Maida menyiapkan sarapan untuk Irfan,hari ini Maida tidak ada jadwal jadi ia tidak ikut ke Rumah Sakit bersama Irfan,terlebih Maida mau mengajukan surat pengunduran dirinya.
Dr.Irfan menuruni tangga dengan kemeja dan celana dasar berwarna hitam serta jas putih kebanggaannya yang kini berada di lengannya,di tambah dengan tatanan rambut yang rapi menjadikan dirinya terlihat sangat tampan di hadapan siapapun.
"Sarapan dulu Mas."
Maida meyiapkan nasi di piring suaminya.
"Emm..jangan,aku mau roti saja."
"Baiklah."
Maida menyiapkan roti untuk suaminya.
"Nanti Maida antar makan siang ke rumah sakit saja ya Mas."
"Tidak usah sayang nanti kamu lelah,biar nanti aku makan di luar atau di kantin rumah sakit."
"Tidak papa Mas,lagi pula Maida mau bertemu Fatimah."
"Mas pulang lebih awal sayang,nanti Mas sampaikan saja kepada Fatimah untuk menemuimu di rumah."
"Baiklah,kalau begitu,terima kasih ya Mas."
"Duduk dan sarapanlah bersamaku."
Maida dan dr.Irfan sarapan bersama,tak sampai dua puluh menit akhirnya Maida mengantarkan suaminya ke depan.
"Jaga dirimu baik-baik,jangan terlalu lelah,ingat kamu sekarang mengandung sayang."
"Iya Mas,tenang saja."
"Aku berangkat ya,Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam." Maida mencium punggung tangan suaminya.
Ia melihat mobil dr.Irfan keluar dari garasi rumah dan sebuah mobil berwarna hitam memasuki halaman rumahnya.
"Bunda?"
"Assalamualaikum sayang."
"Waalaikumussalam bunda bagaimana kabarnya?"
"Alhamdulillah,kamu sendiri?"
"Alhamdulillah bunda."
"Irfan tadi simpangan sama mobil bunda,oh iya kamu tidak ada jadwal?"
"Tidak bunda Maida free,ayo masuk bun."
Mereka berdua memasuki rumah.
"Bunda cuma mau ngasih kamu ini."
Sebuah wadah di serahkan kepada Maida.
"Bunda buat pindang kesukaan kamu."
"Alhamdulillah,terima kasih bunda Maida jadi ngrepotin."
"Nggak,bunda buat itu untuk Nabila juga sayang,Nabila hari ini pulang jalan-jalan dari Yogyakarta,jadi bunda buatkan sekalian untuk kamu."
"Nabila hari ini pulang bunda? Sudah di jemput?"
"Biar saja Fahri yang menjemputnya,dua anak itu akhir-akhir ini seperti membuat jarak,bunda jadi khawatir dengan hubungan mereka kedepannya."
"Bunda tenang saja,jodoh gak kemana,bunda juga tau kan gimana Maida sama Mas Irfan dulu."
"Iya sayang,oh iya rumah kamu tumben sepi,pada kemana?"
"Laras di antar Pak Sopir ke ATM untuk transfer uang ke kampung bunda,jadi Maida cuma berdua di rumah."
"Kamu punya asisten baru lagi?"
"Tidak bun."
"Lalu,berdua sama siapa? Irfan kan sudah berangkat kerja,apa Umi mu disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
Ficción General[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...