Adiba dan Fatimah kini berada di rumah sakit,setelah dari rumah Maida mereka masih harus kembali menyelesaikan tugasnya.
Di kantin rumah sakit mereka sedang membicarakan kejadian di rumah Maida.
"Gila ya,tau gitu tadi aku gak ikut." Ucap Adiba dengan cemberut.
"Udahlah Dib,mungkin ini cara Allah nunjukin ke kamu kalau dr.Irfan bukan jodoh kamu,makannya jangan menaruh harapan pada seseorang,dapetnya kecewa kan."
"Tapi kalo di pikir-pikir dr.Maida beruntung juga ya jadi istrinya dr.Irfan,udah ganteng,ramah,sweet,kenapa gak aku duluan yang ketemu sama dr.Irfan."
"Yaelah mau cepetan siapa ketemunya kalo emang bukan jodoh yang tetep aja Dib."
"Tapi Fat,aku udah terlanjur suka sama dr.Irfan."
"Nah selagi belum terlalu dalam mending kamu buang jauh-jauh perasaan kamu,kamu gak mau kan menyandang status pelakor."
"Astaghfirullah Fat,ya gak jadi pelakor juga kalik." Adiba memutar bola matanya.
"Noh di luaran sana masih banyak dokter-dokter tampan."
"Emm,gimana kalo aku jadi istri keduanya dr.Irfan?"
"Gila ya kamu Dib,istighfar kamu perkataan itu doa loh."
"Aamiin,dr.Irfan itu kan paham agama Fat,walaupun aku jadi istri keduanya dia juga bakal adil kok,hakku dan hak dr.Maida pasti akan di samakan."
"Makin nglantur kamu ngomongnya,lagi pula dr.Irfan itu udah punya segalanya,harta,pekerjaan yang bagus,istri yang perfect dan sebentar lagi bakal punya anak,jadi buat apa dia cari kebahagiaan di luar."
"Gak tau deh,bingung aku."
"Lagian kamu ngomongnya nglantur,aku jadi sensi sendiri kan."
"Adiba bisa ikut saya sebentar." Suara perempuan mendekat ke arah mereka berdua.
"Kemana dok?"
"Ruangan saya."
"Dokter duluan saja,saya menyusul."
Wanita itu berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Jangan-jangan dr.Nahla denger pembicaraan kita." Ucap Fatimah.
"Tenang aja,aku tanganin,udah aku temui dr.Nahla dulu."
Adiba menuju ke ruangan dr.Nahla.
Tok...tok...tok...
"Masuk."
Adiba memasuki ruangan.
"Apa dr.Maida hamil?" Tanya dr.Nahla.
"Iya."
Nahla menghembuskan nafasnya pelan.
"Ini peringatan,kamu jangan pernah mendekati rumah tangga mereka."
"Memangnya kenapa? Ada yang salah?" Tanya Adiba.
"Apa menurutmu kamu itu benar? Kamu masih muda,jangan sampai apa yang kamu katakan menjadi kenyataan." Saran Nahla.
"Kakak gak ada hak buat ngatur aku!" Ucap Adiba.
"Aku punya hak atas dirimu Adiba! Kakakmu menitipkanmu padaku,aku punya amanah untuk mengawasimu."
"Memangnya kakak siapa?"
"Ingat Adiba,aku ini masih kakak iparmu."
"Kakak iparku? Hah...yang benar saja,bukannya kakak meninggalkan kakakku,dasar wanita tidak tau malu."
![](https://img.wattpad.com/cover/174188908-288-k655290.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
Aktuelle Literatur[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...