19.Kelabu

3.7K 221 6
                                    

Sudah seminggu setelah pertemuan itu Irfan seperti di telan bumi,setelah malam itu tiada keberadaannya,tidak munafik bagi Maida,ia diam-diam mencari keberadaan Irfan dan diam-diam merindukannya.

"Abi dan orang tuanya sudah lama bersahabat,tidak ada salahnya jika kami berkerabat,dia sudah mengkhitbahmu dan Abi menerimanya."

"Tapi Abi,Abi tidak bisa ambil keputusan sepihak,Abi harusnya tanya sama Maida dulu Abi."

"Abi melakukan yang terbaik untukmu,nak kamu sudah cukup umur untuk berkeluarga,jadi untuk apa di tunda lagi."

"Tapi Abi,Maida kan masih muda,Maida masih ingin berkarir dulu Abi."

"Maida,kamu adalah anak Abi satu-satunya,Abi tidak mau ada penolakan darimu,kamu bisa berkarir setelah menikah,menikah itu ibadah bukan hambatan,jadi Abi akan segera mencarikan tanggal dan hari baik untuk pernikahanmu." Ayah Maida melewati puterinya dan bergegas ke kamarnya.

"Tapi Abi,Abi dengarkan Maida dulu Abi."

"Sudah nak,kamu tau Abimu kan?"

"Tapi Umi,Maida tidak mau di jodohkan,Maida punya pilihan sendiri Umi,Maida mencintai orang lain."

"Tidak untuk kali ini nak,kali ini Abi dan Umi tidak mau melihatmu gagal lagi,Maida Wallahi sekali saja turuti apa mau kami."

"Tapi Umi,jika orang yang Maida cintai datang mengkhitbah Maida,apa bisa Abi menerimanya? Maida mohon Umi katakan pada Abi dan jika dia tidak mengkhitbah Maida,maka In Syaa Allah Abi boleh mengambil keputusan penuh akan Maida."

"Katakan padanya untuk menemui Abi secepat mungkin,jika lelaki itu kriteria Suami yang baik untuk putri Abi,maka akan Abi pertimbangkan." Suara Ayah Maida dari atas tangga yang masih mendengarkan percakapan putri dan istrinya.

Maida dan Ibunya menatap ke arah suara itu. Dan mereka mengulas senyum.

"Alhamdulillah." Umi tersenyum dan memeluk Maida.

"Cepat nak,suruh dia kemari untuk menemui Abimu,ya?"

"Na'am Umi,Maida akan menghubunginya,In Syaa Allah dia akan segera menemui Abi."

Kedua ibu beranak itu saling berpelukan. Maida sangat bersyukur karna mempunyai ibu yang sangat pengertian dan seorang ayah yang bijaksana namun berhati lembut.

***
Maida kembali ke apartemennya lalu ia mengambil HP nya dan mencoba menghubungi lelaki pilihannya,iya dia adalah Dr.Irfan.

Assalamualaikum dr.Irfan
Apa dokter ada waktu luang saya ingin mengatakan sesuatu?

Waalaikumussalam
Iya,silahkan.

Maaf sebelumnya saya mau tanya
kenapa sudah seminggu ini dokter tidak ada di RS?

Saya di luar negeri Maida,ada apa?

Apa ada urusan yang penting?

Iya,saya sudah resign dari RS tempat kita bekerja dan pindah ke sini.

Maida langsung saja melakukan panggilan suara kepada Irfan.

"Assalamualaikum dokter? Dokter Irfan resign? Kenapa?"

"Waalaikumussalam Maida,maaf saya tidak memberitahumu,saya hanya ingin mendapat pengalaman yang belum pernah saya dapatkan."

"Apa hanya itu?"

"Tidak Maida,sejujurnya alasan utama saya adalah kamu,saya hanya ingin melupakan kamu,bukan karna saya tidak mencintai kamu,tapi saya rasa jika saya terus menunggu kamu yang tidak pernah memberikan kepastian untuk saya,itu hanya sia-sia."

Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang