Tak mau larut dalam kesedihan,aku mencari kesibukan dengan membereskan rak buku di kamarku,sudah lama aku tidak membereskannya karna jadwalku yang begitu padat,dan terlebih aku tidak mau seseorang menyentuh buku-buku itu selain diriku.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum nak Maida."
"Waalaikumussalam bik Asih,masuk saja."
Bik Asih adalah assisten rumahku,dia seorang janda dan tidak punya tempat tinggal,aku bertemu dengannya saat di Rumah Sakit,saat itu suaminya meninggal dan bik Asih tidak punya anak,dia mengangkat seorang anak perempuan bernama Ulfi yang usianya 2 tahun lebih muda dariku,aku membawa mereka ke rumahku karna aku tinggal sendirian,Umi dan Abi tinggal di luar kota,aku rasa dengan kehadiran mereka aku tidak akan merasa kesepian.
"Nak,ada tamu."
"Siapa bik? Ambar?"
"Bukan Nak,tapi seorang pria."
"Pria?" Aku menebak-nebak siapa tamuku,pasalnya teman pria ku hanya sedikit dan tidak ada yang pernah datang ke rumah,kecuali Dr.Nizam,aku membuyarkan pikiranku ahh rasanya itu tidak mungkin.
"Itu sudah ada di bawah,bibi suruh duduk di ruang tamu."
"Apa Dr.Nizam?"
"Bukan nak,bibi juga gak tau namanya."
"Ya udah bik,Maida temui tamunya dulu,bik Asih lanjutkan aja kerjaannya."
"Iya nak,bibik ke bawah dulu ya."
"Iya bik."
Aku akhirnya turun menemui tamu yang di ceritakan bik Asih.
"Dr.Irfan?" Aku heran kenapa dia bisa sampai rumahku,ada kepentingan apa sampai dia harus datang menemuiku di rumah.
"Maaf Maida aku tidak memberitahumu dulu kalau mau kesini."
"Iya dok tidak papa,oh iya dokter ada perlu apa sampai datang ke rumah?"
"Ehmm..tidak ada,hanya ingin berkunjung saja."
"Hah?" Aku heran dengan jawabannya,karna dia adalah tipekal orang yang tidak suka buang-buang waktu untuk hal sepele.
"Saya beli rumah dekat sini,karna saya kan baru di pindah tugaskan disini,daripada bolak-balik kan,baru 3 hari saya pindah kerumah itu,masih berantakan,saya pusing Maida,jadi ya sudah saya tinggal saja."
Aku menahan tawa saat mendengar perkataannya.
"Kok Dr.Irfan bisa tau rumah saya?"
"Kan saya sudah bilang Maida,kalau saya beli rumah dekat sini,baru pindah 3 hari yang lalu,rumah saya itu nglewatin rumah kamu,gimana saya nggak tau."
Aku sebenarnya ingin tertawa mendengar jawabannya yang tidak singkron dengan pertanyaanku.
"Kamu enggak ada kegiatan hari ini?"
"Emm,gak ada dok,free."
"Ikut saya yuk!" Ajaknya.
"Kemana dok?"
"Cari kegiatan."
Aku memikirkan ajakannya,tidak seperti biasanya dia seperti ini,aku memutar bola mataku mencari jawaban untuk ajakan Dr.Irfan.
"Udah enggak usah kebanyakan mikir,mau enggak?"
"Emm,boleh deh dok,saya ganti baju dulu ya."
"Gak usah,kelamaan ayo cepet ke mobil keburu saya berubah pikiran."
Aku memutar bola mataku,aku heran dia mengajakku tapi seperti memaksa.
"Pamitan dulu sama bik Asih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Yang (belum) Hilang [✔]
Ficción General[follow sebelum baca] Kisah cinta tulus Maida Khairun Nisa kepada seorang pria yang membuatnya justru mendapat perlakuan tidak baik dari pria yang di cintainya,serta kehadiran orang lain dari masa lalunya yang akan merubah takdirnya. Saat dua cinta...