Dr.Irfan berjalan ke lorong Rumah Sakit,tak lama ia memasuki ruangannya dan duduk,hari ini dia menerima seorang koas,pikirannya teringat beberapa tahun yang lalu saat Maida menjadi koasnya.
***
Brukkk!!!
"Astaghfirullahaladzim." Wanita itu mendongakkan kepalanya matanya menangkap bola mataku saat menatapnya.
"Kalau jalan lihatlah jalan,ini Rumah Sakit bukan Taman Kanak-Kanak." Sindirku padanya wanita itu.
"Saya buru-buru,anda juga menabrak saya,kita sama-sama tabrakan jadi itu salah kita berdua bukan cuma salah saya." Elaknya.
"Anda yang menabrak saya bagaimana bisa anda menyalahkan saya,seharusnya anda minta maaf. Lagi pula siapa anda ini? Berkeliaran di Rumah Sakit."
"Sudah anda diam saja,anda itu koas disini kan? Sama saya juga koas,sudahlah saya lelah berdebat dengan anda,saya mau ke ruangan Dr.Irfan beliau sudah menunggu saya,Dr.Nizam bilang kalau dr.Irfan adalah dokter yang sudah tua,saya tidak mau kena semprot beliau."
Apa? Aku di anggap tua oleh wanita itu. Dan apa dia bilang? Kata Nizam? Keterlaluan sahabatku itu memang tidak pernah menaikkan image ku di depan wanita,terlebih wanita yang akan aku bimbing adalah tunangannya.
Ya,aku tau wanita yang di depanku adalah Maida Khairun Nisa,tunangan Nizam dan parahnya lagi dia adalah wanita yang aku sukai dari kecil. Hahaha,miris sekali saat itu. Tapi aku sekarang bersyukur kepada Allah karena sekarang wanita itu sudah menjadi pelengkapku.
***
Tok...tok..tok...
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam masuklah,silahkan duduk." Aku membenarkan posisiku.
"Saya coas Dr.Irfan saya berharap nanti dokter bisa membantu saya dan begitu pula sebaliknya dalam melaksanakan tugas."
"In Syaa Allah,siapa namamu?"
"Nama saya Adiba Saidah. Dokter bisa memanggil saya Adiba."
"Baiklah kita akan kerjasama dan ingat profesionalitas."
"Baik dok."
Kemudian Dr.Irfan mengajaknya untuk menangani pasien,dia terlihat kompeten sebenarnya hanya saja entah kenapa dia kurang fokus.
"Adiba,saat menangani pasien kamu harus fokus kalau kamu tidak bisa fokus,apa yang saya sampaikan tidak akan pernah masuk." ucapku tegas
"Saya tidak akan mengulanginya dok,maafkan saya."
"Baiklah Adiba kita akan bertemu lagi setelah makan siang,silahkan keluar."
"Baik dok,saya permisi."
Adiba keluar dari ruangan dr.Irfan.
"Adiba,kamu sudah selesai?"
"Eh Fatimah,iya,kata dr.Irfan setelah makan siang kami akan bertemu lagi."
"Ya sudah ayo kita ke katin." Ajak Fatimah.
"Oh iya Fat,bagaimana dengan pembimbingmu? Apa dia baik?"
"Hmm,dia sangat baik,dia cantik dan tentunya sangat cerdas,kalau kamu gimana?"
"Fatimah,kamu tau tidak dr.Irfan itu sangat cerdas dia bertindak sangat cepat."
"Kamu tau sendiri kan Dib,Rumah Sakit ini sudah menjadi Rumah Sakit yang di pandang elite,jadi wajar kalau dokter-dokternya sangat kompeten."
"Fat...aku ingin mengatakan sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
Fiction générale[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...