"Bun, Kakak pengen main." Kata Kyeona.
"Main kemana Kak? Ke rumah temen Kakak maksudnya?"
"Enggak, Kakak pengen jalan ke Mall gitu sama Buna sama Adek. Kaya waktu sama Papa dulu." Jawabnya.
Nara cuma ngangguk ngerti maksud permintaan anak perempuannya itu. Tapi, ia tidak bisa pergi begitu saja tanpa Jaehyun. Karna ia takut bertemu dengan orang-orang yang ia hindari di tempat ramai.
"Buna bilang Papa dulu ya Kak, siapa tau Papa bisa nemenin kita."
"Emangnya kenapa Bun harus sama Papa?"
"Buna gak bisa sendirian, kewalahan Adek kamu gak bisa diem gitu." Jawab Nara bohong.Akhirnya Kyeona nurutin apa kata Nara dan berharap Jaehyun bisa meluangkan waktunya.
Kyeona dan Raska pamit pergi sekolah dengan jemputan bis karna hari ini memang jadwal dijemput oleh pihak sekolah.
Nara mencoba menghubungi Jaehyun, tapi tidak ada jawaban. Yang akhirnya ia mencoba mengirimkan pesan singkat pada Jaehyun tentang keinginan Kyeona untuk pergi ke Mall.
Sambil menunggu jawaban dari Jaehyun, Nara seperti biasa membereskan pekerjaan rumah dan memasak untuk sarapan Mamanya.
Dengan perasaan gelisah Nara terus berharap ada jawaban dari Jaehyun, karna tidak biasanya Jaehyun lama untuk membalas pesannya apalagi ini tentang anak-anaknya. Ia mencoba menghubungi Yuta, namun hasilnya sama.
Dan akhirnya Nara memutuskan untuk ke kantor Jaehyun sebelum menjemput kedua anaknya.
"Tumben pada susah dihubungi." Batin Nara.
Setelah selesai makan, Nara berpamitan untuk pergi ke kantor Jaehyun.
"Nara ke kantor Jaehyun dulu ya Ma, Kakak tiba-tiba minta jalan ke Mall tapi harus sama Jaehyun.""Tumben? Yaudah, hati-hati dijalan." Kata Mama.
Diperjalanan ia kembali mencoba menelepon Jaehyun, namun masih tetap sama tidak ada jawaban.
"Duh kenapa sih, jangan bikin panik." Gumam Nara.Ia semakin kuat menginjak pedal gas mobilnya, agar segera sampai di kantor Jaehyun.
Dengan terburu-buru Nara langsung turun dan berjalan memasuki lobby kantor.
"Mbak, Jaehyun ada?" Tanya Nara pada resepsionis disana.
"Ada Bu, di ruangannya. Mari saya antar." Jawab resepsionis tersebut dengan sedikit gugup.Nara berjalan mengikuti resepsionis itu ke ruangan Jaehyun.
"Silahkan Bu."Tanpa menjawab apapun, Nara langsung mengetuk pintu ruangan Jaehyun.
Karna tidak juga dipersilahkan masuk, akhirnya dengan terpaksa Nara langsung membuka pintu ruangan kerja Jaehyun.
Seketika tubuhnya melemas setelah ia tau apa yang dilakukan Jaehyun di ruangannya dengan seseorang yang sangat ia kenal.
Jaehyun terkejut melihat Nara yang berada dihadapannya saat ini.
"Maaf ganggu waktu kalian, saya permisi." Dengan airmata yang bercucuran, Nara meninggalkan kantor Jaehyun.
Sekuat tenaga, Jaehyun berlari mengejar Nara sampai ke parkiran.
Iya, Nara melihat Jaehyun berciuman dengan Yuna. Mantan kekasih Jaehyun yang dulu Nara minta untuk menikah dengan Jaehyun.
"Cukup ya kamu hancurin niat baik aku sama Nara." Bentak Jaehyun pada Yuna.
"Dari dulu aku gak pernah percaya sama kamu!"Jaehyun langsung mengejar Nara ke rumah orang tuanya, ia akan berusaha menjelaskan semuanya pada Nara. Karna semua tidak seperti yang dibayangkan Nara.
Tangisnya tidak berhenti dan itu membuat Mama panik saat melihat Nara begitu saja berjalan dan memasuki kamarnya.
"Nara, kamu kenapa Nak?" Tanya Mama panik.
Tangis Nara semakin pecah, hatinya merasa terkhianati.Tidak lama Jaehyun langsung datang menghampiri Mama Nara.
"Jaehyun minta maaf Ma, ini cuma salah paham." Kata Jaehyun dengan nafas yang tidak beraturan.
"Mama gak tau kalian kenapa, tiba-tiba Nara nangis ngurung diri di kamar."
"Selesain berdua, Mama gak mau ikut campur." Kata Mama sambil meninggalkan Jaehyun di depan kamar Nara.Jaehyun terus berusaha membujuk Nara agar mau membukakan pintunya, ia khawatir Nara melakukan hal yang tidak diinginkan.
"Nara please buka pintunya, aku bisa jelasin semuanya sama kamu."
"Yuna baik sama kamu emang ada maunya." Teriak Jaehyun dari balik pintu.
"Please buka pintunya, aku mohon." Kata Jaehyun dengan suara paraunya.Akhirnya Nara menyerah, ia membukakan pintu kamarnya untuk Jaehyun.
Boleh aku masuk?" Tanya Jaehyun.
Nara tidak menjawab apapun, bahkan menatap Jaehyun pun ia tidak mau."Ra..." kata Jaehyun sambil duduk di samping Nara.
"Yuna yang mulai duluan, aku nolak juga gak bisa yang ada aku malah kasar sama dia." Jelas Jaehyun."Aku tau dulu aku minta kamu nikah sama dia, tapi gak gini caranya."
"Kenapa gak langsung bilang sama aku kalo kalian sekarang udah punya hubungan lebih?"Jaehyun terus membantah apa yang diucapkan Nara, karna ia tidak pernah merasa mempunyai hubungan lebih dengan Yuna. Bahkan bertemu dengan Yuna saja baru hari ini, sebelumnya tidak pernah ada komunikasi satu sama lain.
"Dia tiba-tiba datang ke kantor, nangis dan katanya dihamilin orang. Minta tolong sama aku dan tiba-tiba aja dia ngelakuin itu sama aku."
"Aku kaget dan gak tau harus gimana, kamu tau sendiri aku lawan kepancing emosi bisa-bisa aku kasar sama dia." Jelas Jaehyun.Nara dibuat bingung, apalagi ia belum memberikan jawaban atas permintaan Jaehyun untuk rujuk.
"Kamu tau dari pagi aku coba hubungi kamu tapi gak ada jawaban dan akhirnya aku nekat ke kantor buat apa?"
"Anak kamu minta pergi ke Mall, tapi aku gak bisa nemenin dia sendirian."Jaehyun terdiam, ia menunduk. Sangat merasa bersalah pada Nara, meskipun ia tidak pernah berniat melakukan hal ini tapi ia sadar apa yang sudah dilakukannya sangat menyakiti perasaan Nara dan kedua anaknya.
"Sekarang semuanya ada ditangan kamu, aku udah jelasin apa adanya. Aku minta maaf sama kamu dan anak-anak, ternyata selama ini aku belum bisa jadi laki-laki yang baik buat kalian."
"Tapi, aku masih nunggu jawaban terbaik dari kamu Ra." Ucap Jaehyun sambil meninggalkan Nara di kamarnya.Tangis Nara pecah, hatinya hancur. Bukan ini yang ia mau, karna ia pikir Jaehyun bermain belakang dengan Yuna.
Perasaannya tidak bisa dibohongi, hatinya masih sangat menyayangi Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
All With You ; Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] Sequel Posesif. "Gimanapun keadaanya, aku bakal selalu sama kamu dan anak-anak" - Jaehyun #1 fanfictionkpop 21/02