Maida membuka kedua matanya,tak ada bedanya saat ia terpejam,dunianya tetap terselimuti gelap gulita,bahkan seberkas cahaya kecil pun tak ada yang melintas menembus pengelihatannya.
"Assalamualaikum mbak Maida."
"Waalaikumussalam,Aliya? Emm bukan ini bukan suara Aliya,dimana Aliya dan kamu,kamu siapa?"
Maida seolah mencari sebuah nama dari suara yang memanggilnya."Aku Nia,sepupunya mbak Aliya,aku menemani mbak Aliya disini saat Dr.Akram tugas." Bohong Sania.
"Oh syukurlah,aku kira kamu orang asing."
"Mbak Maida sarapan dulu ya,ini Nia bawakan bubur ayam untuk mbak Maida."
"Jazakumullah Khairan Nia,tapi maaf saya puasa Senin Kamis."
"Astaghfirullah,maaf mbak Nia nggak tau kalau mbak Maida puasa,ya udah Nia masukkan kulkas aja ya buat mbak Maida buka puasa nanti,mbak Maida tunggu disini nanti Nia kembali lagi."
Maida tersenyum menanggapi perkataan Sania,Sania meninggalkan Maida untuk meletakkan mangkuk itu ke dapur.
"Loh Sania,katanya mau nyuapin Kak Maida?" Tanya Aliya yang sedang memasak.
"Mbak Aliya lupa ya ngomong sama Sania kalo mbak Maida puasa Senin-Kamis."
"Kak Maida puasa? Astaghfirullah aku nggak tau,berarti tadi malem kak Maida nggak sahur dong,Ya Allah kok kak Maida nggak bilang." Aliya mematikkan kompornya dan menuju ke kamar Maida.
"Assalamualaikum Kak Maida."
"Waalaikumussalam Aliya,oh iya dimana Nia?"
"Nia?"
"Iya Nia,sepupumu itu."
"Oh Nia,itu dia,Kak Maida kenapa nggak bilang sama Aliya kalo kakak Mau puasa,kan Aliya bisa masakin sahur buat kakak,Aliya lagi berhalangan jadi Aliya nggak puasa."
"Aliya,Nia,duduklah."
Aliya dan Sania duduk di samping Maida.
"Aliya,kamu dan Dr.Akram sudah banyak membantuku,dan sekarang di tambah lagi sepupumu Nia yang membantumu untuk merawatku,aku sudah banyak merepotkan keluarga kalian,aku tidak ingin lebih merepotkan lagi."
"Kak Maida,mana ada merepotkan kak,kakak kan sedang menjalankan ibadah,jadi nggak ada namanya merepotkan,justru kita sesama muslim harus saling membantu kan? Aliya itu udah anggep kakak seperti kakak kandung Aliya sendiri. Pokoknya Aliya mau Kak Maida harus sering-sering ngrepotin Aliya,kalo sampe kak Maida nggak ngrepotin Aliya,Aliya marah sama Kak Maida."
Maida tersenyum menanggapi perkataan Aliya,wanita itu benar-benar memiliki hati yang tulus.
"Aliya,boleh aku memelukmu?"
Tanpa menjawab Aliya terlebih dulu memeluk tubuh Maida. Seperti layaknya pelukan kasih sayang adik kepada kakak,sementara Sania menatap haru kedua bidadari syurga itu,wanita cantik & shalihah,akankah ia bisa menjadi sosok seperti mereka.
"Nia sini." Ucap Maida.
Mereka bertiga berpelukan seolah mencurahkan semua kasih sayang,inilah keluarga yang sebenarnya keluarga yang belum pernah mereka bertiga dapatkan,pelukan hangat dari saudara adalah kasih sayang yang tak terucap.
•••
"Ente bener-bener ya Ri,gimana sih ente!"
"Maap Kram,ane lupa,kebablasan,khilaf,nggak sengaja,nggak sadar."
"Astahgfirullah,terus sekarang gimana?"
"Gimana apanya,ya itu si Sania di rumah ente,dia kemaren bilang ke ane kalo dia dibolehin sama Aliya buat ngurusin Maida."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
General Fiction[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...