"Dokter Maida Khairun Nisa,kami merasa bangga dengan kinerja anda,kami harap anda bisa bergabung dengan rumah sakit Internasional kami."
"Rumah sakit Internasional?"
"Iya dr.Maida,kami akan merasa sangat bangga kalau anda bisa berpindah tugas ke Singapore,tempat anda pernah bertugas beberapa bulan yang lalu."
"Nanti akan saya pikirkan lagi pak,sebelumnya terima kasih atas tawaran anda."
"Dokter Maida tolong pikirkan baik-baik,suatu kehormatan bagi kami kalau anda mau bergabung."
"Iya pak."
"Kalau begitu kami permisi dulu,sampai jumpa."
"Sampai jumpa kembali."
Maida menatap kepergian dua orang itu,lalu ia berfikir,bukankah suatu karier yang besar kalau di bisa bergabung dengan rumah sakit Internasional itu,cita-cita sebagai dokter yang besar akan segera terwujud.
Tapi seolah ekspresinya berubah ketika terlintas wajah suaminya,dia sekarang bukanlah wanita sebebas dulu,dia punya tanggung jawab sebagai istri,apalagi saat ini dr.Irfan sangat ingin memiliki anak.
Bagai buah simalakama,itulah yang saat ini Maida rasakan.
"Dr.Maida,boleh saya masuk?" Pintu ruangannya kembali terbuka dan menampakkan sosok pria yang tak asing baginya.
"Silahkan,silahkan duduk dr.Johan."
"Saya sudah tau maksud kedatangan dr.Alex dan rekannnya kemari,kalau boleh saya sarankan,anda ambil saja terlebih usia anda masih muda,anda harus mengejar karier anda."
"Tapi dok,saya ini bukan wanita lajang lagi,saya sudah bersuami,saya memiliki tanggung jawab terhadap keluarga."
"Apa kamu tidak ingin menjadi seorang dokter yang namanya besar Maida?"
"Saya ingin,tapi saya tidak mau mengambil langkah yang salah."
"Maida terimalah tawaran itu,gapai cita-citamu."
Maida di buat bingung dengan saran dr.Johan.
"Maida,ayo makan siang." Pintu itu kembali terbuka dan menampakkan sosok pria yang berstatus sebagai suaminya.
Dr.Irfan terlihat tidak suka saat mendapati seorang lelaki berada di ruang kerja istrinya,apalagi hanya berdua,ekspresinya seakan berubah.
"Maida aku makan siang duluan." Pintu itu di tutupnya lalu dr.Irfan beranjak pergi.
"Maaf dr.Johan,saya harus menyusul suami saya."
Suami saya?
Maida,tidak taukah betapa aku masih mencintaimu,betapa aku masih mengharapkanmu menjadi pendampingku,walau kini kamu tidak lagi sendiri?Maida mencari keberadaan dr.Irfan,ia menoleh ke kanan dan ke kiri,mencari ke setiap sudut rumah sakit.
Kantin rumah sakit,akhirnya dia menemukan suaminya sedang duduk bersama dr.Akram untuk menikmati makan siang,ia melihat suaminya tidak memakan bekal yang ia bawakan.
"Mas,bekalnya kok nggak di makan?"
"Bekalnya ada di ruang kerjaku,kamu ambil dan makanlah."
Maida tau,ada rasa tidak suka pada suaminya saat melihat dia sedang bersama pria lain,terlebih suaminya tau kalau dr.Johan memiliki perasaan padanya.
"Maida,aku sudah selesai makan,kalau kamu mau makan siang,makanlah dulu,setelah itu kita pulang,aku tunggu di mobil,Akram ane duluan Kram,Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam.".
Tanpa berfikir panjang Maida segera mengambil barang-barang di ruang kerjanya,lalu mengambil barang suaminya dan menyusul ke mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
Fiksi Umum[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...