24.Kabar

3.2K 184 2
                                    

"Apa? Kuala Lumpur? Tapi kenapa harus saya?"

"Anda adalah dokter terbaik di bidang anda yang Rumah Sakit miliki Dr.Irfan."

"Kapan?"

"Besok."

"Besok? Kenapa mendadak?"

"Awalnya dr.Fauzi yang akan di kirim,tapi saya baru tau kalau besok adalah hari pernikahannya."

"Ck..bagaimana ini?" Dr.Irfan berdecak kesal,bagaimana bisa ia meninggalkan istrinya di usia pernikahannya yang terbilang masih muda dan kalaupun ia membawa Maida itu tidak mungkin,karena Maida juga memiliki tanggung jawab di Rumah Sakit ini.

"Saya mohon jangan menolak dr.Irfan,ini hanya dua minggu."

"Baiklah,saya yang akan ke KL besok." Dengan keputusan berat dr.Irfan menerimanya,karena ia harus ingat tugas utamanya sebagai dokter.

***

"Nggak papa mas,yang penting mas hati-hati,dua minggu bukan waktu yang lama."

"Tapi dua minggu juga bukan waktu yang cepat Maida,aku tidak mengkhawatirkan diriku,tapi aku mengkhawatirkanmu."

"Mas,jangan lupakan tanggung jawabmu,banyak nyawa yang harus kamu selamatkan disana,lagi pula disini kan sudah ada Laras,aku nggak akan kesepian kok." Maida memeluk lengan suaminya.

Irfan hanya melirik Maida dan menarik nafas panjang.

"Maida bantu prepare ya?" Tawar Maida.

Irfan hanya mengangguk dan tersenyum.

Setelah selesai menyiapkan baju-baju suaminya yang akan di bawa esok,Maida kemudian menuju ranjang,di lihatnya dr.Irfan sudah tertidur pulas,ia tau kalau suaminya pasti sangat lelah,terlebih pekerjaan dokter terbilang pekerjaan yang jarang libur.

Maida menarik nafas panjang,sebenarnya ia tidak mau berpisah sementara dengan Irfan,tapi ini masalah tanggung jawab yang harus di penuhi. Maida menarik selimut lalu memejamkan mata.

***
Di Bandara

"Dr.Irfan apa anda sudah siap?" Suara seorang wanita mengagetkan mereka berdua.

"Dr.Nahla? Anda juga ikut?"

"Iya,kita akan pergi berdua." Ucapnya lalu melirik Maida.

"Emm suamimu,Dr.Nizam dimana? Apa dia tidak mengantar?" Tanya Maida.

"Kenapa kamu menanyakan mantan tunanganmu itu dr.Maida? Aku sudah berpisah dengannya,tidak ada alasan aku mempertahankan rumah tangga dimana hanya satu pihak yang mencintai,sementara pihak yang satunya mencintai orang lain,bukankah lebih baik begitu dr.Irfan?"

Maida merasa terdapat banyak makna di balik perkataan dr.Nahla,tapi ia berusaha menanggapinya secara positif.

"Cinta bisa tumbuh seiring waktu dr.Nahla,seperti kami berdua." Senyum dr.Irfan sambil menggenggam jari Maida.

"Itu karena belum ada penghianatan di antara kalian berdua."

"Bukannya belum dr.Nahla,In Syaa Allah kami berdua akan selalu setia dan percaya sehingga tidak akan ada penghianatan di antara kami,terlebih saya menikahi Maida untuk membahagiakannya,bukan untuk menghianatinya." Tepis dr.Irfan.

"Saya rasa pesawat kita akan segera terbang dr.Irfan jadi sampaikan selamat tinggal untuk istrimu."

"Bukan selamat tinggal,tapi sampai jumpa kembali,Maida aku pergi untuk kembali,aku pergi karena tugas dan aku akan kembali karena cinta,Maida aku mencintaimu,selama aku pergi tetaplah jaga dirimu untukku." Pamit dr.Irfan.

Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang