26• Bakar-bakar Ikan

21.7K 1.1K 12
                                    

Sepeninggalan Yasa, Asya langsung berlari pergi ke kamar nya untuk berganti pakaian setelah pamit.


Sedangkan Yasa dia melajukan motornya kembali ke sekolah, menjemput Yayas yang tengah bakar-bakar ikan yang dia tangkap bersama teman-teman Yasa.

"Kak Yas" panggil Yayas saat melihat Yasa mendekat.

"Iya Bro! Dari mana aja lo!! Sumpah tadi itu seru banget nangkep ikan koi nya, dan ni dia kita bakar-bakar ikan Koi. . Lo mau?!" Sapa Deni teman satu kelasnya yang menawarkan ikan koi bakar.

Yasa hanya menggeleng, dia melihat teman satu kelasnya yang sedang bakar-bakar ikan di halaman sekolah, dan ada juga yang masih di dalam kolam menangkap ikan Koi.


"Yas ayo pulang!" Ajak Yasa ke Yayas

Yayas yang tengah memakan ikan bakar hanya menggeleng tanda di belum mau pulang.

Ah!! Jangan lupakan tampilan mereka yang basa kuyub karena main air, dan juga lumpur.



"Nanti kak Sya nyariin!! Nanti bakar lagi di rumah" bujuk Yasa

Yayas yang mendengar akan membakar ikat lagi di rumah pun setuju dan menarik tangan Yasa untuk pulang.

Bodyguard?

Mereka tinggal empat yang sekarang mengikuti Yasa dan Yayas.

Yasa tidak menggunakan motor lagi melainkan menggunakan mobil nya yang memang dia selalu taruh di sekolah.


"Sya apa bener yang di katakan Yasa tadi kalau bodyguard yang menjagamu sebenarnya orang suruhan menculikmu?" Tanya Alex menyusul Asya ke kamarnya.


"Iya pa!! Makannya gak usah ngasih bodyguard ke Asya, dan Bodyguard yang asli noh ada di belakang mansion. Kalo kayak gini kan sama aja papa nyerahin asya ke penculik! Papa itu tega banget tau gak! Untung tadi ada kak Yas yang hajar tu bodyguard sampe gak bisa bangun, kalo Asya yang hajarkan ujung-ujungnya papa ngomel. . Bilang Asya gak boleh kecapean lah.  Ini lah.   Itu lah. . Papa harus berterima Kasih ke kak Yas nanti kalo dia datang lagi" jawab Asya panjang kali lebar tambah tinggi bagi dua.

Alex menggeram marah karena dia bisa kecolongan seperti ini, tapi untungnya putri kesayangannya tak terluka sedikitpun.

Alex dan Asya turun ke lantai bawah, Alex yang harus menemui rekan bisnis nya lagi, dan Asya yang sedang menunggu Yasa di meja makan.

Tidak lama terdengar suara anak kecil berlari menghampiri nya.

"Kak Sya" Yayas menempel di kaki Asya

"Hay kok basah gini si. . Liat mana Yayas bau amis lagi. . Sana ganti baju dulu sama bi Ida " Asya menyuruh Yayas berganti baju terlebih dahulu.

Dengan berpura-pura kalau Yayas memang bau amis, Yayas langsung menarik bi Ida ke kamar Asya untuk berganti pakaian.


"Makasih ya kak" ucap Asya ke Yasa yang tengah berdiri

"Ya udah kakak mau pulang, sampai jumpa besok" pamit Yasa, Asya mengangguk dan berjalan mengantar Yasa ke depan.

Tepat di ruang tamu Yasa berhenti karena panggilan dari Alex.

Yasa menatap Alex hormat dan segan, berbeda dengan salah satu rekan bisnis Alex, Yasa menatapnya penuh kebencian, dan dendam di dalamnya.

"Yasa om mau berterima kasih karena sudah menjaga Ola tadi. ." Ucap  Alex.  Yasa hanya tersenyum tipis dan mengangguk.

"Saya pergi dulu kalau begitu, Selamat siang" pamit Yasa

"Tidak makan dulu Yas?" Tanya Alex

Yasa menggeleng dan menjawab kalau dia masih memiliki pekerjaan.

Asya mengantar Yasa ke depan dan kembali masuk saat mobil Yasa telah pergi.

Skip>

Yasa berjalan di koridor sekolah yang masih sepi pikirannya melayang ke tadi malam.

"ARGGGHHHH!!"teriak frustasi Yasa dan menendang kotak sampah di depannya.

Tidak ada murid yang melihatnya karena memang belum ada murid yang berangkat hanya dia yang sudah ada di sekolah


Yasa seperti dalam masalah berat yang membuatnya sangat kacau apa lagi tampilannya yang sudah kacau bertambah kacau.

"Apa yang kakak lakuin" tanya seseorang mengagetkan Yasa yang tengah menendang-nendang benda kecil.

Yasa memandang datar adik kelas di depannya.

"Ini buat kakak" Nailul menyerahkan kotak coklat untuk kakak kelasnya yang sudah lama dia idam-idamkan.

Yasa hanya memandang datar tanpa ada niat menerima kotak coklat tersebut.

"Hari ini merupakan hari kasih sayang jadi aku ngasih ini untuk kakak" jelas Nailul tanpa di minta


Yasa berjalan melewati Nailul begitu saja tanpa mengambil coklat nya.

Tak menyerah begitu saja Nailul mengejar Yasa berusaha menyamakan langkah orang yang di puja-pujanya itu.

"Kak tunggu. . Terima coklat ku ya. .kumohon " Seru Nailul dengan sedikit berlari menyamakan langkah Yasa yang besar.

Yasa diam tak menjawab, saat melewati lobi sekolah ada yang memanggil namanya.

"KAK YAS BANTUIN SYA!!" panggil Asya di ujung lobi lagi-lagi dengan berteriak.

Yasa berhenti lalu berjalan menghampiri orang yang memanggilnya meninggalkan Nailul yang mengerutu.

"Tunggu aja Lo bakal berlutut di hadapan gue Yasa, dan Lo guru belagu tunggu balasan dari gue" gumam Nailul dan berjalan pergi .

Yasa tepat di depan Asya yang tengah berdiri membawa kardus berukuran sedang.

"Kak Yas bantuin Asya ini berat banget.." ucap Asya

"Cuman kotak kecil gitu aja gak bisa bawa" ledek Yasa

Asya hanya memandang sinis dan langsung menyerahkan kardus itu ke dekapan Yasa dan meninggalkan nya sendiri.


"Kenapa berat banget padahal kecil. ." Ucap Yasa yang mengakui kalau kardus yang di bawa Asya tadi benar-benar berat.

Dia menarik kata-kata nya tadi saat meledek Asya.

Bersambung....



By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang