketakutan.

"Aku? Siapa aku? Mungkin kau akan tau jawabannya jika kau mati" ucap Asya dengan senyum meremehkan.

Tian melihat jebakan yang dia pasang untuk berjaga-jaga ternyata berada di belakang Asya dan Tim Lord pas, tanpa membuang waktu Tian memencet tombol jam yang di tangannya.

Dan

Duar

Duar

Duar

Duar

Duar

Duar

Suara tembakan yang di tembakan secara acak memenuhi ruangan tersebut, tembakan yang berasal dari jebakan yang di pasang Tian.

Namun bukan Asya dan Tim Lord yang terkenal namun Tian sendiri yang terkena semua tembakan itu. Asya dan Tim Lord telah telah menghilang tepat sebelum tombol itu di tekan.

Bagaimana cara mereka menghilang?

Pertanyaan yang sering keluar dari mulut para korban sebelum mati

Kemana mereka?

Mereka memiliki cara tersendiri untuk menghilang tanpa di ketahui dan itu rahasia, yang mengetahui cara menghilang dalam sekejap mata hanya anggota BG dan Asya sendiri.

Tian berdiri kaku saat semua peluru itu mengenai tubuhnya dengan sangat sempurna.

Bahkan pipi nya pun tak luput jadi sarang peluru.

Asya sudah berdiri di belakang Tian dengan gergaji mesin yang dia dapat dari penyimpanan senjata di gedung tersebut, dia bingung kenapa ada gergaji mesin apa mereka berpropesi sebagai penebang kayu.

Tak mau memikirkan hal itu lebih lanjut Asya membawanya ke sana.

Draeen!

Dreannn!!

Suara gergaji mesin di nyalakan, Asya mengarahkannya ke arah kepala Tian dan mulai menempelkan gergaji mesin tersebut ke kulit kepala Tian.

Tidak sampai 2 menit tubuh Tian telah terbelah menjadi dua, Asya tersenyum manis.

Mereka meninggalkan gedung tersebut hingga jarak mereka 50 meter dari gedung tersebut Yanto melemparkan sebuah bom ke arah gedung tersebut, dan

Duar

Gedung tersebut hancur tanpa tersisa, akibat bom yang Yanto lempar.

Skip>

Asya dan Tim Lord telah sampai di markas BG dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan nya. . Gaje bat dah

Ok back to story

Asya meminta Yanto ke ruangannya untuk hadiah yang dia janjikan.

"Hadiah apa yang kau inginkan?" Tanya Asya

"Saya tidak ingin hadiah Bos" jawab Yanto

"Lalu? Saya sudah bilang jika yang mendapatkan nyawa paling banyak akan mendapat hadiah" kata Asya

"Saya membunuh orang bukan karena hadiah Bos, melainkan karena rasa kemanusiaan yang Bosbilang" jawab Yanto

"Ok! Kalau begitu terima ini! Ini bukan karena kau membunuh orang melainkan hadiah yang memang ingin saya kasih ke kamu" kata Asya sambil menyerahkan sebuah kalung yang terdapat liontin unik berwarna hijau Jamrud

"Apa ini Bos" tanya Yanto

"Kau akan mengetahui suatu saat, simpan saja itu" jawab Asya penuh dengan misteri.

Asya berjalan keluar ruangan dan langsung terbang menuju kota, kembali ke rumah nya.

Bersambung.....



By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang