"Yaaaaaang bangun ih, katanya mau ke dokter." Kata Jaehyun sambil menggoyangkan badan Nara.
"Udah jam sepuluh ini, kita mau ke dokter jam berapa hmm?""Nara."
"Sayang."
"Cium nih."
"Ih kok gak bangun-bangun sih!""Jaehyun gangguin mulu, lagi enak tidur juga."
"Buka coba matanya, susah banget buka mata doang."Jaehyun menarik Nara untuk duduk, menyender di kepala ranjang.
"Pucet banget sih yang, masih lemes?"
"Semalem darahnya banyak lagi, aku takut." Jawab Nara dengan mata yang berkaca-kaca."Yaudah siap-siap dulu terus kita ke dokter ya, gak baik kalo didiemin terus."
Nara cuma ngangguk dan langsung bersiap-siap buat pergi ke dokter.
Diperjalanan Nara cuma diem ngelamun, gak buka suara sama sekali. Perasaannya gak karuan karna terus kepikiran takut ada apa-apa sama yang dia rasain sekarang.
Sesekali Jaehyun melirik Nara, ia khawatir melihat Nara yang terus melamun.Masuk ke ruang dokter perasaan Nara makin gak karuan, airmatanya menetes. Jaehyun mencoba menenangkan istrinya
"Gak apa-apa sayang, tenang ya." Nara menggenggam tangan Jaehyun erat."Kita USG dulu biar ketauan apa penyebab pendarahan terus seperti ini." Kata dokter.
Setelah selesai diperiksa, dengan pelan-pelan dokter menjelaskan semuanya pada Nara dan Jaehyun.
"Ini harus segera operasi pengangkatan, ada miom di rahimnya. Kalo tidak diangkat pendarahan seperti ini akan terus menerus." Jelas dokter.
Nara terkejut mendengar penjelasan dari dokter, tubuhnya langsung lemas. Jaehyun terus menggenggam tangan Nara, sesekali mengelusnya.
"Jadi kapan bisa dilakukan operasinya dok? Saya mau secepatnya." Pinta Jaehyun.
"Lebih cepat lebih baik. Tapi resikonya Bapak dan Ibu gak akan bisa punya keturunan lagi."
Tanpa berpikir panjang dan memikirkan resikonya, Jaehyun mengangguk mengiyakan saran dokter. Nara menggelengkan kepalanya, menolak apa yang disarankan dokter.
"Gak mau yang." Ucap Nara pelan.
"Ra, dengerin kalo didiemin terus kaya gini nanti makin parah. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa."Dengan sedikit terpaksa akhirnya Nara mengiyakan. Ia langsung dibawa ke ruang perawatan di rumah sakit untuk menunggu jadwal operasinya.
"Aku kabarin dulu Mbak Lana ya, sama Mama juga. Biar anak-anak di rumah Mama dulu."
Nara membalikan tubuhnya di ranjang membelakangi Jaehyun. Iya, Nara menangis.
Kepikiran kalo dia gak akan bisa punya anak lagi, ngerasa bukan wanita sempurna dan ngerasa gak punya apa-apa setelah nanti rahimnya diangkat.
"Nara." Jaehyun berbaring disamping Nara dan memeluknya dari belakang.
"Jangan nangis, aku gak bisa liat kamu nangis kaya gini. Aku tau ini sulit, tapi lebih sulit kalo lebih parah dan ada apa-apa sama kamu."
"Aku gak bisa bayangin seandainya ada hal-hal yang gak aku mau terjadi sama kamu.""Jae, aku bukan wanita sempurna buat kamu sekarang. Aku gak bisa lagi kasih kamu keturunan, kasih adik buat anak-anak." Ucap Nara sambil menangis sesegukan.
Jaehyun menatap Nara dengan tatapan gak sukanya.
"Coba ngomong sekali lagi, hm?" Kata Jaehyun sedikit menantang.
"Kamu udah kasih Kyeona sama Raska, jadi istri dan ibu yang baik. Aku gak suka kamu ngomong kaya gitu." Kata Jaehyun yang sedikit menahan emosinya, karna gak mau bikin Nara makin stress.
KAMU SEDANG MEMBACA
All With You ; Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] Sequel Posesif. "Gimanapun keadaanya, aku bakal selalu sama kamu dan anak-anak" - Jaehyun #1 fanfictionkpop 21/02