Malam itu setelah bertemu dengan Maida Irfan pulang kerumah bundanya untuk mengatakan hal yang penting.
"Katakan Irfan."
"Bunda,apa bunda ingat dengan Pak Firdaus,tetangga kita dulu?"
Bunda Irfan mencoba mengingat-ingat nama itu.seperti tidak asing di telinganya.
"Suami dari ibu Zainab?" Irfan kembali mengingatkan bundanya yang sedikit lupa.
"Ibu Zainab?"
"Dulu yang merawat Irfan saat bunda sedang di Arab."
"Oh iya-iya bunda ingat,dulu bunda pernah membantu Bu Zainab melahirkan anak pertamanya."
"Jujur Irfan sudah mencintai putrinya semenjak Irfan menginjak remaja,bunda dia gadis yang baik dan sholeha,Irfan merasa cocok dengannya,bunda apa boleh Irfan mengkhitbahnya?"
Bunda Irfan tersenyum manis.
"Obat dari insan yang sedang jatuh cinta adalah menikah nak,bunda setuju kamu menikahi siapapun,tapi bunda juga punya syarat,terlebih mengenai didikan dan akhlaknya."
"Bunda,dia wanita yang pandai,dia sholehah,dia sangat mencintai Allah dan Rasul,dia tekun beragama,dan untuk pendidikannya dia sama seperti Irfan,dia seorang dokter,kalau soal keluarganya apa bunda masih meragukan keluarga Bapak Firdaus?"
"Apa dia wanita yang membuatmu belum menikah sampai saat ini?"
"Kalau Irfan boleh jujur maka pertanyaan bunda akan Irfan jawab iya."
"Hmm,baiklah,kalau begitu apa bunda boleh mengenalnya?"
Irfan tertunduk dengan pertanyaan bundanya.
"Bunda,sejujurnya bunda sudah mengenalnya dan wanita itu adalah Maida."
"Barakallah nak,bilang ke paman untuk mengurus semuanya,pamanmu adalah sahabat Pak Firdaus,setelah Umroh kalian akan menikah."
Setelah mendengar kalau wanita yang dicintai putranya adalah Maida,bunda Irfan tidak banyak tanya,ia malah memeluk Irfan dengan penuh kasih sayang.
***
"Alhamdulillah Fan,ane ikut seneng,semoga Maida bener-bener jodoh ente."
"Aamiin Kram,tapi posisinya Maida itu belum sepenuhnya percaya sama ane,ane takutnya pas pernikahan dia nolak ane apa nggak dia terpaksa menjalani pernikahan sama ane."
"Husnudzon Fan,ane bakal bantu."
"Makasih ya Kram,coba aja ada Fahri,pasti kalian berdua bakal jadi penyemangat ane yang paling kuat."
"Fan dengerin ane ya,ada atau nggaknya Fahri di samping kita,Fahri selalu ada di hati kita,karna apa? Karna dia sahabat kita. Sama seperti ente,dia juga lagi perjuangin cintanya."
"Hmm,ente bener,semoga Allah ngasih yang terbaik buat Fahri,terlebih Fahri dan Livia udah tunangan dan bentar lagi nikah."
"Udah ente fokus dulu ke masalah ente Fan." Saran Akram.
"Gimana ya Kram buat Maida percaya lagi sama ane."
"Hmm,ane tau,ente buat seolah-olah ente pergi ninggalin dia dan seolah-olah yang khitbah dan nikahin dia bukan ente,ente harus kerja sama dengan orang-orang terdekat."
"Maksudnya gimana? Ane nggak paham."
"Ya Allah Irfan,ente kuliah dokter,kerja nggak cuti-cuti tapi kok nggak pinter-pinter sih ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
Fiksi Umum[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...