17• Yayas

24.4K 1.2K 9
                                    

"Ih ternyata kakak! Sakit tau" ucap Asya saat mendongak melihat apa yang dia tabrak

"Salah sendiri gak liat-liat" balas orang di depannya yang tak lain merupakan Yasa.

"Udah ah!! Masih sebel aku sama kelas kakak! Bilangin aku masih marah!, Bye kak aku mau pulang aja!" Ucap Asya dan langsung melenggang menuju parkiran.

Sepulang dari sekolah Asya mampir ke kantor papanya, entah kesambet setan apa yang membuat mau untuk datang ke kantor papa nya ini.

Bahkan karyawan Fellix Comapny tak pernah tau bagaimana wajah anak boss nya itu.

Jadi wajar saja jika Asya memasuki kantor tidak ada yang mengenalinya.

Asya tercengang saat memasuki kantor papanya itu, dalam hatinya dia tak henti-hentinya mendumel tentang pakaian yang di kenakan oleh karyawan kantor.

'ini kantor apa klub? Apa ini kantor papa nya selama ini! Itu dada. gue tau besar tapi apa gak bisa pakek baju yang lebih besar lagi biar gak tumpah-tumpah kek gitu! Itu percuma pakek rok panjang tapi belahannya sampe atas paha!! Itu baju gak bisa di tebelin dikit apa itu bh nya sampe kelihatan gitu juga!! Itu mending gak usah pakek rok kalo ketet banget mana pendek banget lagi!!' dumel Asya dalam hati

Rasanya dia ingin bunuh papanya yang memperkejakan wanita kupu-kupu malam itu.

Asya berjalan ke arah meja resepsionis tentu saja dengan medumel di dalam hatinya, apa lagi saat melihat make-up mba resepsionis yang tebelnya kebangetan.

"Ada yang bisa saya bantu mba?" Tanya resepsionis sok ramah dan memasang senyum palsu.

"Papa ada?" Tanya Asya

"Papa nya siapa ya dek?" Tanya resepsionis itu

"Pak Alex CEO Fellix grup!" Jawab Asya mulai kesal

"What!!! Lo gak usah bohong ya, Lo mungkin salah satu wanita malam pak Alex yang ngaku-ngaku jadi anak nya kan?!" Tuduh resepsionis itu

Asya yang mulai geram memilih untuk langsung ke ruangan Alex yang ada di lantai paling atas, meninggalkan resepsionis yang teriak-teriak gak jelas.

"Awas aja tunggu hukuman Asya, pa!!" Gumam Asya dalam lift.

Pintu lift terbuka dia berjalan ke arah ruangan papanya dan betapa terkejutnya dia melihat sekertaris papanya yang baru, dia malah asik berdandan dan baju nya lebih terbuka dari yang kemarin.

Amarah Asya sudah memuncak Asya berjalan ke arah pintu saat dia akan memegang gagang pintu ada tangan yang mencegahnya.

"Siapa Lo!! Kenapa Lo ada disini!!!" Tanya sekertaris itu dengan nada tinggi.

Asya masih diam, maksudnya diam adalah dia diam mengambil nafas sebanyak-banyaknya untuk berteriak memanggil papanya.

1

2

3

"PAPAAAAAAAA!! KELUAR SEKARANG!!!" teriakan Asya seperti biasa membuat cermin dalam kamar mandi pecah.

Alex berlari tergopoh-gopoh keluar, Alex terkejut melihat Asya dengan wajah memerah marah.

Alex mulai bertanya-tanya apa yang membuat Asya marah, dia pikir selama ini dia tidak berbuat salah hingga Asya marah.

"Ada apa Ola?" Tanya Alex dengan hati-hati

"Papa itu kenapa si!!! Kenapa memperkerjakan wanita kupu-kupu malam seperti mereka?!! Apa gak ada yang lebih ketutup sedikit pa!! Papa juga kenapa jadi ini ondel-ondel seperti dia menjadi sekertaris pa!! Apa ini yang namanya kantor?! Pakaian tipis, gak dijahit, dada luber-luber. Apa itu yang papa cari hah!!" Kata Asya panjang lebar dengan mata melotot, Alex hanya meringis melihat mata Asya.


Mungkin memang salahnya karena tak mempermasalahkan pakaian yang di kenakan para karyawan nya.

Tapi sungguh Alex tidak pernah melakukan hal yang tidak-tidak.

"SEKARANG PAPA PECAT MEREKA!! ATAU ASYA MARAH SAMA PAPA!!!" teriak Asya dengan sangat keras.

"Hei!! Apa yang kau lakukan di sini!! Sana keluar dasar wanita panggilan!!" Teriak resepsionis yang menyusul Asya.

"Papa lihat kelakuan karyawan papa!! Sekarang pecat mereka semua!! Asya yang akan mencari gantinya!!" Teriak Asya

"Kumpulkan semua karyawan sekarang!!" Perintah Alex

Skip>

Asya masih marah dengan Alex karena telah memperkerjakan karyawan seperti mereka.

Bahkan Asya tetap diam saat Alex menyodorkan Album terbaru biasnya

"Ola maafin papa.. papa benar-benar gak pernah mantau karyawan semua papa serahin ke asisten papa. . Bener papa gak tau Ola.. maafin papa ya" mohon Alex tapi Asya tetap diam tak menjawab.

Dan memilih untuk keluar dari kantor Alex, di lobby kantor semua menunduk melihat Asya, mereka tidak mau nasip mereka seperti 50 karyawan yang di pecat oleh bos mereka karena permintaan Asya.

Asya berjalan dengan angkuh, dia berjalan keluar menyetop taksi untuk kembali ke rumahnya.

Sesampainya di rumahnya Asya langsung menonton Drakor yang baru dia download di perjalanan tadi.

Ting tong ting tong

Asya mendengus saat mendengar bel rumah yang di pencet berkali-kali.

"Bi bukain pintunya" teriak Asya namun hening.

Akhirnya Asya yang berjalan ke arah pintu dan membukakannya.

Ternyata yang datang merupakan guru akselerasi nya dulu yang datang dengan membawa anak kecil.

"Hay Asya apa kabar?" Tanya gurunya yang bernama, Bu Ada

"Hay Bu! Kabar Asya baik, ibu bagaimana? Oh ya siapa si imut ini?" Tanya Asya.

"Kabar ibu baik Sya, ini adek ibu namanya Yayas" jawab Bu afa

"Asya kirain anak ibu? Hay Yayas kenalin nama kakak Asya" Sapa Asya ke Yayas

"Hay kakak" sapa balik Yayas

"Ayo masuk dulu Bu!" Ajak Asya namun di tolak oleh Bu Dian.

"Ibu gak bisa masuk, Sya. Ibu kesini mau minta bantuan apa Asya bisa bantu ibu?" Tanya Bu Dian.

"Bantuan apa Bu?" Tanya Asya

"Gini ibu hari ini ada seminar di Kalimantan tapi gak ada yang jaga Yayas, apa kamu bisa jaga Yayas untuk satu Minggu kedepannya?" Tanya Bu Dian

Asya dengan senang hati menerima Yayas karena dia juga sangat senang dengan anak kecil apa lagi seumuran Yayas yang masih berumur 5 th yang masih imut-imut nya

"Yayas mau ikut kakak?" Tanya Asya

"Au!!" Jawab Yayas dengan antusias

Bu Afa berterima kasih dan pergi meninggalkan rumah Asya setelah menaruh barang-barang Yayas.

Yayas mengikuti Asya ke kamarnya seperti anak bebek yang mengikuti induknya.


Bersambung...

By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang