Dia wanita aku pun wanita,tapi kita berbeda,aku mencintaimu sementara kamu mencintainya. Aku yang mengharapkan,tapi dia beruntung mendapatkan,aku tau siapa dirimu tak mungkin bagimu memilih gagak di rimba sepertiku,sementara ada dia yang sempurna.
Aku mencintaimu,tapi kamu mencintainya, Siapa aku yang dengan tak tau diri berani menitipkan hatiku padamu? Siapa aku yang dengan keangkuhan merasa kalau dirimu hanyalah milikku.
Tau kah dirimu,sejauh apa perjuanganku melupakanmu? Tak tau kah seberapa kuat tekatku untuk melangkah pergi menjauhimu.
Qodarullah,jika memang aku tak bisa memilikimu.
Qodarullah,jika memang aku tak bisa bersanding bersamamu.
Qodarullah,jika memang ini takdirku.•••
"La Tahzan Innallaha Ma'ana." Ucap seseorang kepadaku.
Aku mengusap pelan pipiku yang telah basah terkena air mata,aku melihat pasangan suami istri itu menaiki tangga,banyak dokter dan perawat mengucapkan selamat kepada mereka.
"Jadilah wanita yang kuat,bukan wanita yang rapuh,jadilah wanita yang bisa menerima takdir dengan keikhlasan dan penuh kesabaran,bukan wanita yang menyalahkan keadaan."
"Saya kuat,In Syaa Allah,Allah bersama saya."
"Maida,setelah kembalinya Dr.Nahla aku akan di pindah tugaskan lagi,masih di wilayah ini,tapi bukan di Rumah Sakit ini,saya harap kamu kuat menghadapi semuanya."
"Dr.Irfan,terima kasih atas semuanya,dokter ada orang yang sangat berperan dalam hidup saya."
Dr.Irfan hanya menatapku dengan senyum kecil.
"Saya sudah mengajukan surat agar dipindah tugaskan ke luar kota,In Syaa Allah,Allah akan membukakan jalan saya untuk bisa mengikhlaskan semuanya." Ucapku.
Dr.Irfan menyiritkan keningnya, wajahnya membentuk ekspresi yang tak bisa ku artikan.
"Kamu boleh pergi kemana saja Maida,tapi jangan pergi dan tak kembali." Ucapnya lalu pergi meninggalkanku.
Aku meliriknya mencoba untuk menerjemahkan perkataannya,kalimat sederhana tapi penuh dengan arti yang tak bisa ku pahami.
"Dr.Maida." Suara seorang wanita yang kukenali memanggilku,aku menolehkan kepalaku ke belakang untuk melihat siapakah sosok pemilik suara itu,dan ya ternyata benar,wanita itu.
"Dr.Nahla."
"Boleh saya bicara sebentar?"
"Sikahkan dok."
"Tapi tidak disini,kita keruangan anda saja."
"Baiklah,mari."
Aku dan Dr.Nahla berjalan menuju ruanganku.
Ceklek!
Dr.Nahla menutup rapat pintu ruanganku.
"Ada perlu apa sampai dokter.."
Belum selesai aku bertanya tiba-tiba Dr.Nahla bersimpuh di kakiku."Dr.Nahla apa yang anda lakukan!"
"Maida,aku mohon maafkan aku,aku adalah wanita yang sangat jahat,aku merebut harapanmu,aku merebut kebahagiaanmu dan aku juga merebut cintamu,maafkan aku Maida."
Ucapnya yang menangis dihadapanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
General Fiction[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...