45• Kesalah pahaman

21.3K 1.1K 138
                                    

Tepat jam 11 malam Asya lepas landas menuju Seoul, Korea Selatan. Tujuannya hanya satu yaitu memperpanjang umurnya untuk beberapa saat.

Dia cukup sadar jika penyakit yang dia derita tak akan pernah sembuh dan akan semakin parah, namun Asya ingin membuat sebuah kenangan yang sangat ingin dia ingat bersama Yasa dan juga Alex, dia ingin bersama kedua pria yang sangat berarti baginya untuk menemaninya di akhir hidupnya.

"Ayo turun Sya!" Ucap dokter Arkan

Asya mengangguk dan mencoba berdiri dari tempat duduknya namun lagi-lagi dia limbung seperti beberapa jam yang lalu, dengan sigap Arkan dan Raka menahan tubuh Asya agar tidak terjatuh.

"Pakek kursi roda aja" ucap Raka

Arkan menyetujui usulan Raka dan menyuruh asistennya mengambilkan kursi roda untuk Asya.

Asya hanya menatap tubuh nya nanar

"Apa sebegitu lemahnya gue hingga harus pakai kursi roda?" Tanya Asya lirih saat dirinya di pindahkan ke kursi roda.

"Anda tidak lemah, anda kuat lihat jika anda tidak kuat tidak mungkin anda bertahan hingga sekarang, Anda hanya perlu mengistirahatkan tubuh anda, anda tidak lemah" ucap dokter Arkan seperti memberi penyemangat untuk Asya.

Raka mengangguk membenarkan ucapan dokter Arkan dan mulai mendorong kursi roda Asya untuk turun dari pesawat pribadi Asya.

Rasa dingin yang menusuk langsung menyapa Asya saat dirinya keluar dari pesawat.

"Kenapa begitu dingin?" Gumam Asya, dia memang tak suka dengan cuaca dingin seperti ini.

Mereka langsung masuk ke dalam mobil yang sudah Arkan siapkan untuk langsung pergi ke rumah sakit, dimana nantinya Asya akan menjalani kemoterapi.

******

"Yas udah dong Jan murung terus baru juga satu hari di tinggal Asya udah gini aja" ucap Gradya menyenggol Yasa yang sedang melamun, memikirkan tunangannya

"Kantin aja yok! Atau gak ketempat biasa? Gimana?" Tawar Lyan mencoba membawa Yasa keluar dari kelas yang suram ini.

"Udah ayok ke tempat biasa!!" Tanpa menunggu persetujuan Yasa, Sandy sudah menarik tangan Yasa menyeretnya pergi ke tempat di mana biasa mereka Mabar maupun nongkrong.

Mereka berpapasan dengan Keina yang berjalan menunduk,

"Hay Keina!"sapa Bagas kumat penyakitnya

Keina hanya membalas dengan senyum manis dan menghukum berlalu pergi

"Si Keina perasaan pendiem banget dah, dan pemalu banget" kata Lyan

"Iya bener" sahut Sandy

Mereka diam selama perjalanan hingga melewati ruang OSIS dimana Yasa satu tahun yang lalu yang mengisi ruangan tersebut, namun jabatannya lengser saat dia kelas XII di gantikan Raka yang baru kelas XI, dulu nama Yasa yang terpampang di meja ketua namun sekarang nama Raka Adya Hidrianta yang terpampang di sana.

"Eh itu kok nama Raka diganti jadi nama si Galang?" Celetuk Bagas membuat langkah mereka berhenti dan menatap meja ketua yang benar nama Raka di ganti dengan nama Galang di atlet badminton

"Eh kok nama Raka di ganti?" Tanya Sandy kepada salah satu anggota OSIS

"Oh itu, Raka ngundurin diri jadi ketua karena dia pindah sekolah" jawab anggota OSIS dan langsung pergi

Yasa acuh, dan kembali melanjutkan perjalanan menuju basecamp mereka

***

8 hari sudah berlalu dan Yasa menjadi sangat dingin terhadap sekitarnya, apa lagi setelah mendapat teror foto dua hari yang lalu di mana, di foto tersebut terdapat Asya dan Raka yang hanya berdua, mulai dari Raka yang memberikan coklat untuk Asya, memeluk Asya di perpustakaan, hingga memegang tangan Asya, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang