[26]

3K 389 34
                                    

Sikap Jaehyun jadi berubah pada Nara, ia lebih memilih pergi ke kantor sebelum Nara dan kedua anaknya bangun. Setiap Nara menyambutnya pulang, Jaehyun tidak pernah menanggapinya. Ini membuat dada Nara begitu sesak, meskipun menyadari semua atas kesalahannya tapi ia berharap Jaehyun tidak seperti ini. Ditambah lagi ia harus meminta maaf pada Yuna yang sudah ia korbankan karena keegoisannya.



Pagi ini Nara bangun, berniat memasak untuk bekal Jaehyun. Tapi saat keluar kamar, Nara tidak melihat Jaehyun di luar.
"Mbak, Jaehyun kemana?"

"Bapak udah pergi Bu, pagi banget tadi perginya." Jawab Mbak Lana.

Nara menghela nafasnya kasar, ia langsung membangunkan kedua anaknya untuk sekolah.



"Papa kemana Bun kok udah gak ada?" Tanya Kyeona yang lebih dulu berjalan keluar kamar.
"Papa udah pergi sayang, tadi katanya harus pagi banget ke kantornya." Jawab Nara bohong. Matanya sedikit berkaca-kaca.
"Mandi ya, Buna masak dulu buat sarapan."




Setelah selesai menyiapkan semuanya, karna Jaehyun udah pergi lebih pagi Nara berniat mengantar bekal ke kantornya Jaehyun. Ia pikir tidak ada salahnya memulai duluan untuk memperbaiki keadaan.

Meskipun tau bakal sulit, tapi ia mencoba berusaha.


"Mbak, saya ke kantor Jaehyun dulu ya. Nganterin ini." Kata Nara ke Mbak Lana sambil menunjukkan kotak bekal yang sudah disiapkannya.
"Iya Bu, hati-hati ya."


Diam-diam Mbak Lana memperhatikan situasi rumah, melihat Jaehyun dan Nara yang tidak pernah bertegur sapa. Membuatnya sedikit bingung karena ia juga harus menutupi dari Kyeona dan Raska.











Dengan semangat, Nara berjalan memasuki lobby kantor Jaehyun. Dan disapa beberapa karyawan disana.

Tidak seperti biasanya yang langsung masuk ke ruangan, kali ini Nara mengetuk dulu pintu ruangan Jaehyun.

"Masuk." Suara Jaehyun terdengar dari balik pintu.

Saat tau Nara yang datang, raut wajah Jaehyun berubah. Ia tidak membuka suara sama sekali dan membiarkan Nara terus berdiri di dekat pintu ruangannya.

"Gak apa-apa kok, aku cuma mau nganterin ini buat kamu makan siang." Ucap Nara yang seolah mengerti kedatangannya tidak diharapkan oleh Jaehyun.

"Disimpen disini ya, jangan lupa di makan."
"Tadi bangunnya kesiangan, jadi gak keburu kebawa sama kamu. Aku pamit pulang lagi, sampai ketemu di rumah." Lanjut Nara dengan senyum tipis dan mata yang berkaca-kaca menahan sesak didadanya.

Jaehyun membiarkan Nara pergi begitu saja, walaupun hati kecilnya sakit mencoba bersikap seperti ini pada Nara.








Na, aku tunggu di cafe biasa sekarang.

Nara mengajak Yuna bertemu hari ini, ia tidak mau berlama-lama lagi untuk meminta maaf pada Yuna atas sikapnya selama ini.

"Ada apa Ra? Aku gak bisa lama-lama." Tanya Yuna dengan sikap yang berbeda pada Nara.
"Na... maafin aku ya, maafin sikap aku selama ini yang gak bisa hargain perasaan kamu. Maaf aku terlalu egois." Ucap Nara dan tanpa sadar airmatanya menetes.

"Aku hilang arah setelah tau rahim aku harus diangkat waktu itu. Kedua anakku yang belum tau apa-apa dengan polosnya mereka mau punya adik lagi."
Nara menjelaskan semua apa yang dirasakannya saat itu dan alasan kenapa ia meminta Yuna untuk menikah dengan Jaehyun. Walaupun sebenarnya Yuna menolak sebelumnya, tapi Nara berpikir Yuna orang baik pengganti dirinya nanti.

Melihat Nara menangis seperti ini, Yuna mencoba menenangkannya. Ia mengerti maksud hati Nara yang ingin suami dan kedua anaknya bahagia.

"Jaehyun berubah sama aku setelah kejadian kemarin." Ucap Nara terbata-bata karna tangisnya.

Yuna terus mengelus lembut punggung Nara, sebagai sesama wanita Yuna tau rasanya diposisi Nara saat ini.

"Aku gak bisa apa-apa selain bilang sabar Ra. Jujur aja sebenernya kemarin Jaehyun juga nuduh aku yang minta kamu buat deketin aku sama dia lagi."

Nara terkejut bukan main mendengar apa yang diucapkan Yuna, karna sikapnya Yuna pun kena imbasnya.

"Ya Tuhan... Na maafin aku." Ucap Nara frustasi.
"Udah Ra gak apa-apa, kamu tenang ya. Sekarang kamu selesain ini sama Jaehyun."

"Aku gak tau lagi harus gimana, apalagi liat sikap Jaehyun kaya sekarang. Rasanya aku putus asa kalo rumah tangga aku sama dia bakal bisa kaya dulu lagi." Ucap Nara dengan nada pelan.

Yuna mencoba mengajak Nara ke rumahnya, untuk menenangkan diri. Dan Nara menerima ajakan Yuna.







Jaehyun mengusap wajahnya frustasi, ia sangat merasa bersalah melakukan ini pada Nara. Tapi entah keputusan apa yang harus ia ambil sekarang, benar-benar berpisah dengan Nara dan menjauh dari kehidupannya atau memperbaiki keadaan. Karna masih merasa ragu, melihat sikap Nara yang tidak berubah. Ia tidak mau Kyeona dan Raska menjadi korban keegoisan orang tuanya.


"Mbak, Nara ada di rumah?" Tanya Jaehyun pada Mbak Lana, karna tidak mungkin ia langsung menghubungi Nara.
"Gak ada Pak, tadi katanya mau ke kantor Bapak."
"Dia udah pulang Mbak, udah lama dia pergi dari sini." Kata Jaehyun dengan nada frustasi, ia takut jika Nara pergi lagi dari rumah.
Jaehyun langsung menutup teleponnya sepihak.




Nara terlihat lebih diam di rumah Yuna, pikirannya kalut.
"Ra mau pulang? Aku anter ya." Tanya Yuna.
Dengan cepat Nara menggelengkan kepalanya, menolak untuk pulang ke rumahnya.

"Nanti Jaehyun cariin kamu, ini udah malem juga."
"Aku takut Na, aku gak bisa liat Jaehyun kaya gini. Gak sanggup." Jawab Nara dengan nada pelan.

Handphone Nara terus berdering, panggilan masuk dari Jaehyun yang diabaikan. Yuna mencoba menjawab panggilannya, tapi Nara melarangnya.


Dimana? Aku jemput kamu pulang. Angkat telepon dari aku.

Satu pesan masuk dari Jaehyun dan lagi-lagi Nara mengabaikannya.

"Pulang ya Ra. Kalo kamu butuh aku, rumah ini terbuka buat kamu kapan aja." Yuna mencoba membujuk Nara karna ia tidak mau keadaan rumah tangga Nara semakin berbelit.
Dan akhirnya Nara mau pulang, tanpa diantar Yuna.









"Darimana aja baru pulang jam segini?" Sambut Jaehyun yang melihat Nara berjalan memasuki kamarnya.

Tapi Nara tidak mengindahkan pertanyaan Jaehyun, ia langsung mengunci kamarnya.

"Pak, air hangat buat mandinya sudah siap." Kata Mbak Lana.

"Buang aja Mbak, saya mau disiapin sama istri saya." Kata Jaehyun dengan sedikit ketus.

Mau tidak mau Mbak Lana menuruti apa kata Jaehyun daripada ia dimarahi.




Jaehyun terus mengetuk pintu kamar agar Nara membukakan pintunya. Ia mendengar suara pecahan kaca didalam kamarnya dan langsung panik.

"Nara!!! Buka pintunya." Teriak Jaehyun.
Tapi Nara tidak menanggapinya.

"Buka Nara, please."
Teriakan Jaehyun membuat Kyeona dan Raska bangun dari tidurnya.

"Pa, Buna kenapa?" Tanya Kyeona ketakutan.
"Kakak masuk kamar lagi ya sama adek, ditemenin Mbak Lana."
"Tolong ajak anak-anak ke kamar Mbak." Perintah Jaehyun.

Karna Nara tidak juga membukakan pintunya, dengan terpaksa Jaehyun mendobrak pintunya.

Saat pintunya terbuka, Jaehyun melihat darah segar bercucuran di jari-jari Nara.

"Kamu apa-apaan sih, selalu ngelakuin kaya gini." Kata Jaehyun panik. Ia langsung mengambil kotak obat untuk mengobati luka-luka Nara. Meskipun bercucuran darah beruntung lukanya tidak parah dan masih bisa diobati Jaehyun.

Nara hanya diam, menatap Jaehyun yang sedang mengobati luka-luka di jarinya.

All With You ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang