9• kecewa

28.7K 1.5K 40
                                    

Sesampainya di sana Asya tercengang dengan apa yang dia lihat sekarang, Asya maju ke arah mereka dan berteriak

-+-+-+-+-+-+-+-+-

"BERHENTIIIII!!!" Teriakan Asya yang sangat mengelegar membuat mereka menghentikan kegiatan mereka

"Kalian ini mau tawuran atau mau masak hah!! Tawuran itu bawanya celurit, golok, pisau, belati. Bukannya sapu, wajan, solet, panci, tutup panci dan apa ini sendok!!. . Kalo gk di bolehin pakek senjata tajam mending pakek tangan kosong dari pada kayak banci begini!! bawanya wajan buat apa wajan buat goreng ikan. . Apa kalian gk bisa berantem pakek tangan kosong. . Kalo gk tau begini caranya!!. . SRET. . BUGH. . BUGH. . DEBUK" setelah memberi ocehan panjang×lebar+tinggi yang membuat semunya tercengang tak percaya Asya kembali membuat mereka kembali tercengang-cengang dengan aksinya menonjok dan memukul Yasa yang tengah kehilangan focus, bahkan sampai membantingnya dengan keras membuat mereka meringis.

"Masih mau di lanjutin tawurannya?! Kalo masih silahkan!, tapi dengan syarat pakai tangan kosong jika tak memiliki senjata dari pada harus menjadi banci? Silahkan!! mulai!!" Asya mempersilahkan mereka memulai kembali kegiatan tawuran mereka dia memilih duduk di atas bangku yang entah bagaimana ada di sana.

Namun setelah menunggu hingga 15 menit tidak ada tanda-tanda untuk tawuran lagi membuat Naca bersuara kembali

"Kenapa gk jadi? Kalo gitu mending balik kesekolah kalian! Kalian semua murid dari SMA Cahaya silahkan kembali ke sekolah kalian dan sampaikan pesan saya kepada guru bela diri kalian bahwa ada yang bilang kalau murid beliau seorang banci!" Printah Asya yang di turuti oleh murid dari SMA Cahaya.

"Kalian! Ikut saya kembali ke sekolah, Se!-ka!-rang!!" Printah Asya

Asya berjalan paling depan di ikuti oleh papanya, guru-guru, dan muridnya di belakang, Asya seperti induk bebek yang di ikuti oleh anak-anaknya.

Asya berhenti tiba-tiba membuat yang di belakangnya menubruk punggung orang yang di depannya seperti permainan domino.

"Ih apa an si, kok malah jadi tubruk-tubrukan segala" gerutu Asya membuat mereka yang ada di belakangnya menghela nafas lelah.

"Kalian sekarang baris di depan Asya dengan rapi bagi yang tidak ikut acara abal-abal tadi silahkan berdiri di samping Asya" tutur Asya yang di patuhi oleh semua

Murid kelas MIPA 1 mulai berbaris dengan rapi menjadi 5 banjar, Asya menatap mereka dengan tatapan tak bisa di artikan.

"Kalian mengecewakan!!" Kata Asya dengan kecewa

Dan entah kenapa hati murid nya terasa sesak melihat wali kelas baru mereka yang baru 2 hari mereka kenal ini kecewa

"Maaf Sya"

"Kita gk bakal ulangi lagi, maafin kita sya"

Asya menatap mereka dengan sangat dingin membuat semuanya merinding

"Ola" panggil papa nya di sampingnya dengan serius

"Ya pa" jawab Asya

"Apa papa boleh ke kantor?" Tanya Alex di tengah-tengah suasana yang merinding membuat Asya mendelik sebal

"Gak jadi" lanjut Alex setelah melihat putrinya melotot sebal.

Asya masih diam menatap mereka membuat suasana canggung

"Sya kita gk bakal ulangi lagi" kata Yasa dengan mencoba berdiri tegak namun tetap saja sulit, akibat kakinya sangat nyeri setelah Asya banting dengan begitu keras

"Iya bener kita gk bakal ulangi lagi, maafin kita ya" sahut Reya dengan tatapan memelas

"Asya kecewa sama kalian, Asya kira kalian gk bakal mempermalukan sekolah ini, tapi apa yang Asya lihat kalian mempermalukan sekolah ini, Asya tau kalian jago berantem dengan tangan kosong, bahkan Kak Mila dan kawan-kawan pun Asya tau kalo kalian juara Taekwondo, Silat, dan Boxing. Apa lagi kalian Kak Yasa, kak Bagas, Kak Liyan, dan yang lainnya sangat jago berantem. Tapi kalian mempermalukan Os High School dengan tawuran membawa alat kebersihan dan masak. Seharusnya kalian bilang kalo mau tawuran jadi Asya bisa nonton kan dapet hiburan kalo gitu, bukannya tawuran diem-diem mana malu-maluin lagi!" kata Asya panjang lebar dan kalimat terakhir yang Asya ucapkan membuat semuanya terbengong-bengong.

"Ada apa kok pada bengong?" Tanya Asya polos

"Ola, apa udah selesai bicaranya kalo udah mending Ola balik ke ruang guru istirahat" kata Alex yang di angguki ole Asya

"Iy pa, Ola mau ke ruangan Ola aja dah capek ngomong mulu, Ola kira bakal ada tawuran beneran yang pakek senjata atau adu jotos lah.... ini boro-boro adu jotos malah mau masak, seharusnya tadi itu bawa ikan, ayam, minyak, kompor, tar kan kita bisa makan bersama kalo gk jadi tawuran, yaudah Ola mau pergi, Bye semua.. . Oh y inget Asya masih marah sama kalian!!" Akhirnya Asya pergi meninggalkan mereka setelah mengomel tak jelas membuat mereka menghela nafas lelah mendengar suara Asya yang mengoceh tak berhenti seperti kenek anggot

"OH IY PAPA HUKUM TU MURID OLA!!" Teriak Asya dari jauh menyuruh Alex menghukum muridnya

Sedangkan mereka (murid Asya) menahan nafas saat tau kalau yang menghukum mereka adalah ketua yayasan langsung

Skip>

Asya bersama Alex yang mengikuti dari belakangnya sedang berkeliling sekolah setelah Alex memberi hukuman ke murid Asya yaitu harus menjadi asisten guru sampai pulang.

Saat keke bertanya kenapa harus menjadi asisten guru, Alex menjawab 'biar saya ada temannya'

"Pa, Ola capek" kata Asya seperti anak kecil

"Yaudah ayo ke ruangan papa aja kalo gitu" ajak Alex yang di jawab gelengan oleh Asya

"Gk mau jauh nanti makin capek, ke kantor BK aja tu di depan" Kata Asya dan melangkah menuju kantor BK

Cklek

"Siang bu pak" sapa Asya saat masuk ruang BK yang ternyata terdapat dua orang guru BK bu Ana dan pak deden serta 2 orang siswa yang tengah duduk membantu bu Ana dan Pak Deden yang tak lain merupakan berandalan sekolah si Yasa dan Gradya

"Ada apa sya?" Tanya bu Ana

"Gk ada apa-apa bu, Asya bosen gk ada jadwal ngajar katena bosen akhirnya jalan-jalan tapi lama-kelaman capek jadi Asya mampir ke ruang BK, bolehkan bu pak?" Kata Asya

"Tentu boleh dong Sya ayo duduk!" Ajak pak Deden

"Oh ya pak bu, bagaiman dengan asisten seharinya? Enak gk bu pak?" Tanya Asya dengan nada menggoda Yasa dan Gradya

"Enak Sya kerjaan ibu lebih ringan dan kalo mau ngajar ada yang bawain tas dan buku, ibu sangat berterima kasih ke pak Alex karena sudah memberi kita asisten sehari"

"Di mana pak Alex Sya?"

"Mungkin di luar masih hendel masalah kantor"

"Emang Pak Alex gk ke kantor Sya kok di sini dari pagi?"

"Masih Asya hukum pak"

"Hukum? Kenapa di hukum sya?"

"Ya habisnya Asya sebel masa Asya mau masuk rumah di siram sama air pel-pelan dari atas kan jadi kek tikus kejebur got, mana bau lagi airnya" Asya sebal mengingat betapa baunya air yang membuatnya basah kuyub.

Yasa dan Gradya tak menyangka ternyata Asya berani menghukum Ayah nya sendiri lalu bagaimana mereka yang hanya muridnya.


Bersambung...




By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang