[40]

3.2K 363 11
                                    

Setelah kejadian hari itu, hubungan Jaehyun dan Nara menjadi kurang baik. Nara jarang mengizinkan Jaehyun untuk bertemu kedua anaknya, hal ini membuat Jaehyun kecewa. Hanya karna salah paham semuanya berimbas pada kedua anaknya.

"Aku gak mau ya anak-anak tau kalo Papanya kurang ajar kaya gitu." Kata Nara emosi.

Ucapan Nara membuat Jaehyun tersinggung.

"Jaga ya mulut kamu, aku gak sejahat yang kamu pikirkan!"
"Jangan kaya anak kecil Ra, aku udah berusaha jelasin semuanya. Tapi kamu gak pernah mau terima penjelasan aku kan?"
"Apalagi yang harus aku terima kalo emang semuanya udah jelas?"

Nara mencoba menahan emosinya karna ia tidak mau bertengkar dengan Jaehyun dihadapan kedua anaknya.
Jaehyun memohon pada Nara untuk memberikan kesempatan dan meminta waktu bertemu dengan kedua anaknya. Ia sudah berpikiran jika Nara tidak akan pernah rujuk lagi dengannya.

"Apa kita udah gak ada kesempatan buat sama-sama lagi Ra?"
"Gak ada kesempatan buat aku punya banyak waktu sama anak-anak, iya?"
"Dan kamu udah gak butuh perlindungan aku lagi karna kamu juga udah punya yang lain hmm?"

Jaehyun melontarkan banyak pertanyaan pada Nara yang tidak bisa Nara jawab satu persatu. Nara merasa semua pertanyaan Jaehyun tidak penting baginya.

"Gak ada yang perlu aku jawab Jaehyun! Dengan kamu bersikap kaya kemarin sama Yuna itu sama aja sia-siain kesempatan kamu buat kita bisa sama-sama lagi."
"Gimana rasanya jadi Kyeona dan Raska yang tau Papanya ngelakuin hal itu sama perempuan lain? Aku emang udah bukan siapa-siapa kamu tapi, sebelum itu bukannya kamu minta kita buat rujuk? Apa kamu hargain posisi aku saat itu?" Kata Nara panjang lebar.

Entah apa yang harus Jaehyun lakukan agar Nara mau mengerti perasaannya dan juga posisinya saat melakukan hal itu dengan Yuna.

"Jangan egois Ra, please." Kata Jaehyun dengan suara paraunya.

"Kamu pernah gak ngertiin aku sebagai seorang Ibu, yang harus jaga perasaan anak-anak dan juga harus jaga perasaan aku sendiri?"
"Apa kamu pernah kepikiran gimana aku waktu takut kejadian kita dulu keulang lagi?"
"Kamu pikir perasaan aku udah berubah iya?"

Tangis Nara pecah dihadapan Jaehyun, ia tidak bisa lagi menahan sesak di dadanya selama ini.
Perasaan yang tidak bisa dibohongi, tapi disatu sisi ia harus tetap menjaga perasaan kedua anaknya karna takut mereka trauma melihat kedua orang tuanya bertengkar hanya karna hal-hal sepele.
"Aku gak bisa egois tanpa ngeliat anak-anak gimana, mungkin orang-orang pikir ketika kita rujuk anak-anak kita udah pasti seneng."
"Tapi, aku selalu mikirin gimana setelah kita rujuk. Apa keadaan kita bakal berubah? Apa kamu gak akan pernah ngelakuin lagi hal ini dibelakang aku?"
"Terlebih Yuna yang selalu ngejar kamu habis-habisan. Mungkin iya dulu aku yang mau kamu harus nikah sama dia, tapi untuk sekarang aku gak bisa terima karna keadaan hati aku udah berubah."

Perkataan Nara membuat Jaehyun terkejut, perasaan Nara yang belum berubah sama sekali setelah mereka berpisah. Bahkan mungkin menurut Jaehyun ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Kamu serius sama ucapan kamu?" Tanya Jaehyun.
"Aku gak pernah main-main soal perasaan, bahkan waktu kamu minta kita pisah aku terima karna aku gak bisa gitu aja paksain perasaan kamu."

Setelah Nara menjelaskan semuanya, Jaehyun mulai mengerti keadaan.
"Maafin aku yang gak pernah paham maksud kamu, gak pernah ngerti mau kamu." Ucap Jaehyun sambil menggenggam tangan Nara.

Nara mengangguk seolah menerima permintaan maaf Jaehyun.

"Seandainya dulu aku gak cepet ambil keputusan, mungkin kita gak akan kaya gini. Aku gak akan minta kamu balik lagi sama aku, karna kita bakal selalu sama-sama." Kata Jaehyun dengan penuh penyesalan.

"Udah gak ada guna kita nyesel, kasih aku waktu buat pikirin semuanya. Secepatnya aku kasih jawaban." Ucap Nara sambil tersenyum tipis.

"Dan mungkin sebelum aku kasih jawaban, aku minta kamu jangan dateng kesini dan hubungin aku dulu dengan alasan apapun. Karna aku mau tau gimana perasaan aku waktu kita saling berjauhan dan gak komunikasi satu sama lain."

"Kamu boleh tanya kabar anak-anak lewat Mama." Lanjutnya.

Jaehyun langsung menyetujui permintaan Nara dan ia meminta untuk bertemu kedua anaknya sebelum meninggalkan rumah orang tua Nara.

"Samperin aja ke kamar. Jangan bahas apa-apa sama mereka." Kata Nara.
"Iya sayang, bawel banget." Jawab Jaehyun lembut dan langsung menghampiri kedua anaknya di kamar.

"Apaan sih, bikin jantung orang gak sehat aja." Batin Nara.





"Pa, Adek mau tidur di rumah Papa lagi." Kata Raska yang melihat Jaehyun masuk ke kamarnya.
"Boleh, nanti liburan sama Buna sama Kakak ya."
"Tapi boleh lama kan Pa?" Lanjut Kyeona.

"Boleh sayang, nanti tinggal lama di rumah Papa sama Buna ya. Berdoa biar Buna cepet ngasih jawaban sama Papa." Kata Jaehyun sambil bercanda.

"Siap!" Jawab keduanya semangat.
"Papa pulang dulu ya, kalo ada apa-apa telepon Papa dari handphone Nenek ya. Jangan rewel sama Buna." Ucap Jaehyun sambil mengelus puncak kepala kedua anaknya.
"Dadaaaah Papa." Raska melambaikan tangannya pada Jaehyun yang pergi meninggalkan kamarnya.


"Aku pamit ya Ra, jawabannya jangan lama-lama nanti aku sakit hehe." Bisik Jaehyun dengan nada sedikit becanda.
"Iya bawel banget emang Jung Jaehyun, hati-hati kalo udah sampe kabarin aku."
"Katanya jangan hubungin kamu dulu hmm."

Wajah Nara memerah karna merasa malu diledek Jaehyun.

"Yaudah terserah." Ucap Nara ketus.
Jaehyun tersenyum tipis dan mengelus lembut puncak kepala Nara sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah orang tua Nara.




Nara menghampiri kedua anaknya yang berada di kamar. Raska menceritakan keinginannya untuk tinggal di rumah Jaehyun dan juga menceritakan jawaban Jaehyun. Mendengar cerita putra kesayangannya itu Nara hanya tersenyum tipis dan ia mengiyakan keinginan Raska untuk tinggal lagi di rumah Jaehyun.

All With You ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang