17.Duka atau Bahagia?

4.2K 255 7
                                    

"Ma,Sania sudah cantik belum?" Tanya Sania kepada mamanya.

"Anak mama adalah wanita paling cantik." Ucap tante Firda sambil memegang dagu Sania.

Sania memang gadis yang cantik,matanya sipit dan senyumnya manis,dengan balutan kebaya,jilbab putih dan make up natural,serta tambahan bunga melati yang harum mewangi di tambah lagi mahkota yang sangat indah menghiasi kepalanya laksana seorang ratu. Bagaimana tidak,hari ini adalah hari spesial untuknya,ia akan menjadi istri seorang dokter tampan Irfan Hafiz Jaffan,begitu menakjubkan keajaiban Allah yang di terima olehnya.

Cekrek!

Sania mempotret dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sania mempotret dirinya sendiri.

"Kak Aliya,ini Sania kirimkan ke HP kakak ya,nanti kalau kak Maida sudah bisa melihat,tolong beri tahu kak Maida,bagaimana wajah Aliya saat mau menikah."

Aliya hanya memejamkan matanya seulas senyum kecil yang tertutup cadar itu hadir di bibirnya.

•••

Sembari menuju ruang operasi yang diiringi beberapa perawat dan Dr.Akram. Dari arah jauh Dr.Irfan menatap sendu ke arah wanita itu,entah apa yang di rasakannya saat ini,perasaan marah,kesal,sedih,dan haru menjadi satu,melihat wanita yang di cintainya terbaring lemah dan berjuang untuk kesembuhannya. Ia mendongakkan pandangannya karena tak sanggup jika air matanya menetes.

"Ehm..Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Ente nggak hadir di pernikahan ane Kram?"

"Maaf Fan,ane ada pasien,ente nikah di rumah sakit ini kan,ntar kalo semua operasinya udah selesai ane dateng kok."

"Ya udah nggak papa kalo gitu,emm dr.Maida,lekas membaik."

"Terima kasih dr.Irfan."

Dr.Irfan menarik nafas panjang dan memejamkan mata,kata-kata yang menyakitkan pun keluar untuk wanita yang dicintainya.

"Doa kan saya dan Sania agar bisa membangun sebuah keluarga dan saya harap anda bisa datang ke pernikahan."

Maida memejamkan matanya,gelap tetap gelap,warna hitam yang diiringi derasan air mata menghujani pipinya.

"Maida,La Tahzan." Ucap Dr.Akram.

"Dr.Maida ku mohon jangan menangis,saya pernah bilang saya tidak menyukai air mata anda,dulu dan sekarang tidak ada bedanya,anda akan melakukan operasi mata,saya tidak tau apa penyebab kebutaan anda,tapi saya harap operasi itu berjalan dengan lancar dan semoga setelah ini anda menemukan seseorang yang lebih baik dari saya,Dr.Maida saya izin pergi,pergi untuk menikahi seorang wanita dan pergi dari kehidupan anda,Dr.Maida selamat tinggal."

Dr.Irfan melangkahkan kakinya menjauhi Maida.

"Tunggu Dr.Irfan!" Suara Maida menghentikan langkah kakinya.

Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang