16• Mengemis

24K 1.2K 20
                                    

Semua terdiam hanya Bu Maya yang bersuara meminta maaf dan mengemis agar perusahaan suaminya di kembalikan.

Bu Maya sangat tidak menyangka jika yang dia tantang tadi adalah putri kesayangannya dari Tuan Alex yang merupakan penguasa dunia bisnis.

"Saya mohon maafkan saya dan kembalikan perusahaan suami saya, saya mohon" kata Bu Maya dengan mengeluarkan air mata kadal nya.

"Cih!!! Tadi siapa yang ingin membuat saya menjadi gelandangan?!! Dan sekarang apa yang terjadi kenapa kau mengemis kepada gelandangan ini?!!" Tanya Asya dengan nada sinis.


Flashback on

Setelah menelpon seseorang 5 menit kemudian ponsel Bu Maya berdering, dan tertera nama suaminya

"Iya"

"Apa yang kamu lakukan hingga kita menjadi gelandangan seperti ini!!! Sudah aku bilang untuk tidak mencari masalah!!!! Dan kau malah mencari masalah dengan putri kesayangan penguasa bisnis!!" Teriak suaminya di sebrang sana

"Apa maksudmu aku tak mencari masalah dengan putri dari tuan Alex kau tau, dan aku hanya ingin kau membuat Pasya Soviola Fellix menjadi gelandangan!! Dan kau malah memarahiku!!" Jawab Bu Maya tak terima

"Kau!!! Akhh apa kau tak tau siapa yang sedang kau sebut namanya hah!!!"

"Aku hanya menyebut Pasya Soviola Fellix! Tunggu Fellix? Jangan bilang kalau anak kecil itu anak dari tuan Alex!" Kata Bu Maya dengan lirih

"Bodoh!! Apa yang kau lakukan!! Sekarang kita telah menjadi gelandangan kau tau!! JG telah berpindah tangan ke tangan tuan Alex kau tau!!! SEMUANYA SALAH MU!!!" terbaik frustasi dari suami Bu Maya sebelum menutup sambungan telepon.

Bu Maya menatap Asya tengah bersidakep dada dan mengangkat sebelah alisnya serta senyum sinis di wajahnya.

"Jadi ibu Maya yang terhormat siapa yang menjadi gelandangan sekarang!?" Tanya Asya dengan nada remeh.

Dan berakhir dengan Bu Maya yang mengemis kepada Asya.

Flashback off

Asya menatap air mata kadal di mata Bu Maya.

"Ayolah!! Tidak usah kau keluarkan air mata kadal mu itu di depanku, saya tidak akan terkena tipuan anda Bu Maya! SEKARANG ANDA KELUAR DARI SEKOLAH SAYA!! SE-KA-RANG!!" teriak Asya

Bu Maya langsung ke luar kelas dengan menahan malu pasalnya hampir semua guru yang ada di sekolah berada di luar kelas XII MIPA 1

"Kemana sifat bad kalian hah!!!???" Tanya Asya kepada 24 murid di sana, kenapa cuman 24 bukan 25 murid? Karena Yasa dia tengah tertidur nyenyak di UKS.

Mereka diam tak menjawab.

"Ayolah saya tau kalian itu nakal dengan guru saja kalian melawan!! kemana sifat kalian itu?! Tidak tepat sekali hilangnya!!! Saya tekankan jika ada yang bermain fisik jika memarahi kalian, kalian harus melawan mereka jika mereka lebih tua dari kalian gunakan kata-kata pedas kalian, jika seumuran dengan kalian pakai fisik tak apa, jika lebih muda dari kalian kalian harus bisa menenangkan kannya. . Bukan kayak gini diem aja!! MENGERTI??!!!" kata Asya panjang lebar dan nada suara naik 8 oktaf di akhir kata.

(Yang di atas jangan di tiru y guys)

"Mengerti!!" Sahut mereka

Asya langsung keluar kelas menuju ruang guru untuk makan siang karena perutnya sudah berbunyi.

Berbeda saat di dalam kelas raut muka yang memerah karena marah, kali ini Asya tengah tebar senyum manis setiap melihat orang lewat.

Dan berarti dia selalu tersenyum saat menuju ruang guru karena sepanjang jalan selaku ada orang.

Tepat di belokan menuju ruang guru Asya menabrak sesuatu yang keras, hingga dia mendongak adalah dada seseorang.



Bersambung...





By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang