[20]

3.8K 436 13
                                    

Sesampainya mereka di rumah, Jaehyun terus menagih pada Nara agar menceritakan semua yang telah dilakukannya dibelakang Jaehyun.

"Ra, please. Ini demi kebaikan keluarga kita. Ngerti perasaan aku gak sih?"
"Aku tertekan Jaehyun! Gak bisa aku gitu aja cerita ke kamu, tanpa aku siap dan gak mikir gimana kamu nantinya." Kata Nara dengan airmata menetes.

"Berapa kali aku harus bilang, kalo aku siap nerima semuanya. Apapun yang udah kamu lakuin dibelakang aku." Jaehyun semakin frustasi.


Sebenarnya hati kecil dia belum siap menerima apapun kejujuran Nara nantinya. Tapi demi mempertahankan, Jaehyun rela dan siap mengetahui semuanya.

Nara menggelengkan kepalanya, gak habis pikir sama dirinya sendiri. Udah mengecewakan orang banyak termasuk Jaehyun dan kedua anaknya. Merasa jadi wanita paling bodoh di dunia ini.

Tangisnya pecah dihadapan Jaehyun, berulang kali meminta maaf yang Jaehyun gak tau kenapa Nara meminta maaf.
"Sayang... please jangan kaya gini aku gak bisa." Ucap Jaehyun dengan suara paraunya sambil menangkup wajah Nara.

Mata Nara sama sekali gak menatap Jaehyun. Rasanya hancur ketika ia menatap Jaehyun yang selalu sabar, menerima dia apapun keadaannya dan ia balas dengan pengkhianatan.

"Maafin aku Jaehyun, maafin aku." Ucap Nara sambil menangis.

"Ra... sshhhhh."
Jaehyun begitu erat memeluk Nara, entah gimana rasanya nanti jika ia benar-benar harus meninggalkan Nara demi menuruti keinginan istrinya itu.

"Aku nunggu kamu, sampe kamu siap bilang semuanya sama aku. Apapun itu, aku terima." Jaehyun terus mengulang-ngulang kalimat itu demi meyakinkan Nara jika dirinya baik-baik saja.

Mengecup Nara dari dahi sampai bibirnya, seolah memberi kekuatan pada Nara.

"Jangan nangis lagi, Bunanya Kyeona jelek kalo nangis." Kata Jaehyun dengan sedikit meledek Nara, mencoba mencairkan suasana.

Nara mengangguk, menghapus airmatanya. Jujur saja, hatinya pun sakit merasakan keadaan seperti ini.
Tapi siapa yang mau disalahkan jika sudah terlanjur dilakukan, nasi sudah menjadi bubur. Pikirnya sekarang tinggal menebus kesalahan dan membuat Jaehyun dan kedua anaknya bahagia dengan orang yang benar-benar bisa membahagiakannya.

"Aku gak mau anak-anak sampe tau tentang ini, bahkan Mama pun." Kata Nara.

Jaehyun mengerti keinginan Nara, ia berjanji menutupi semua dari orang-orang sekitarnya.

"Tenang ya, aku selalu ada disamping kamu. Jangan takut." Ucap Jaehyun sambil menenangkan Nara.
"Semarah apapun, aku gak akan ninggalin kamu." Batinnya.

"Aku mau liat anak-anak dulu, kasian seharian ditinggal." Kata Nara yang berjalan ke kamar anak-anaknya.



Nara melihat Kyeona yang belum tidur.
"Loh kenapa belum bobo? Udah malem sayang."
"Kakak tadi ngedenger Buna nangis di kamar, Buna kenapa? Papa jahat ya sama Buna?"
"Kak, mana ada Papa jahat sama Buna. Papa aja gak pernah marah sama Buna apalagi jahatin Buna." Nara membela Jaehyun.

"Jangan bilang kaya gitu lagi ya, itu gak baik."
"Sekarang bobo ya, Buna temenin." Kata Nara sambil memeluk putrinya itu.




Setelah selesai bersih-bersih dan mandi, Jaehyun menyusul Nara ke kamar anaknya.
"Sayaaaang." Teriak Jaehyun sambil berjalan ke kamar anaknya.

"Kenapa tidur disini?" Tanya Jaehyun yang melihat Nara tidur diranjang Kyeona.

"Sebentar aja, aku temenin dia dulu sampe nyenyak. Tadi aku kesini dia belum tidur." Jawab Nara dengan pelan.

Jaehyun nungguin Kyeona sampai nyenyak, karna mau ke kamar bareng Nara.

"Duluan aja sayang, jangan nunggu aku." Kata Nara, karna melihat Jaehyun yang udah ngantuk berat.

"Tidur disini aja ya, kamu sama Kyeona aku sama Raska."
"Gak kuat ngantuk banget."

Dan akhirnya sama-sama tidur di kamar anak.



Pagi ini Nara bangun lebih dulu dari Jaehyun, ia membangunkan anak-anaknya karna harus sekolah.

"Mandi sana. Buna masak buat sarapan dulu." Perintah Nara pada kedua anaknya.

"Yang... Kamu kerja kan? Udah sering bolos." Tanya Nara pada Jaehyun sebelum meninggalkan kamar.

"Gimana nanti hehe..." Jawab Jaehyun singkat dan langsung tidur lagi.

"Ngigo apa gimana sih ini." Kata Nara sambil berjalan ke dapur.





"Kak bangunin Papa sana, suruh sarapan sekarang." Perintah Nara ke Kyeona.
"Eh tapi gak usah biar sama Buna aja, Papa kalian kan susah bangunnya."
"Makan sendiri ya, Buna ke kamar dulu."

Nara mengoyangkan tubuh Jaehyun, suaminya emang susah banget dibangunin.

"Yaaaaaang, bangun dong udah siang ini. Anak-anaknya udah rapi Papanya masih tidur." Kata Nara.

"Kamu juga suka gini kan, anaknya udah mau pergi sekolah Bunanya masih dikasur aja." Balas Jaehyun.

Ngeliat Nara kesal, Jaehyun malah narik Nara buat tidur disampingnya.
"Astagaa ngapain coba ini malah ngajak tidur lagi." Ucap Nara kesal.

"Aku mau ngomong sayang, bisa diem dulu gak? Ngomel terus."

Nara langsung diem waktu Jaehyun ngomong gitu.

Jaehyun malah ngeliatin Nara terus, dan itu jadi bikin Nara salah tingkah.

"Cepetan ih, mau ngomong apaan sih."

"Aku kok kepikiran terus ya, kemarin kamu mau bilang apa sama aku."
"Kalo ngeliat kamu ngomong bawaannya aku jadi degdegan terus, soalnya takut kamu udah siap buat bilang semuanya." Kata Jaehyun jujur.

"Tuhkan, makanya aku tuh gak mau bilang karna kaya gini. Aku udah jahat banget sama kamu sama anak-anak Jaehyun."

"Ya tapi gak apa-apa sih, siap gak siap aku harus siap. Aku selalu nerima kamu apapun keadaannya." Ucap Jaehyun lembut dan langsung mengecup bibir Nara.

"Kebiasaan." Nara berdecak kesal karna Jaehyun selalu curi-curi kesempatan buat ngecup.

"Mandi sana yang, kerja kamu tuh. Bolos mulu mentang-mentang boss."

"Ngomel terus Ya Tuhan, gak cape apa kamu yang."



Cupppp...

Sekarang giliran Nara yang mengecup bibir Jaehyun, dan langsung pergi ke dapur ninggalin Jaehyun.

Jaehyun tersenyum tipis, melihat sikap Nara yang seperti ini. Gak ada yang berubah, meskipun ada hal yang disembunyikan. Perasaan Nara pada Jaehyun tetap sama.

All With You ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang