8• Tikus Kejebur Got

28.5K 1.4K 11
                                    

Sesampainya di Mansion Asya turun dan langsung

Byur

Asya terpaku di tempat setelah air dari atas mengguyur dirinya

Sedangkan orang yang tak sengaja mengguyur Asya hanya meringis melihat penampilan Asya seperti tikus terjebur got

Asya tersadar melihat penampilannya yang menyedihkan lalu mendongak ke atas melihat orang yang menyiramnya

"PAAPAAAAAAAAA!!!" Asya berteriak sangat keras membuat mansion bergetar bakahkan cermin di kamar mandi sampai retak dan hancur

Asya berjalan masuk sedangkan papa nya bingung harus bagaimana, menemui putrinya atau berdiam diri di balkon dan akhirnya dia memilih untuk menemui putrinya

"Papa mau balas dendam ke Ola y? Papa gk terima Ola suruh mandi kembang tuju rupa iy?! Papa tega sama Ola. . HUWAAAAAAAAA" Tangus Asya pecah dengan begitu keras

"Sayang dengarkan papa, Papa gk sengaja papa gk liat kalo Ola di bawah, maafin papa. . Tadi niat papa mau buang air pel-pelan di kamar papa jadi papa buang ke bawah, dan ternyata menyiram kamu" jelas Alex dengan nada meringis di akhir kalimat

"Jadi ini air pel? Papa tega sama Ola! Papa gk liat Ola jadi kayak tikus kejebur got? Pokoknya OLa ngambek sama papa!" Asya berlalu pergi meninggalkan Alex dengan menghentak-hentakan kaki nya

"Huft. . . Kenapa kamu gk bilang kalo Asya sudah ketemu James?!" Tanya Alex dengan tajam

"Maaf tuan saya sudah berulang kali menelpon tuan, tapi tuan tidak menjawabnya bahkan saya sudah mengirim pesan singkat tuan" jawab James dengan kepala menunduk

Alex hanya mengangguk dan meninggalkan Jems

Alex berusaha mencari cara agar putrinya tidak marah terhadapnya lagi, bisa di bilang dia sangat memanjakan Asya  sedari kecil dia akan melakukan apa pun untuk putri kecilnya bahagia, bahakan dia mengijinkan Asya menjadi pemimpin mafia asalkan Asya bahagia. Semuanya untuk kebahagian Asya dan untuk menebus kesalahannya terhadap almarhum istrinya.

"Ola maafin papa ok. . Papa gk sengaja tadi, papa janji deh bakal lakuin apa pun untuk Ola" bujuk Alex di depan pintu kamar Asya.

"Beneran ya papa mau lakuin apa pun untuk OLa?" Tanya Aysa meyakinkan perkataan Papanya dari dalam kamar.

"Iya beneran papa gk bohong" jawab Alex meyakinkan Asya.

Cklek

Asya langsung membuka pintu dan menyeret papa nya ke ruang keluarga.

"Kalo gitu temenin OLa nonton drama korea dan besok papa harus menjadi asisten Ola seharian full, ok" Asya mengulurkan tangan nya meminta jabat tangan

"Ok deal" Alex menyambut uluran tanga Asya

"Ok kalo gitu temenin Ola nonton dramanya pacar Ola" dengan semangat 45 Asya mengajak lebih tepatnya memaksa Alex menemani nya menonton Drama korea.

Mereka berdua menontoh drama korea hingga tengah malam bahkan Asya ketiduran dan menyebabkan Alex menggendongnya pindah ke kamar.

Walaupun tadi malam tidur kemalaman tapi kali ini Asya bangun tepat waktu tanpa harus di bangunkan oleh bi Ida pelayan yang sudah mengurus Asya dari bayi

Asya berjalan ke arah meja makan untuk sarapan bersama papa nya dan berangkat ke sekolah bersama, karena Asya akan mempunyai asisten gratis dalam sehari yaitu papa nya sendiri.

Asya sampai di sekolah sebelum bel berbunyi.

Asya berjalan menyusuri koridor untuk menuju ruang guru di ikuti oleh Alex di belakangnya, semua siswa bertanya-tanya kenapa pemilik yayasan tempat mereka sekolah membawa tas wanita dan mengikuti guru muda mereka

'Itu kan ketua yayasan kenapa berjalan di belakang Asya'

'Kenapa ketua yayasan membawa tas wanita?'

'Apa itu tasnya Asya? Tapi kan biasnya dia tak membawa tas?'

Mungkin itu pertanyaan demi pertanyaan yang keluar dari mulut para murid

"SELAMAT PAGI IBU-IBU BAPAK-BAPAK" sapa Asya saat membuka pintu ruang guru

"Pagi Asya kamu itu kebiasaan deh kalo dateng pasti teriak-teriak" kata bu Nafa yang mengajar pekajaran sejarah.

"Hehehe udah kebiasaan bu" jawab Asya dengan cengengesan, walaupun baru dua hari mengajar di sekolah ini Asya sudah bisa akrab dengan hampir seluruh guru yang ada, mereka menganggap Asya sebagai adik dan anak mereka.

"Pa kenapa di luar si, ayo masuk" Asya memanggil papanya yang berdiri di luar.

Alex masuk dengan gaya beribawa nya yang membuat guru di sana terkejut melihat ketua yayasan ada di ruangan itu.

"Kenapa semuanya pada diam?" Tanya Asya dengan tampang polosnya

"Selamat pagi pak" sapa mereka kaget melihat ketua yayasan di ruangan guru

"Asya kamu kenal dengan pak Alex?" Tanya salah satu guru dengan suara sedikit berbisik

"Ini papa aku bu dan sekarang menjadi asisten Asya untuk sehari" jawab Asya yang membuat mereka melongo tak percaya seorang pengusaha sukses menjadi asisten anaknya

"Permisi bu"ucap seorang murid dengan ngos-ngos an

"Iy ada apa ka?" Tanya bu Nafa kepada ketua OSIS yang menghadap itu

"Itu bu Yasa beserta kelasnya tawuran di belakang sekolah melawan murid dari SMA Cahaya" lapor Ketua OSIS tersebut membuat guru di sana menghela nafas lelah

"Kenapa ibu sama bapak langsung gak bersemangat begitu?" Tanya Asya

"Kami sudah lelah dengan kelakuan kelas XII MIPA 1 Sya" jawab guru BK

"Kalau begitu ayo antar saya menemui mereka, pastikan tidak ada yang memisahkan mereka, papa ayo ikut OLa" printah Asya

Asya berjalan menuju tempat tawuran mengikuti Ketua OSIS dan di ikuti oleh papanya

Sesampainya di sana Asya tercengang dengan apa yang dia lihat sekarang, Asya maju ke arah mereka dan berteriak

"BERHENTIIIII..............."

Bersambung

By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang