19• Ice Batu

24.4K 1.2K 15
                                    

Tangan Asya terulur ke arah kepala Yayas, Yayas yang melihat Asya hanya menunduk takut jika dia akan di marahi.

Bukan menjewer atau apa pun Asya malah mengacak-acak rambut Yayas hingga berantakan.

"Yayas tadi ngapain" tanya Asya lembut

Yayas yang mendengar nada suara Asya yang lembut dan tidak ada rasa marah di dalamnya, dia mendongak menatap Asya dengan berkaca-kaca.

"Aaf Yayas neljain meleta" jawab Yayas dengan lirih.

"Yayas mengerjai mereka?" Tanya Asya, Yayas mengangguk kecil.

"Kenapa gak ajak kakak!!" Ujar Asya membuat mereka kaget, mereka kira Asya akan memarahi anak kecil, namun ternyata salah, seperti nya memang mereka harus terbiasa dengan sikap Asya yang ajib ini.

"Ya udah Yayas sekarang cuci tangan jangan lupa pakek sabun di sana!" Kata Asya menyuruh Yayas mencuci tangan di kran yang ada di pojok taman.

Yayas mengangguk dan berlari pergi menuju kran, pipi yang tembam naik turun membuat murid yang melihatnya ingin mencubit pipinya.

Asya melihat ke arah Mila dkk yang sedang berpelukan karena belum hilang rasa takutnya.

"Kak, udah gak ada tukusnya, udah kali pelukannya kalo kelamaan nanti dikira ngapain lagi" ucap Asya

Mila dkk yang mendengar ucapan Asya langsung melepas pelukan mereka dan menatap Asya horor.

"Hahahaha itu mata kalian mau keluar hahahaha" bukannya takut malah Asya tertawa terbahak-bahak membuat mereka tambah kesal.

Di tempat Yayas, dia kesulitan mengambil sabun di atas wastafel yang lebih tinggi dari nya.

Dia melompat-lompat tapi tetap saja tangannya tak bisa meraih sabun hingga sebuah tangan mengambilnya.

"Matacih" ucap Yayas mengambil sabun dari tangan itu.

Yayas mencuci tangannya dengan bersih dan mengelapnya hingga kering.

Di saat dia berbalik ternyata orang yang mengambilkan sabun untuknya masih berada di tempat.

"Kakak macih di sini?" Tanya Yayas

"Iya, siapa nama mu?" Tanya orang tersebut

"Yayas, talok kakak ciapa?" Tanya balik Yayas

"Kakak Yasa" jawab Yasa, orang yang mengambilkan sabun untuknya

"Talo ditu Yayas au beyi es dulu kakak" ucap Yayas

Yayas pergi meninggalkan Yasa, menuju Asya yang tengah melihat murid-muridnya mengukur taman.

"Kakak, Yayas aus" lapor Yayas ke Asya dengan menarik-narik baju yang Asya pakai.

"Ya udah ayo ke kantin beli minum" jawab Asya menarik Yayas ke arah kantin.

Setibanya di kantin Asya membelikan Yayas bubble tea.

"Kakak Yayas au es atu" kata Yayas saat menerima bubble tea dari tangan Asya.

"Es batu? Buat apa?" Tanya Asya bingung

"Yayas au es atu!!" Teriak Yayas

"Ok! Kita beli" putus Asya menarik Yayas ke arah tukang es.

Setelah mendapat apa yang Yayas mau Asya menarik Yayas kembali ke taman.

"Udah ini es nya?" Asya memberikan es batu di tangannya ke Yayas yang di terima dengan gembira oleh Yayas.

Yayas pergi meninggalkan Asya ke arah kolam ikan di tengah taman, sedangkan Asya dia mengawasi murid-murid nya.

Yasa yang tengah duduk di pinggir kolam di kagetkan oleh kedatangan Yayas yang datang tanpa permisi dan langsung duduk di samping Yasa.

Byur

Suara benda jatuh ke dalam kolam mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.

"Kok es nya di buang ke kolam?" Tanya Yasa

"Abis nya Yayas kacian cama ikan nya, meleta tepanasan dadi Yayas kacih es biar ceger" jawab Yayasmembuat mereka tertawa mendengarnya.

Begitu juga dengan Yasa yang hanya tersenyum kecil.

"Kok malah tetawa cih!" Serus Yayas dengan kesal.

"Abis siapa? kamu lucu banget si!!" Jawab Ryry dan mencubit pipi Yayas dengan gemas.

"Ih!!"

"Hahahaha hahahaha" Ryry tertawa terbahak-bahak melihat Yayas yang cemberut, mungkin bukan hanya Ryry yang tertawa namun murid lain pun ikut tertawa.

"Kakak meleta nakal" adu Yayas ke Asya

Asya hanya tersenyum mengelus pipi Yayas yang di cubit tadi.

"Udah gak papa" jawab Asya

Rasa sesak menghampiri dadanya membuat dia sulit untuk bernafas hingga dia hanya tersenyum melihat Yayas yang mengadu ke padanya.

Asya terus memegangi dadanya hingga rasa sesak itu mulai menghilang.

~~~~~~~~~

Semua murid telah memenuhi kantin saat bel istirahat berbunyi, termasuk kelas XII MIPA 1 yang habis menghitung panjang taman sekolah dengan mistar 30 cm.

Asya menitipkan Yayas kepada Yasa dengan alasan bahwa dia harus mengisi nilai namun entah apa yang sebenarnya di lakukan oleh Asya.

"Kak Yas Yayas mau ini" kata Yayas memperlihatkan gambar mie dengan berwarna merah karena cabai.

"Tapi ini pedes Yas, yang ini aja Ok" tolak Yasa dengan menunjukan gambar mie ayam.

"Ya udah yang ini" setuju Yayas

"Eh! Si Yasa kayak bapak-bapak lagi jaga anaknya yang di tinggal ibunya arisan bener gak!" Celetuk Sandy

"Iya bener lo, Dy" setuju Garadya dan di angguki oleh Lyan, dan Bagas.

Yasa melotot ke arah mereka tidak terima.

"Wis!! Santai boss! Jangan melotot kek gitu, mending sekarang Lo beli in makanan untuk si cilik ini, dari pada tar kakak nya marah" kata Bagas dengan menggoda Yasa.

Yasa hanya mendengus dan berlalu pergi meninggalkan Yayas bersama sahabat-sahabatnya.

"Si cilik Namanya siapa?" Tanya Bagas ke Yayas.

"Yayas kak" jawab Yayas dengan polos dan mata mengerjap-ngerjap lucu.

"Kenalin kalo Kakak Bagas, yang ini kak Sandy, yang ini kak Gradya, dan ini kak Lyan"  Bagas memperkenalkan dirinya dan juga sahabat-sahabat nya.

Yayas hanya mengangguk kecil dan tersenyum.

"Yayas adeknya kak Asya?" Tanya Lyan

Yayas menjawab dengan anggukan, Yasa datang membawa dua mangkok mie ayam untuk dirinya dan juga Yayas pastinya.

Mereka berdua memakan mie nya dengan lahap melupakan 4orang di depan mereka yang tengah menatap mereka berdua.

Selesai makan Yayas memberikan kartu yang di berikan oleh Asya kepada Yasa.

"Untuk apa?" Tanya Yasa melihat kartu yang di sodorkan oleh Yayas.

"Kata kak Sya Yayas halus kacih ini kalo beli makanan" jawabnya

"Udah simpen aja! Udah kak Yas bayar" kata Yasa

Yayas hanya mengangguk dan kembali mengantongi kartunya kembali.

Yasa mengajak Yayas ke perpustakaan namun saat melewati UKS dia kaget melihat seseorang yang.



Bersambung....

By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang