[42]

6K 423 24
                                    

Sikap Nara berubah pada Raska karna setelah kedua anaknya dijemput Taeil, Raska malah selalu sering menanyakan tentang Taeil dan itu adalah hal yang sama sekali tidak Nara suka.

Taeil yang tidak punya hubungan apapun, bisa membuat Raska sampai luluh seperti ini. Meskipun Raska belum mengerti tapi bukan berarti Nara harus menjelaskan satu persatu masalah pada anaknya karns ia rasa belum wajar kedua anaknya mengetahui masalah orang tua.

Raut wajah Nara sangat jauh berbeda jika bertatapan dengan putranya, bahkan sesekali ia tanpa sengaja berbicara dengan nada tinggi. Mengetahui sikap Bunanya seperti ini membuat Raska menjadi murung dan tidak mau untuk berbicara langsung dengan Nara karna merasa takut.

"Kak, Adek mau sama Papa." Kata Raska dengan nada sedih.
"Bilang aja sama Buna, nanti pasti Buna bilangin ke Papa biar dijemput. Kalo Buna bolehin Kakak juga mau ikut, kitakan udah liburan sekolah." Jawab Kyeona polos yang tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Dengan cepat Raska menolak dan masuk kamar, ia lebih memilih bermain sendiri daripada harus bertatapan dengan Nara. Jika keadaan seperti ini, Raska sama persis dengan Nara. Rasa takutnya berlebih dan itu membuat dirinya tidak tenang.




Mama Nara menyuruh kedua cucunya untuk makan siang, hanya Kyeona yang bersemangat menghampiri meja makan dan Raska memilih melanjutkan mainnya di kamar.

"Adek, makan siang dulu yuk." Ajak Mama pada Raska.
Mama sedikit heran melihat sikap cucunya berubah tidak seperti biasanya.

"Kenapa sayang? Mau beli mainan?" Tanya Mama.
Tapi Raska hanya menggelengkan kepalanya.

Mama meninggalkan kamar dan menghampiri Nara yang sedang makan bersama Kyeona.
"Raska gak mau makan Ra, ajakin dulu sana." Perintah Mama.
"Nanti juga dia kesini Ma." Ucap Nara sambil melanjutkan makannya.
"Tadi Adek bilang, pengen sama Papa katanya. Mungkin Adek kangen Papa." Kata Kyeona.

"Aku susulin Raska dulu ke kamar."

Saat masuk kamar Nara melihat Raska yang berbaring dan menutupi wajahnya dengan bantal. Nara merasa tidak biasanya Raska seperti ini, kalaupun ia meminta bertemu dengan Jaehyun pasti akan langsung bicara padanya.
"Adek, kenapa nak?"

Raska tidak bersuara, ia malah semakin menutupi wajahnya. Detak jantungnya tidak karuan karna rasa takut dimarahi saat Nara menghampirinya.

"Buna gak suka ya Adek kaya gini. Bilang sama Buna kenapa?" Ucap Nara lembut.
"Kalo Adek gak mau bangun, berarti Adek gak mau ikut Buna sama Kakak ke rumah Papa hari ini."

Mendengar ucapan Nara yang terakhir, Raska langsung bangun dan beranjak dari ranjangnya.
"Beneran Bun kita ke rumah Papa?" Tanyanya semangat.

Nara mengangguk, mengiyakan pertanyaan Raska.
Perasaan Raska senang bukan main akhirnya apa yang ia inginkan untuk bertemu Jaehyun terwujud.

Setelah selesai makan siang, Nara meminta Jaehyun untuk menjemput ia dan kedua anaknya.

"Mainan Adek bawa semua ya Bun, soalnya Adek mau main sama Papa." Ucap Raska semangat.

Tapi, Nara hanya merespon biasa saja dan langsung mengambil barang-barangnya ke ruang tamu.
Raska hampir menangis merasa tidak enak diperlakukan seperti itu oleh Nara. Bagaimana pun ia masih anak kecil yang tidak bisa diperlakukan seperti itu oleh orang-orang sekitarnya apalagi kedua orang tuanya. Kalau saja Jaehyun tau pasti akan sangat marah pada Nara.



Nara dan Jaehyun memang sudah merencanakan liburan ini sejak lama. Saat anak-anaknya libur sekolah mereka bisa berkumpul. Meskipun tidak berlibur keluar kota, setidaknya mereka bisa menghabiskan waktu bersama. Sampai Jaehyun berniat meliburkan diri selama anak-anaknya liburan sekolah.

All With You ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang