32• Orang asing

22.1K 1.1K 29
                                    


Rumah gaya modern minimalis dengan dua lantai yang cukup besar untuk di tinggali Yasa sendiri namun sangat nyaman untuk di tinggali apa lagi suasana yang begitu asri dengan tanaman di mana-mana sampai tanaman hias di dalam rumah pun ada.

Cukup rapi untuk ukuran bad boy seperti Yasa.

Mungkin jika ada yang datang kerumahnya tidak akan percaya kalau Yasa sendiri yang merapihkan dan menanam berbagai tanaman, dilihat dari penampilannya yang urak-urakkan seperti tidak pernah ada yang mengurusnya.

Tapi memang itu kenyataannya Yasa hidup sendiri saat lulus SD di rumah pemberian almarhum ibunya.

Drt drt drt

"Yas ada yang ngajak tawuran." kata Sandy di sebrang sana.

"Siapa?" Tanya Yasa to the poin.

"Casino high School, jam 9 pagi. Gimana?" jawab Sandy.

"Ijin Asya dulu." kata Yasa

"Tar kalo gak boleh gimana?"

"Ya udah gak usah tawuran."

Tut Tut Tut

Yasa menutup telepon nya dan melanjutkan acara memasaknya untuk makan malam.

Sekilas bayangan tentang masa lalunya lewat mengusik konsentrasi nya.

"Shit!!!" Yasa memegangi kepalanya yang mulai pening akibat bayangan masa lalunya yang berlalu lalang tanpa permisi.


Yasa POV

Sepulang mengantarkan Asya kembali ke rumahnya, gue langsung pulang ke rumah gue sendiri atau lebih tepatnya rumah nyokap kandung gue yang beliau hadiahkan kepada ku saat masih hidup.

Lulus SD gue mulai tinggal sendiri disini meninggalkan ayah brengsek gue dan jalangnya ah ya anak jalangnya juga yang sialnya merupakan teman masa kecil gue.

Lupakan itu! Sekarang gue tengah masak untuk makan malam gue sendiri.

Namun bayangan masa lalu gue tiba-tiba melintas hilir mudik hingga membuat kepala gue pening.

Bayangan yang selalu ingin gue hapuskan dari memori ingatan gue, masa lalu yang ingin gue buang jauh-jauh kenapa malah datang tanpa permisi dan mengusik kehidupan ku.

Bruk

Gelap kegelapan mulai menyerang hingga suara seseorang memanggilku berkali-kali namun mata ini tak ingin membuka kembali.

.



.

.

Author POV

Asya menikmati tempoyak pemberian Yasa tadi dengan nikmat tanpa memperdulikan aroma yang menyengat memenuhi ruang keluarga.

"Ih!! Kenapa harus cerai si baru satu tahun setengah juga nikah udah cerai aja,  mereka kan Couple banget. .ih! Ini juga baru pacaran juga main putus aja. . Ini juga siapa yang berani-beraninya menghujat masa depan gue. . harus bilang papa ni kalo Suho udah tau trik baru buat buang dolar. .Itu Ya AMPUN KENAPA HARUS PAMER DADA!! MATA OLA JADI GAK SUCI KAN!!. . itu ya! Ampun.... masa depan Ola ganteng banget. . What!!! mau konser harus nonton nih!!. . . PAPA OLA MINTA TIKET KONSER EXO SEKARANG!!!" Asya berteriak tak jelas mengomentari berita yang dia lihat dari Tv, dari mulai Song Couple yang di kabarkan akan bercerai, Kai dan Jenny yang mengakhiri hubungan mereka, biasnya yang di hujat Heters, Suho EXO yang bakar dollar di MV lotto , liat Kai dan Sehun EXO yang nge dance telanjang dada, hingga berita EXO akan konser satu tahun lagi namun sudah meminta tiket terlebih dahulu.

Asya tak memperdulikan papa nya dan juga klien papanya yang terganggu oleh teriakan Asya apa lagi aroma tempoyak yang menyengat kemana-mana.

"Deal" keputusan telah di lakukan dari kedua belah pihak.

Alex mengantar klien nya hingga depan pintu, Alex berjalan ke arah ruang keluarga dimana Asya tengah mengoceh tidak jelas.

"Ola kenapa teriak-teriak?" tanya Alex lembut.

"Habisnya Ola sebel sama papa kenapa harus meeting di rumah kenapa gak di kantor aja? Mana lama banget lagi. .terus tadi itu siapa yang ngaku-ngaku hamil anak papa? Inget ya pa Ola itu paling gak suka berbagi apa pun termasuk berbagi papa!" jawab Asya dengan wajah di tekuk masam.

"Iya besok-besok gak lagi deh papa meeting di rumah. . Dan untuk Sela dia hanya jalang aja, sayang kau tau bukan biasa mereka hanya melakukan itu mengaku-ngaku pria menghamilinya agar bisa mendapatkan uang besar." jawab Alex penuh dengan kesabaran.

Asya cukup memahami papa nya bahwa papanya juga butuh asupan nutrisi juga, jadi Asya membiarkan Alex melakukan hubungan badan dengan jalang dengan syarat satu bulan sekali.

"Ya udah kalo gitu OLa maafin. . Papa mau?" Asya menawarkan tempoyak ke arah Alex yang langsung di tolak oleh Alex langsung.

"Papa gak suka durian buat kamu aja." tolak Alex.

"Ini tempoyak pa bukan durian pa. Tem-po-yak." seru Asya

Alex hanya menatap Asya tak minat bagaimana bisa dia menjadi guru,  hanya Tempoyak terbuat dari durian saja tak mengetahuinya, apa Ola tak menyium aroma durian yang menyengat dari makanan itu, batin Alex.

"Papa kenapa nyuruh Kak Yas nyari Ola?" tanya Asya.

Alex mengerutkan kening dan menggeleng.

"Papa gak nyuruh Yasa nyari kamu Sya." jawab Alex yang membuat Asya bingung .

'bukannya kak Yas tadi bilang kalo dia di suruh papa?' tanya Asya pada dirinya sendiri.

"Ya udah Ola mau tidur pa." pamit Asya dan berjalan ke kamarnya untuk tidur setelah kenyang memakan tempoyak dengan nasi.

"Lebih baik aku tanyakan sendiri." gumam Asya dan masuk ke dalam mimpi yang menantinya.

******

Mata Yasa perlahan terbuka dengan pasti, menyipit menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

"Yasa kamu sudah sadar?" kata pria paruh baya yang berdiri di samping seorang wanita paruh baya bisa di pastikan kalau mereka sepasang suami istri.

"Apa ada yang sakit Sa?" tanya wanita paruh baya tersebut.

Yasa memandang mereka dengan tatapan tajam, datar, dan dingin menjadi satu, tatapan penuh kebencian kepada mereka berdua.

"Keluar!!" kata Yasa tajam menahan emosi.

"Apa yang kamu bilang?! papa sama Mama bakal di sini mengurus mu." tolak pria paruh baya yang ternyata merupakan papa Yasa, orang ke dua yang sangat dia benci setelah jalangnya yang berdiri di samping suaminya.

"KE-LU-AR!!!" Ucap Yasa penuh penekanan.

Mereka berdua tetap diam di tempat tanpa ada yang berniat pergi dari tempat.

"Keluar sekarang!!! Kalian bukan siapa-siapa saya! Kalian hanya orang asing yang amat saya benci!! Terutama kau jalang!! Silahkan keluar sekarang!!!" ucap Yasa penuh dengan emosi.

Mereka berdua pergi dari sana dengan wanita yang merupakan ibu tiri Yasa menangis pilu.

Tak ada penyesalan di dalam hatinya karena membuat wanita menangis, Yasa menatap langit-langit dengan tatapan kosong hingga kantuk menjemput.


Bersambung....

By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang