12.Menggenggam Harapan

3.4K 251 5
                                    

"Hello,Dr.Akram,apa kabar?"

"Hai,Dr.Alex,Alhamdulillah sehat."

"Sepertinya anda sangat sibuk dokter,sehingga tidak punya waktu kalau tidak dipaksa kesini."

"Jangan menyindirku seperti itu Dr.Alex,saya pun tidak punya waktu untuk keluarga."

"Family is number one."

"Anda benar,tapi prioritaskan segala sesuatu sesuai porsinya."

"Anda terlalu pandai Dr.Akram."

"Alhamdulillah,bukan pandai tapi akal sehat adalah pusat suatu pemikiran."

"Oh iya Dr.Akram,kalau boleh saya tanya,apa anda punya pendonor mata?"

"Haha,Dr.Alex apa anda halusinasi,sangat sulit mencari pendonor mata kenapa anda menanyakan stock kepada saya,bahkan jika di iming-imingi dengan sejumlah uang,belum tentu seseorang mau mendonorkan matanya,apa pasienmu ada yang membutuhkannya?"

"Dr.Akram,saya mohon jaga rahasia ini,saya akan cerita tapi apakah anda bisa berjanji."

"Dr.Alex jangan meminta janji apapun padaku,kalau anda percaya saya amanah anda bisa menceritakannya,kalau anda tidak percaya anda simpan saja rahasia anda."

"Dr.Akram taukah anda kalau saya sangat mempercayai anda,saya kenal betul dengan anda,saya ingin mengatakan sesuatu tentang pasien saya,saya berharap anda bisa menemukan solusi pemecahan masalahnya,karna ini bukan hanya masalah penyakit tapi juga seputar kedokteran." Wajah Dr.Alex berubah menjadi serius

"Duduk dan ceritakanlah,kalau menurut anda saya bisa membantu."
Ucap Dr.Akram yang masih santai.

"Dokter magang pertukaran Indonesia-Singapore,mengalami tindak kiminal yang menyebabkan kedua matanya mengalami kebutaan,dia dokter magang dari negara untuk negara,aku tidak mau sampai..."

"Cukup,saya tau maksud anda."

"Dia tersiram minuman keras tepat pada matanya."

Mata Dr.Akram yang semula terlihat masih santai,kini melotot menajam ke arah Dr.Alex.

"Bagaimana bisa? Apa tidak ada pengamanan disini?"

"Semua terjadi begitu cepat Dr.Akram,aku tidak mengerti bagaimana harus menyelesaikan masalah ini sebelum kepulangannya 3 bulan lagi ke Indonesia."

"Bagaimana respon pihak keluarga?"

"Dr.Akram aku tidak tau,yang aku tau wanita itu sekarang masih syok dan belum bisa menerima kenyataan."

Akram berfikir keras untuk menyelesaikan permasalahan Dr.Alex,ia tidak tau mau berbuat apa ini bukan hanya menyangkut pasien dan dunia kedokteran,tapi ini juga menyangkut kerjasama antara dua negera.

"Dr.Alex saya permisi keluar dulu."

•••

"Bismillahirahmanirrahim,Sania Az-Zahra,saya Irfan Hafiz Jaffan datang kerumahmu membawa keluarga dengan niat yang baik,saya berkeputusan untuk menyempurnakan separuh agama saya dengan seorang wanita,Sania Az-Zahra,maukah engkau menjadi wanita itu."

Cekungan bulan sabit dan rona merah merekah pada wajah gadis cantik itu.

Dengan menunduk malu,satu kalimat keluar dari bibir gadis itu.

"Bismillahirahmanirrahim,saya mau."

"Alhamdulillah." Ucap kompak kedua keluarga yang menyaksikan khitbah Dr.Irfan untuk Sania,tapi tidak dengan Dr.Irfan,kebingungan demi kebingungan terus tumbuh di dalam hatinya,berbagai macam pertanyaan seolah menghujani dirinya.

Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang