41.End

5.8K 210 15
                                    

Irfan berlari menuju kesebuah ruangan,keringatnya masih belum kering karena operasi yang baru saja ia tangani.

Ia melihat mertuanya,sang bunda dan adiknya berada di depan ruangan persalinan.

Ruangan itu tertutup rapat,disana ada dua orang yang sama-sama berjuang,seorang ibu yang mempertaruhkan nyawanya dan seorang anak yang ingin melihat betapa indahnya dunia.

"Bagaiman keadaan Maida?" Dr.Irfan terlihat tergesa-gesa.

"Mereka masih menanganinya kak." Jawab Nabila.

"Sudah berapa lama dia ada disana?"

"Baru lima belas menit."

"Tidak ada yang menemaninya?"

"Dianah tidak mengizinkan siapapun untuk masuk,kita tunggu disini saja Fan."

"Bunda,Irfan takut sekali pasti Maida kesakitan."

"Bunda tau ketakutanmu Fan,tapi kamu jangan berlebihan,doakan saja istrimu baik-baik saja."

"Oee...oeee...oeeee!!"

Dr.Irfan yang sedari tadi bermuka sayup,kembali segar karna tangisan merdu itu. Inilah akhir penantiannya,seorang bayi yang ia inginkan kini hadir untuk melengkapi mereka.

"Alhamdulillah Fan anakmu sudah lahir." Ucap Bunda.

Setelah kurang lebih 15 menit mereka di perbolehkan menemui Maida dan bayinya.

"Dr.Irfan,ini bayimu,seorang perempuan cantik,mirip sekali dengan Maida." Ucap Dianah menyerahkan bayi itu kepada Irfan.

Dianah sudah banyak membantunya terlebih dia menjadi dokter yang membantu Maida mulai dari kehamilannya sampai dia melahirkan. Dokter Irfan menggendong putrinya itu,suara merdu adzan Dr.Irfan memenuhi ruangan persalinan Dr.Maida.

"Putriku yang cantik jadilah anak yang sholehah ya nak."

Maida meneteskan air mata,dia tidak pernah melihat Irfan sebahagia itu ketika bersamanya,tapi Irfan menunjukkan kebahagiaan itu saat mendekap putri mereka di dalam pelukannya.

"Kenapa menangis?" Tanya Irfan kepada Maida.

"Mas Irfan bahagia?"

"Tentu saja,kalian berdua menyempurnakan keluarga,aku sangat senang beristrikanmu dan sekarang kamu memberikanku seorang putri cantik Maida."

"Biarkan mereka berdua istirahat dr.Irfan,anda keluarlah dulu."

"Tidak Dianah,aku ingin tetap disini,bersama istri dan putri kecilku."

"Tapi dr.Irfan...."

"Pergilah singa betina,kamu terlalu bawel."

"Dasar keras kepala!" Dianah selalu emosi jika berbicara dengan dr.Irfan,pria itu benar-benar menguji kesabarannya,tapi Dianah senang,dia tau bahwa dr.Irfan sangat menyayangi keluarganya dan bisa membuat sahabatnya itu bahagia.

"Gendonglah putrimu,kamu pasti ingin menggendongnya kan?"

Irfan menyerahkan putri kecilnya kepada Maida,bayi itu sangat lucu,kulirnya masih berwarna kemerahan,mata,hidung,bibir dan raut wajah semua mirip dengan dr.Irfan.

"Kenapa dia mirip denganmu?" Tanya Maida.

"Ya karena dia anakku,memang dia harus mirip siapa? Fahri? Ah tidak mungkin,dia akan sangat jelek jika mirip Fahri."

"Aku yang mengandungnya seharusnya berikan satu bagian saja yang mirip denganku,apa ini adil,semua mirip denganmu Mas."

"Maida,secara fisik anak kita memang mirip denganku tapi emosionalnya pasti sepertimu,dia lembut,penyabar dan penyayang."

Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang